Telah terdengar suara ayam yang berkokok dari depan rumah sederhana itu. Yang menandakan untuk semua orang di desa ini untuk bangun dan memulai hari.
Seperti wanita berambut pendek itu yang telah bangun sejak satu jam yang lalu, jauh lebih cepat sebelum ayam itu berkokok.
Bahkan ia sudah terlibat rapi karena dirinya yang telah mandi. Ia duduk di meja makan dengan sepiring roti selai strawberry yang menemani nya.
Ia memakan roti itu dengan tenang, sambil menatap layar ponselnya. Yah, jangan kira mereka tinggal di desa tidak memiliki ponsel.
Tentu saja punya, mereka tinggal di desa bukan nya di hutan!
Siapa kira-kira wanita itu? Benar! itu adalah Min Sujin yang biasa di panggil Sujin. Ia sedang membalas pesan dari teman-teman nya.
Tentu ia punya cukup banyak teman, namun sebagian besar teman nya telah berada di Seoul tidak lagi tinggal di Daegu. Hanya sisa dua orang saja yang berada di desa ini.
Namun bukan berarti komunikasi mereka terputus, buktinya saat ini jari-jari Sujin sibuk mengetikkan berbagai macam balasan di grup obrolan nya itu.
Saling menanyakan kabar satu sama lain, dan menanyakan kesibukan apa yang mereka lakukan sekarang ini. Seperti pertanyaan pada umumnya.
Sujin memakan habis roti miliknya, hingga kedua matanya melihat pada jam yang tertera pada sudut kiri layar ponselnya. "Eoh, aku harus pergi," ucap Sujin.
Ia mengakhiri obrolan bersama teman nya dan segera memasukkan ponselnya di dalam tas kecil yang sudah ia kenakan.
Ia melangkah ke arah pintu rumah nya, tidak lupa mengenakan sepatu yang biasa ia gunakan.
Sujin berjalan menjauh dari rumah nya. Sesekali orang yang lewat menyapa dirinya yang tentu nya di balas oleh Sujin dengan ramah.
Ia melewati beberapa pematang sawah, dengan orang yang sedang sibuk menanam pada di sawah itu.
Hah... udara di pagi hari di desa ini memang selalu menjadi yang terbaik.
Hingga ia telah sampai di tempat tujuan nya, sudah terlihat mobil pick up yang terparkir di sana. Dengan Hana yang berdiri di samping mobil itu.
Sujin berlari kecil. "Nyonya Hana!" panggil Sujin.
Hana berbalik. "Oh, Sujin-ah!" seru Hana sambil tersenyum.
Sujin telah berada di samping Hana. "Apakah aku sudah terlambat?" tanya Sujin.
Hana menggeleng. "Tentu saja tidak. Kau bahkan datang dengan cepat," ucap Hana.
Tidak lama kemudian, terlihat Jun yang berjalan keluar dari rumah itu dengan dua kotak berwarna putih yang di bawanya.
Di susul dengan Woosik dan Lim yang juga mengangkat kotak yang sama, seperti yang Jun bawa. Mereka meletakkan nya di atas mobil pick up.
Lalu kembali berjalan masuk ke dalam untuk mengambil kotak-kotak yang lainnya.
Benar, mereka saat ini berada di rumah produksi. Dan kotak-kotak itu berisikan apel yang akan di antara kan ke Seoul.
Semua kotak-kotak apel itu telah di letakkan di atas mobil pick up. Tidak ada lagi kotak yang terlupakan ataupun tertinggal.
Semuanya berjumlah lima puluh kotak yang berisikan apel segar.
Jun berjalan ke arah kekasihnya. "I'm done honey," ucap Jun.
"Tidak ada lagi yang tersisa?" tanya Hana.
Jun menggeleng. "Semuanya sudah berada di atas mobil honey," jawab Jun. Ponsel milik Jun kemudian berbunyi.
Drrtt... drrtt... drrtt...
Jun mengeluarkan ponselnya dari dalam kantong celana nya, dan melihat siapa yang telah menghubungi nya.
Saat telah mengetahui siapa yang menghubungi nya, Jun segera menjawab panggilan itu.
"Annyeonghaseyo..." ucap Jun dengan ramah.
