Chereads / DEVILISH / Chapter 9 - ALWAYS

Chapter 9 - ALWAYS

Hana duduk di sofa yang berada di depan televisi dengan layar yang cukup lebar itu. Tidak ada yang ia lakukan, ia hanya duduk saja di sana sambil menatap keluar.

Ia telah menyiapkan makanan yang tentunya untuk dirinya dan juga Jun. Ia juga telah membersihkan rumah mereka.

Karena Jun sangat tidak suka melihat jika rumah mereka terlihat berantakan. Apalagi kamar mereka berdua sangat harum dan rapi.

Ada empat kamar di rumah ini, namun hanya satu saja yang di gunakan. Dan itulah yang menjadi kamar mereka berdua.

Hana mengambil sebuah salep yang telah ia ambil tadi dari dalam kotak obat. Ia mengoleskan salep itu pada kakinya.

Yah, kakinya terasa pegal karena seharian ini telah membantu Jun, kekasihnya.

GREB

Tiba-tiba sepasang tangan melingkari lehernya dari belakang, juga sebuah ciuman yang ia dapatkan pada ceruk leher.

"Honey, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Jun. Itu adalah Jun, memang siapa lagi.

Belum sempat Hana menjawab, Jun melihat salep yang terbuka di samping paha kekasihnya.

Jun melepaskan pelukan nya, ia yang tadinya berada di belakang sofa langsung berjalan ke depan Hana. "Honey, ada apa dengan kaki mu?" tanya Jun.

"Kau baik-baik saja honey?" tanya Jun dengan khawatir. Dapat terlihat dengan jelas raut khawatir itu pada wajah tampan kekasihnya.

Hana mengangguk. "Aku baik-baik saja chagi, hanya saja kaki ku terasa sedikit pegal," jawab Hana.

Jun menatap Hana sebentar, kemudian duduk di bawah karpet itu. Dengan perlahan Jun mengangkat kaki Hana dan meletakkan nya di atas pahanya.

Hana membulatkan matanya. "C-chagi... apa yang kau lakukan?"

Jun menatap Hana. "Tentu saja untuk mengobati kaki mu yang pegal honey," jawab Jun.

"A-aku bisa melakukan nya sendiri chagi," ucap Hana. Yah, kekasihnya itu tidak perlu melakukan ini, ia bisa melakukan nya sendiri.

"Berikan salep nya kepada ku," ucap Jun meminta salep itu dari Hana.

Hana menggeleng. "Tidak, biar aku sa--"

"Honey, berikan kepada ku," ucap Jun dengan suara yang sedikit memerintah.

Hana pun memberikan salep itu kepada Jun, kekasihnya. Ia selalu saja kalah dari Jun, jika sudah seperti ini.

Jun dengan lembut mengusap kan salep itu pada kaki Hana. Dan memijatnya dengan perlahan.

Hana yang melihat sikap perhatian Jun kepadanya tentu sangat tersentuh. Sikap Jun kepadanya tidak pernah berubah, Jun selalu bersikap lembut kepadanya.

Sekali pun Jun tidak pernah membentaknya, apalagi sampai marah besar kepadanya. Bagi Hana ia adalah wanita paling beruntung, karena mendapatkan kekasih seperti Jun.

Jun menutup salep itu setelah selesai mengoleskan nya pada kaki Hana. "Nah, done..." ucap Jun.

Ia kemudian duduk samping Hana. Hana langsung memeluk Jun dari samping, dengan kepala nya yang ia tempelkan pada dada Jun.

"Terima kasih chagi," ucap Hana.

Jun mengusap rambut Hana. "Untuk?"

"Segalanya..." ucap Hana yang mendongak menatap Jun.

Jun membalas tatapan Hana. "Ada apa ini? Tidak biasanya kekasih ku ini seperti ini..." ucap Jun.

Yah, ini yang pertama kali Hana mengatakan seperti ini kepadanya. Ia juga tidak mengerti apa maksud dari kata "segalanya" yang Hana katakan kepadanya.

Hana menduselkan kepalanya pada dada Jun, ia menghirup aroma parfum yang selalu di gunakan oleh Jun.

Aroma pinus yang sangat menenangkan. Setiap kali ia berdekatan dengan Jun, ia pasti akan mencium aroma ini yang menyeruak dari kekasihnya.

