Terdengar suara kicauan burung yang berterbangan dengan bebas, yang terkadang terbang dari pohon satu ke pohon yang lainnya.
Angin juga bertiup dengan sejuk nya, membuat setiap helai rambut milik wanita berparas cantik itu berterbangan.
Terdapat kursi kayu panjang yang sengaja di letakkan di bawah pohon yang rindang itu. Di kursi itu di duduki oleh dua orang wanita yang memandang lurus ke depan.
"Nyonya Hana, apa kau pernah ke sini sebelumnya?" tanya Sujin.
Hana mengangguk. "Ya, aku bahkan sering ke tempat ini."
Benar, dua wanita itu adalah Hana dan Sujin. Yang telah berada di sana beberapa menit yang lalu.
"Dan aku ingin kemari karena ini...." Hana mengeluarkan alat pancing dari dalam tas yang ia bawa. Alat pancing itu dapat di lipat, dan tentunya bukan di beli dengan harga yang murah.
Sujin mengerutkan alisnya. "Pancing?" bingung Sujin.
Hana mengangguk dengan semangat. "Benar! aku ingin memancing!" seru Hana.
Yah, inilah alasan kenapa Hana kemari dan juga inilah sesuatu tempat yang ia maksud sebelumnya.
Yaitu sebuah danau kecil yang berada di depan mereka. Danau yang biasa di datangi oleh penduduk desa yang lainnya.
Sujin terkekeh. Ah... jadi ini alasan Hana mengajaknya kemari. "Nyonya Hana suka memancing?" tanya Sujin.
Hana menggeleng. "Tidak," jawab Hana.
Sujin kembali merasa bingung. Tidak suka katanya, tapi kenapa kekasih Tuan nya itu malah ingin memancing?
Beginilah sikap absurd seorang Kim Hana. Yang bahkan sering kali membuat Jun kebingungan dan merasa kalau kekasihnya itu sungguh luar biasa.
Tetapi kata Jun, itulah daya dari seorang Kim Hana, kekasihnya.
"Lalu kalau Nyonya Hana tidak suka memancing, kenapa kita kemari? Dan pancing itu milik siapa?" bingung Sujin.
Hana mengeluarkan cengiran nya. "Pancing ini milik Jun. Dan alasan kenapa kita kemari karena... aku ingin mencoba untuk memancing!" seru Hana.
Pancing itu memang milik Jun, yang ia ambil dari gudang penyimpanan. Kalau Jun beda ceritanya, pria tampan itu memang terkadang suka untuk pergi memancing.
Itu karena Jun yang sering kali ingin mencari ketenangan dan untuk menghilangkan penat nya.
Sujin tertawa. "Hahahaha... baiklah kalau begitu Nyonya Hana," ucap Sujin.
Hana berdiri dari kursi itu, ia berjalan dengan alat pancing yang telah ia bawa. Begitu pun dengan Sujin yang mengikuti Hana.
Hana menoleh. "Sujin-ah..." panggil Hana.
"Ada apa Nyonya Hana?" sahut Sujin.
Hana terlihat kebingungan. "Hmmm... selanjutnya apa yang harus ku lakukan?" tanya Hana.
Yah, ia benar-benar tidak tahu cara memancing.
Sujin terkekeh karena Hana yang sangat lucu dan terlihat kebingungan. "Nyonya Hana, apa kau bawa kail pancing nya?"
"Tunggu sebentar," Hana berjalan ke arah kursi itu. Membuka tas yang ia bawa dan mencari sesuatu.
Hana kembali berjalan ke pinggir danau dengan sesuatu yang ia bawa pada tangan kanan nya.
"Ini! aku hanya membawa ini!" ucap Hana sambil mengangkat sesuatu pada tangan nya.
Rupanya itu adalah sebuah popper yaitu umpan tiruan yang biasa di gunakan untuk memancing.
"Nah, kita gunakan ini sebagai umpan nya Nyonya Hana," ucap Sujin.
"Eoh? kita memakai ini?" Sujin mengangguk.
Hah... Hana benar-benar tidak tahu apa pun soal memancing. Yang ia tahu hanya perlu menyiapkan pancing saja.
Sujin mengambil alat pancing yang Hana bawa lalu memasangkan umpan buatan itu pada alat pancing itu.
"Nah... sekarang Nyonya Hana sudah bisa memancing," ucap Sujin menyerahkan alat pancing itu pada Hana.