"Ah... Tuan Jun, bagaimana? Apakah hari ini kau akan mengantarkan apel-apel itu?" tanya pria di seberang sana.
"Tentu Tuan, aku akan mengatakannya hari ini. Kau tidak perlu khawatir," ucap Jun.
"Baiklah jika seperti itu, aku akan menunggu nya Tuan Jun," ucap pria itu.
Tutt... tutt... tutt...
Panggilan singkat itu pun berakhir. Jun kembali memasukkan ponselnya di dalam kantong celananya.
"Chagi, siapa?" tanya Hana.
"Tuan Seo, dia menanyakan apakah hari ini aku akan mengantarkan apel-apel itu honey," jawab Jun.
Yah, yang tadi telah menghubunginya adalah seorang pria yang telah menunggu kedatangan pesanan apel-apel nya dari Sugary Farm.
"Ah benar kah? Kalau begitu kau harus segera mengantarkan nya chagi," ucap Hana.
Jun mengangguk. Ia tentunya tidak ingin membuat salah satu pelanggan nya menunggu lama dan mengecewakan pelanggan nya.
"Hyung! tidak ada lagi yang tersisa!" seru Woosik yang telah menghitung ulang semua jumlah kotak-kotak apel itu.
Jun menoleh. "Baiklah, tunggu aku," ucap Jun.
Jun merangkul pinggang ramping milik Hana. "Kalau begitu aku pergi. Tunggu aku pulang honey okay?" Hana mengangguk.
"Iya, aku pasti akan menunggu mu. Memangnya aku akan kemana," ucap Hana yang membuat Jun terkekeh.
Benar juga, kekasihnya itu tidak akan kemana-mana. Hah... dirinya terlalu posesif rupanya.
Jun lalu melihat ke arah Sujin yang sedari tadi menyaksikan pasangan kekasih itu. "Sujin..." panggil Jun.
"Ah... iya Tuan Jun?" sahut Sujin.
"Tolong kau bersama Hana, aku titip dia kepada mu," ucap Jun. Yah, ia tentu akan jauh lebih tenang kalau kekasihnya ada yang menemani.
Sujin mengangguk. "Kau tidak perlu khawatir Tuan Jun. Aku pasti akan menemani Nyonya Hana," ucap Sujin.
Selama ini juga ia selalu menemani Hana, jika Jun pergi mengantarkan pesan-pesan itu. Itu karena Jun yang tidak ingin Hana ikut bersama nya.
Perjalanan dari Daegu ke Seoul cukup lama, dan Jun tidak ingin Hana kelelahan di perjalanan.
"Baiklah kalau begitu," ucap Jun. Ia memegang pipi Hana. "Honey, aku pergi annyeong..."
"Annyeong chagi..." balas Hana.
Jun pun berjalan ke mobil pick up. Tentunya dengan Woosik yang ikut bersamanya. Keduanya menggunakan seatbelt mereka.
Jun melihat ke arah kekasih nya yang tersenyum sambil melambaikan tangan nya ke jendela mobil itu. Jun pun tersenyum sebagai balasan.
Mobil pick kekasihnya itu pun berjalan meninggalkan rumah produksi itu untuk menuju ke Seoul.
Lim berjalan ke arah Hana kekasih Tuan nya. "Nyonya Hana, datang lah ke rumah ku untuk makan siang nanti bersama dengan Sujin," undang Lim.
Hana dan Sujin saling melihat satu sama lain. Kemudian Hana mengangguk. "Terima kasih paman Lim, pasti aku akan datang bersama Sujin," ucap Hana.
Yah, akan sangat tidak sopan jika Hana menolak undangan makan siang Lim yang di tawarkan kepada nya.
"Baiklah Nyonya Hana, aku akan menunggu kedatangan mu bersama Sujin," Lim pun berjalan pulang menuju ke rumah nya.
Sujin menoleh menatap Hana. "Nyonya Hana, sekarang apa yang ingin kau lakukan?"
Semuanya telah pergi, hanya tinggal mereka berdua saja di sini. Hana terlihat berpikir.
Ia menjentikkan jarinya. "Ah! aku ingin melakukan sesuatu..." jawab Hana sambil tersenyum.