And she love it so much. Not only his soothing smell but everything about his lovers.

Hana mengeratkan pelukannya. "T-terima kasih atas semua yang kau lakukan untuk ku. Dan karena selalu bersama ku," ucap Hana.

Yah, itulah maksud dari "segalanya" yang ia katakan kepada Jun. Ia ingin mengatakan seberapa berterima kasih nya ia kepada Jun.

Yang jika ia coba untuk mengatakan nya dengan sebuah kalimat, akan sangat sulit. Karena sangat banyak yang ingin ia katakan kepada Jun, kekasihnya.

Jun tersenyum dengan lembut. Hatinya sangat tersentuh dengan perkataan Hana kepadanya. Ia dapat merasakan kehangatan pada hatinya.

Benar, Jun bukan lah pria yang dingin. Ia sangat mudah tersentuh dan memiliki hati yang sangat penyayang.

Ia bukan lah pria yang cuek yang tidak peduli kepada orang-orang di sekitarnya. Terlebih lagi jika menyangkut hal dengan kekasihnya.

Jun mengusap punggung Hana dengan lembut. "Honey, dengar... aku bersama mu karena aku sangat mencintai mu."

Hana menjauhkan wajah nya dari dada Jun yang sangat terasa hangat. Kedua manik itu saling bertemu dan menatap satu sama lain.

Terlihat dengan jelas cinta pada kedua manik itu yang saling menyelami satu sama lain. Keduanya benar-benar larut akan perasaan masing-masing.

"Kita berdua telah melewati berbagai macam kesedihan. Kita juga telah berusaha menguatkan satu sama lain, jadi aku akan selalu bersama mu Kim Hana," ucap Jun dengan bersungguh-sungguh.

Mata Hana berkaca-kaca. Ia sungguh sangat tersentuh dengan ucapan Jun kepadanya. Ia tidak bisa membayangkan akan seperti apa hidupnya jika ia tidak bertemu dengan Jun.

Mungkin ia akan terlantar entah dimana. Dan mati dalam keadaan kelaparan juga kesepian.

Hana langsung memeluk Jun dengan erat, terdengar suara isak kan dari Hana. Yah, ia meneteskan air matanya.

Jun mengusap punggung Hana, membalas pelukan Hana dengan lembut. "Kenapa kau menangis honey?"

Tidak ada jawaban, hanya suara isak kan halus saja yang terdengar dari Hana. Jun tahu bagaimana perasaan kekasihnya saat ini.

"T-tanpa mu... hiks... mungkin saat ini aku telah t-tiada... hiks..." isak Hana.

Jun mengeratkan pelukan nya. "Apa yang kau bicarakan honey? Jangan berbicara seperti itu... kau membuat ku merasa sedih," ucap Jun.

Jun perlahan melepaskan pelukan Hana darinya. Ibu jarinya mengusap air mata yang menghiasi pipi Hana dengan lembut.

Belahan jiwanya terlihat sangat rapuh di hadapan nya saat itu. Dan hal itu melukai hatinya. "Honey, berhentilah menangis hmm?" ucap Jun dengan lembut.

Jun memegang dagu Hana, mengangkat wajah cantik yang tertunduk itu. "Honey, kau sudah berjanji kepada ku untuk tidak menangis lagi bukan..."

Hana sesenggukan. "A-aku... hiks... aku mencintaimu mu..." ucap Hana.

Jun terdiam. Ia lalu menyatukan dahinya dengan Hana, kedua matanya terpejam. Kedua tangan mereka saling menggenggam tangan satu sama lain.

Tidak ada suara apapun yang terdengar di antara mereka. Hanya deru nafas masing-masing yang terdengar di antara mereka.

Perasan Hana saat ini tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata. Terlalu banyak luka yang mereka alami dan lewati bersama.

Terlalu banyak yang mereka korban kan hingga sampai ke titik di mana mereka sekarang ini.

Terlalu banyak air mata...

Jun perlahan membuka kedua matanya. Menatap dengan dalam kedua manik indah milik Hana. "Aku jauh lebih mencintai mu,"

"Dan akan selamanya seperti itu..." ucap Jun dengan tulus.