"Okey! let's go!" seru Hana dengan semangat.
...
Hana dan Sujin duduk di pinggir danau itu yang air nya terlihat sangat tenang. Sudah ada sekitar sepuluh menit mereka menunggu.
Tidak, lebih tepatnya Hana yang menunggu salah satu ikan di danau itu memakan umpan nya.
Hana menopang dagunya merasa bosan, dengan bibir merah nya yang cemberut. "Hah... ini sangat membosankan..." keluh Hana.
Sujin terkekeh kecil. "Nyonya Hana, memang seperti ini lah. Kau harus bersabar..." ucap Sujin.
"Bagaimana mungkin Jun sangat suka melakukan kegiatan membosankan seperti ini," ucap Hana.
Ia tidak mengerti kenapa kekasihnya itu suka untuk memancing yang merupakan kegiatan yang sangat membosankan bagi Hana.
Bahkan Hana yang tadi penuh semangat entah hilang kemana. Di gantikan oleh Hana dengan wajah cemberut nya.
"Itu karena memancing bagi sebagian orang dapat menenangkan pikiran dan juga melatih kesabaran, Nyonya Hana," ucap Sujin.
Benar bukan dengan yang Sujin katakan. Memancing memang salah satu hobi yang perlu kesabaran ekstra.
Hana menghela nafas. "Memancing sangat tidak cocok untuk ku," keluh Hana kembali.
Sujin tertawa. Pasalnya Hana sangat lucu, tadi dia sendiri yang sangat semangat mengatakan ingin memancing. Namun sekarang dia juga yang mengeluh.
Dan mengatakan kalau memancing sangat tidak cocok untuknya.
"Hah... aku mau menyerah saja!" ucap Hana putus asa. Yah, ia memutuskan untuk menyerah.
Tapi baru saja ia akan melepaskan pancingan yang ia pegang. Tali pancing itu seperti tertarik.
PLUK
PLUK
"E-eoh... eoh! ikan itu memakan umpan nya!" seru Hana dengan heboh.
Sujin juga seketika langsung berdiri. "Oh! Nyonya Hana cepat tarik!" seru Sujin.
Hana langsung berusaha menarik tali pancing itu. Namun sepertinya ikan itu cukup kuat menarik tali pancing nya.
"Ya ampun! kenapa ikan ini kuat sekali!" seru Hana sambil terus menarik tali pancing miliknya. Kaki nya juga terus melangkah maju ke depan hingga...
"NYONYA HANA!" teriak Sujin.
BYUR
Hana tercebur ke dalam danau itu. "Aahh... Sujin-ah..." ucap Hana dengan keadaan dirinya yang basah kuyup.
Jangan tanyakan seberapa kacau penampilan Hana saat ini. Bukan nya dapat ikan, malah dirinya yang tercebur.
"Huweee... aku basah kuyup!" ucap Hana dengan dramatis.
Sujin segera mendekat ke pinggir danau itu, tangan nya terjulur. "Nyonya Hana, raih tangan ku," ucap Sujin.
Hana meraih uluran tangan Sujin, dengan perlahan Hana naik kembali ke permukaan danau itu.
Ia kemudian melihat kaki nya penuh dengan lumpur, dengan separuh badan nya yang basah kuyup. Ia lalu melihat tangan kanan nya yang masih memegang alat pancing.
"Huweee... aku mematahkan pancing nya...." seru Hana. Saat melihat pancing itu yang patah dan bengkok.
"Sekarang bagaimana... Jun pasti akan marah kepada ku," ucap Hana dengan bibir bawah nya yang maju. Seperti seorang anak kecil yang menahan tangis.
Sujin ternganga. Astaga, sepertinya hari ini bukan hari keberuntungan Hana. Kekasih Tuan nya itu sangat sial.
"T-tenang saja Nyonya Hana, Tuan Jun tidak akan marah," ucap Sujin menenangkan Hana.
Jika tahu akhirnya akan begini. Sejak awal ia tidak akan ingin untuk memancing, lihatlah apa yang terjadi sekarang.
Ia mematahkan dan merusak alat pancing milik kekasihnya.
Baru saja Hana ingin melangkah, tiba-tiba terdengar suara ringisan dari Hana. "Sstt... aww..."
Sujin dengan cepat memeriksa seluruh tubuh Hana dengan panik, dan kedua matanya langsung membulat. "Astaga Nyonya Hana, kaki mu berdarah!" kaget Sujin.