Amira dan Meisha spontan membelalakan matanya terkejut dengan kedatangan Rega yang tiba tiba memberikan segelas jus untuk Aurel. Yaps laki laki itu adalah Rega, tadi sesudah Aurel pergi dari depan kelas Rega, Rega pun memutuskan untuk menyusul dan menyelesaikan masalah ini.
"Rega," Gumam Amira dan Meisha bersamaan terdengar jelas oleh Aurel.
Aurel menoleh ke belakang mendapat i laki laki yang tersenyum ke arahnya.
"Ngapain lo disini?" tanya Aurel berpura pura biasa aja dan bersikap seperti biasanya saat ada Rega, walaupun sejujurnya dia merasa bersalah dan gengsi untuk meminta maaf duluan.
"Gue tanya balik ke lo, ngapain lo mewek disini? Nyesel ngelabrak gue yang gak salah?" tanya balik Rega ke Aurel.
"Siapa yang nangis? gue nggak nangis," jawab Aurel berbohong.
Namun Rega tau kalau gadis cantik didepannya ini matanya merah dan hidungnya juga merah karena habis nangis, tak mau memperpanjang masalah ini Rega duduk didepan Aurel dan menatap Aurel dengan alis kirinya diangkat ke atas.
"Siapa yang nyuruh lo duduk di depan gue?" Tanya ketus Aurel ke Rega.
"Gue sendiri, gue duduk didepan lo untuk siap sedia mendengar permintaan maaf dari lo," jawab Rega.
"Permintaan maaf? salah apa gue sama lo?" Tanya Aurel yang kali ini sedikit was was.
"Tadi aja nyesel ngelabrak orang gajelas, sekarang yang lo labrak siap dengerin permintaan maaf dari Aurel Erwansyah sang terdakwa kasus pelabrakan cowok ganteng SMA Harapan Jaya." jawab Rega disertai senyuman smriknya.
Semua siswa siswi didalam kantin itu menyimak dan penonton adegan yang lebih seru dari hari hari kemarin, sementara Aurel yang merasa banyak yang memperhatikannya dan juga Rega tak mungkin kabur begitu saja,mau tak mau Aurel meminta maaf ke Rega.
"Oke fine," ucap Aurel tegas, dibalas anggukan mantap dari Rega.
Rega tak berhenti tersenyum, dia merasa menang karena akhirnya musuh bebuyutannya ini meminta maaf didepan seluruh siswa siswi yang ada dikantin saat ini.
Aurel mengulurkan tangan kanannya ke depan Rega untuk meminta maaf.
"Gue minta maaf karena kesalahan gue yang udah labrak lo tadi," ucap Aurel jelas terdengar ditelinga Rega dan termasuk semua orang yang ada dikantin itu.
Rega menerima uluran tangan Aurel, tak tau kenapa setelah Rega bersalaman tangan dengannya jantung Aurel berdetak sama kayak kemarin waktu dibonceng Rega.
"Kenapa jantung aku tambah kenceng banget?ada apa sih dengan kamu Aurel?" Batin Aurel bertanya pada dirinya sendiri.
Sementara Rega merasakan tangan gadis yang ada didepannya ini dingin sekali, padahal cuaca panas hari ini.
"Tangan lo dingin, deg deg an banget ya salaman sama cowok ganteng kayak gue?" Tanya Rega ke Aurel dengan senyuman manisnya serta berkedip sebelah mata membuat Aurel tambah salah tingkah.
Aurel melepas tangannya yang barusan bersalaman untuk minta maaf ke Rega dan langsung berdiri dari duduknya.
"PD banget sih!" Kesal Aurel ka Rega dan dia pun langsung meninggalkan kantin diikuti dengan Amira dan Meisha.
Rega yang melihat punggung gadis cantik itu mulai menjauh dari area kantin sudut bibirnya terangkat dan mengulas senyum, dalam hatinya berkata.
"Cantik."
Andrian, Yoga, Reza dan, Beni yang dari tadi juga menjadi salah satu penonton antara Rega dan Aurel, berjalan mendekat ke meja kantin yang diduduki oleh Rega. para sahabat Rega langsung duduk disamping kanan kirinya.
