Setelah menolong nenek tua itu. Rega melanjutkan perjalanan menuju ke basecampnya yang disana sudah ada Andrian, Reza, Yoga dan, Beni serta teman temannya yang lain.
Rega memarkir motornya dijejeran motor teman temannya yang terparkir didepan basecamp.
"Katanya nunggu kok malah kita semua yang jamuran disini," ucap Vando teman beda sekolah Rega yang semasa SMP juga sering nongkrong disini bersama.
"Sory men, gue tadi ada urusan bentar." sahut Rega membuat alasan.
Semua mengangguk paham, Rega pun memesan es kopi yang biasa dia minum dibasecamp nya ini. Sembari menunggu minumannya jadi, Rega ngobrol dengan teman temannya termasuk Andrian, Reza, Beni dan, Yoga.
"Kata Reza lo lagi deket sama primadona sekolah, bener Ga?" Tanya Vando ke Rega, membuat Rega melirik tajam ke Reza. Jelas dia sudah menduga kalau sahabatnya itu bakal membeberkan ke semua teman temannya. Sekarang jadilah trending topik.
"Jawab lah Ga, diam aja." Sahut teman Rega yang bernama Robi yang duduk berada dipojok.
"Kalau iya kalian mau apa?" Jawab Rega sembari bertanya ke teman temannya.
"Ya kalau beneran iya, jangan lupa saat udah jadian, traktiran penuh direstoran seafood termewah dijakarta!" ucap Vando request pajak jadian ke Rega padahal temannya satu itu masih berusaha untuk mendekati gadis cantik yang sekarang sedang berusaha untuk Rega ambil hatinya.
"Tidak akan semudah itu Rega bisa jadian sama Aurel." Sahut Yoga.
"Mudah aja bagi Rega," Ucap Vando sembari menepuk bahu Rega.
"Nggak percayaan banget sih ni anak." Rega melirik ke Vando.
"Secantik apa si Aurel itu, sampai bisa buat seorang Rega jatuh hati?" Tanya Robi sembari menatap Rega yang tengah meminum es kopinya.
Rega setelah meneguk minuman segarnya dia menaruh gelas diatas meja depan tempat duduknya sekarang, Rega berfikir tidak apa jika berbagi cerita tentang cintanya ke teman temannya. Lalu semua teman Rega yang ada dibasecamp itu menyimak dengan saksama jawaban gamblang dari Rega.
"Aurel itu cantik dari seluruh banyaknya kaum hawa didunia ini, menurut gue dia ngeselin tapi tetep cantik." Jawab Rega menerangkan sedikit tentang Aurel ke teman temannya.
Kemudian dipikiran Vando terlintas, bahwa baru kali ini Rega menceritakan gadis ke semua teman temannya. Biasanya Rega hanya bercerita tentang masalah disekolahnya, rencana liburan, dan tidak pernah menyangkut tentang seorang wanita kecuali saat dia setelah diomeli mamanya dia akan cerita ke teman temannya.
"Pasti Aurel ini istimewa bagi lo," ucap Beni ke Rega
"Dibilang istimewa ya banget, karena kalian berempat terutama tau, gue paling ladenin siapa kalau lagi debat diantara anak cewek seisi sekolah yang gue gangguin." Jelas Rega.
"Seluruh anak masuk dalam daftar korban kenakalan lo Ga, terutama Aurel." sahut Reza.
"Gue curiga Rega pasti sering buat kesel Aurel agar bisa deketan, trus jadian." Ucap Robi asal.
"Deketan? berantem mulu iya!" tegas Rega menjelaskan bahwa dia malah jarang dekat dengan Aurel, dan lebih sering berantem hal kecil.
"Lah makanya itu, dari berantem bisa menumbuhkan rasa cinta yang lo rasakan sekarang." sahut Robi ke Rega.
Mereka melanjutkan obrolan di basecamp dengan membahas tentang Rega dan Aurel.
*
*
**
Hari minggu dimana hari semua anak sekolah libur dan menghabiskan waktu entah dirumah dengan rebahan atau nongkrong seperti Rega dan teman temannya tadi dibasecamp serasa angkringan sebab ada warung yang jualan disekitar tempat tongkrongan Rega tadi.
Di hari Minggu ini Aurel dan kedua sahabatnya menghabiskan waktu di mall untuk berbelanja dan makan di cafe serta keliling di tempat liburan yang ada di area terdekat, kali ini Amira membawa mobilnya untuk dia bawa bersama Aurel dan Meisha yang sudah dia parkir di depan rumah Aurel.
Meisha dan Amira sekarang didalam kamar Aurel yang tengah menunggu Aurel bersiap untuk jalan jalan dihari minggu ini.
"Ini iPad kamu kayaknya mau adek lagi deh Rel," Ucap Meisha sembari mengangkat iPad milik Aurel yang tergeletak diatas meja belajar Aurel.