Yang masih bengong dan belum menyadari, kalau para sahabatnya itu sudah duduk di samping kirinya. Rega baru sadar karena ulah reza yang menepuk bahunya.
"Bengong aja lu, pasti bayangin berjabat tangan dengan Aurel," ucap Reza.
"Apaan sih lo, ya kali gue bayangin harimau betina." sahut Rega mencoba mengelak.
"Harimau betina tapi cantik." ucap Yoga yang membuat Rega memasang muka datar namun dihatinya tersenyum bahagia.
"Yang namanya harimau itu nggak ada yang cantik. Yang ada itu justru buas."
"Tapi kalau harimau nya Aurel beda lagi ya kan men," Beni menyenggol lengan Rega yang duduk di samping kanan.
Rega tersenyum tipis dan hampir tidak ada yang menyadari senyumannya.
*
*
*
Didalam kelas Aurel masih berfikir dan bertanya pada dirinya sendiri, kenapa setiap dekat apalagi berjabat tangan dengan Rega jantung nya berdetak kencang.
"Kok bisa ya?" gumam Aurel bertanya pada dirinya sendiri.
Meisha yang tadinya fokus dengan buku yang ia koreksi tiba tiba mendengar gumam an Aurel langsung menoleh ke Aurel.
"Apa yang bisa?" Tanya Meisha ke Aurel.
"Ha? enggak kok nggak ada," jawab Aurel yang terlihat jelas berbohong.
"Aurel bohong jelas, apanya yang bisa Rel?" tanya Meisha serius ke Aurel.
Aurel menggaruk kepala belakang nya yang tak gatal, dan mencoba menjawab pertanyaan sahabatnya itu dengan jujur.
"Kata kamu sendiri kalau ada apa apa cerita, gak disimpan sendiri Rel," tambah Meisha.
Aurel jadi mengingat ucapannya waktu SMP dulu bahwa kalau ada masalah apapun baik kecil maupun besar, bahagia atau sedih harus saling berbagi dan tidak ada yang ditutup tutup i.
Amira mendekat ke Aurel dan mencoba meyakinkan Aurel untuk bercerita.
"Cerita aja ada apa, kita dengerin dan kita bantu." ucap Amira.
Kemudian Aurel mencoba tenang dan bercerita tentang perasaannya ketika bersama Rega.
"Kemarin kalian ingat kan waktu Rega kekeh buat temenin aku di halte depan saat hujan badai?" tanya Aurel ke Meisha dan Aurel yang ditanggapi anggukan.
"Saat hujan udah reda aku dan Rega pulang, waktu diperjalanan kenapa jantung aku berdetak kencang banget gak kayak biasanya, dan itu saat dibonceng Rega." Jelas Aurel bercerita.
"Terus tadi di kantin waktu aku bersalaman sama Rega untuk meminta maaf jantung aku sama kayak kemarin waktu dibonceng Rega berdetak kencang banget," tambah Aurel.
Meisha kemudian menatap manik indah mata Aurel dan membuka suara.
"Kamu tau gak Rel kalau kamu sekarang sedang jatuh cinta sama seseorang?" Tanya Meisha ke Aurel, membuat Aurel bingung tak paham dengan ucapan sahabatnya ini.
"Jatuh cinta? Enggak, nggak ada yang aku suka sih," sahut Aurel yang tidak yakin dengan ucapan Meisha.
"Ini masalahnya, kamu belum paham pada diri kamu sendiri yang sebenarnya udah jatuh cinta sama seseorang laki laki," Jelas Meisha agar Aurel lebih mengerti.
"Ya kali juga aku jatuh cinta sama cewe!" ketus Aurel.
"Ih, nggak gitu maksudnya aku,"
"Terus aku jatuh cinta ke siapa?" tanya Aurel ke Meisha.
"Rega," jawab Meisha.
Aurel menggeleng tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
"Nggak mungkin Sha." Aurel sangat tidak yakin apalagi percaya kalau dirinya jatuh cinta ke laki laki yang sering mengganggunya dan selalu membuat mood nya turun.
"Ini mungkin Rel, buktinya setiap kamu deket sama Rega jantung mu berdetak kencang, ini adalah perasaan jatuh cinta yang belum kamu sadari," Meisha mencoba menjelaskan agar Aurel lebih paham.
Tetap saja Aurel tidak percaya, nyatanya dia sangat kesal dengan Rega berandal sekolah yang baru tobat beberapa jam yang lalu.
"Meisha benar, tadi kamu di kantin juga nyesel banget habis ngelabrak Rega yang gak salah, dan aku sama Meisha gak percaya awalnya. sebab sebelumnya kamu nggak pernah se menyesal ini kalau marah ataupun berantem sama Rega," ucap Amira.
Penjelasan dan ucapan kedua sahabat Aurel, membuat Aurel berfikir lagi. Namun Aurel tidak seratus persen yakin dan percaya bahwa dirinya benar jatuh cinta dengan Rega.
Bel berbunyi semua siswa yang istirahat di kantin berlarian masuk ke kelas mereka masing masing untuk mengikuti 2 mata pelajaran terakhir sebelum pulang. Termasuk Rega, Andrian, Reza, Beni, dan, Yoga.
Mereka semua mengikuti pelajaran dengan tertib tak terkecuali Rega yang baru saja tobat untuk lebih baik lagi dalam belajar.namun sifat jail nya dan suka mengganggu temannya tidak hilang dari diri seorang Rega Putra Hariwijaya.
"Lo ngapain masih muter kayak nyari barang hilang? bolpoin lo di culik siapa emang?" Tanya Beni ke Rega yang masih berjalan memutari seluruh bangku dikelas itu.
"Gak nyari barang hilang, kali aja ada uang yang jatoh dilantai," jawab Rega dengan santainya.
"Mending lo duduk diem bantu gue ngerjain ni tugas." ucap Reza yang mengacak rambutnya frustasi karena kesulitan mengerjakan tugas.
Rega kemudian mengerutkan keningnya mencerna ucapan Reza barusan dan tertawa.
"Kok malah ketawa nggak jelas sih?" Tanya kesal Reza ke Rega.
"Lo tau kalau kepintaran gue sama lo beda jauh, tugas ujian kemarin aja gue cuma dapat 7 dan lo dapat 8. Banyakan lo, Za," jawab Rega dengan jelas.
Memang benar ujian semester ganjil kemarin nilai Reza lebih tinggi dari Rega disebabkan kenakalan Rega yang sering datang terlambat, dan menyepelekan ujian. Walaupun dia kelihatan belajar padahal sama sekali tidak membaca satu kata pun dalam buku yang Rega pegang.
Sementara Reza sangat tekun walau ada beberapa soal yang membuat Reza susah menjawabnya.
"Ya mungkin sekarang lo tobat bisa bantu gue, lo udah selesai kan?" Tanya Reza ke Rega.
"Bisa gue bantu lo, tapi ada syaratnya," jawab Rega.
"Apa syaratnya?" Tanya Reza penasaran.
"Buat mobil Aurel bocor bagian depan dua duanya," jawab Rega memberi tau syaratnya untuk Reza.
"Gila lo, kalau gue di bogem ketauan bocorin roda mobil orang mau tanggung jawab?" tanya kesal Reza ke Rega.
"Ya jangan sampai ada yang tau lah," jawab Rega santai.
Reza kemudian berfikir sejenak, jika dia menolak maka tugasnya tidak akan selesai. sementara yang sudah selesai hanya Rega, Yoga yang lebih pintar dari Rega tidak memberi jawaban untuknya karena dia sudah menyontek duluan. dan kalau tidak selesai maka tugasnya akan digandakan dan akan tambah pusing nanti kepalanya.
"Oke gue terima syarat lo."
Rega tersenyum senang mendengar Reza menyetujui syaratnya.
*
*
Setelah beberapa jam kemudian bel berbunyi menandakan waktunya pulang untuk seluruh siswa siswi SMA Harapan Jaya, tak terkecuali Aurel dan kedua sahabatnya itu dan juga Rega bersama ke empat sahabatnya yang sekarang berjalan menyusuri koridor menuju tempat parkir motor.
Aurel menunggu di halte biasa tempatnya menunggu jemputan dengan Amira dan Meisha. tiga gadis cantik itu menunggu jemputan sembari memakan camilan yang dibawa Amira, seperti kemarin Rega dan para sahabatnya itu berhenti didepan halte tempat Aurel menunggu dengan Amira dan juga Meisha.
"Belum dijemput lagi?"