"Lah, itu aja jarang aku pakai." sahut Aurel sembari mengoles lipstik tipis dibibir cantiknya.
"Pantesan lemot. Kayak kesadaran kebucinan mu," cibir Meisha sembari mengotak atik iPad milik sahabatnya itu.
"Maksud kamu?" tanya Aurel ke Meisha.
"Kamu lemot karena gak nyadar bahwa sedang suka sama Rega." jawab Meisha apa adanya, Aurel hanya memutar bola matanya malas.
Aurel kemudian mengambil tas dan handphonenya tak lupa juga dengan dompet yang ia masukkan ke dalam tasnya.
"Udah ayo berangkat, sambungin lagi kalau udah dijalan." Ucap Amira sembari memberikan kunci mobil ke Meisha.
"Aku yang bawa?" tanya Meisha ke Amira.
"Iya lah kamu, kan kuncinya aku kasih ke kamu." jawab Amira.
"Oke kalau gitu nanti aku bawa pulang gapapa kan?" tanya Meisha ke Amira.
"Gapapa, gantinya ginjal kamu aku bawa pulang juga," jawab Amira dengan senyuman deretan gigi putihnya.
Aurel menepuk jidat dengan terkekeh, langkah kakinya berjalan keluar kamarnya bersama dengan Amira dan juga Meisha.
Sebelum berangkat mereka pamit ke Hilda yang tengah membaca novel diruang tengah.
"Mama Aurel pamit jalan jalan ke mall sama makan makan di cafe biasa," pamit Aurel ke Hilda.
"Tante Amira juga izin culik Aurel bentar, nanti Amira pasti balikin kok." Ucap Amira sedikit melawak membuat Hilda tertawa.
"Satu lagi Meisha?" tanya Hilda ke Meisha apakah akan sama dengan Amira.
"Meisha mau buat Aurel supaya pulang nanti pasti bawa pacarnya tante, biar tante gak penasaran," jawab Meisha membuat Hilda menggelengkan kepala dan Aurel memberikan tatapan maut ke Meisha yang hanya dibalas cengiran tak berdosa.
"Oke mama izinin, hati hati kalian ya," ucap Hilda ke tiga gadis cantik itu.
Aurel, Meisha dan, Amira pun bergegas keluar rumah setelah berpamitan dengan Hilda. Meisha menyalakan mesin mobil, Aurel duduk disamping kirinya dan Amira duduk dikursi tengah belakang Aurel dan Amira.
Tujuan pertama mereka bertiga adalah mall besar yang ada dikota mereka, Jakarta. Dalam perjalanan mereka mengobrol dan mendengarkan musik sehingga membuat suasana lebih seru dan menyenangkan.
"Tadi kamu bilang aku bawa pulang pacar, siapa yang aku bawa? Satpam mall?!" tanya Aurel ke Meisha dengan geregetan.
"Hahaha, kalau satpam mall aku aja lah Rel, ngapain harus kamu? kan udah ada Rega. Ya kan Ra," jawab Meisha dengan santai.
"Rega lagi Rega lagi.. nggak ada yang lain apa neng?" tanya Meisha.
"Gak ada, karena hanya Rega yang berhasil bikin Aurel jantungnya berdetak dag dig dug." jawab Meisha disertai gelak tawanya.
Aurel mencari lakban didalam mobil Amira yang kali aja bawa buat nutup mulut Meisha yang menyebalkan.
"Aurel cari apa?" tanya Amira ke Aurel.
"Lakban," jawab Aurel yang masih mencari-cari.
"Buat apa?" tanya Meisha yang juga penasaran.
"Ngelakban mulut mu biar nggak ngoceh mulu." jawab Aurel sembari menunjuk mulut Meisha.
Meisha semakin tertawa keras dengan Amira juga sampai perutnya geli.
"Lah yang mulai kamu kan? aku hanya jawab apa adanya," ucap Meisha merasa dia tak salah karena yang tanya duluan Aurel. Dia hanya menjawab faktanya.
"Oke oke ini udah sampai wahai sahabatku yang cantik cantik," sahut Amira yang melihat sudah sampai ke mall.
Meisha memarkirkan mobil diarea parkir lantai 2, mereka bertiga pun masuk ke mall naik lift menuju lantai atas. Sesampainya mereka di dalam mall mata mereka bertiga berbinar tak sabar untuk memilih baju dan barang lainya.
"Beli jam tangan kali ya, ayo ke toko jam dulu yang disebelah toko tas," ucap Aurel menunjuk ke toko jam tangan yang ada didalam mall itu.
Mereka bertiga pun berjalan menuju toko jam tangan itu dan memilih mana yang cocok untuk mereka pakai.
"Yang ini bagus, aku beli yang ini." ucap Aurel mengambil jam tangan yang dia pilih, Amira yang melihat jam tangan itu seperti pernah melihat ada temannya yang juga memiliki jam seperti yang akan dibeli Aurel.
"Sama seperti milik Kaila," batin Amira.