Chereads / Monárch / Chapter 51 - Chapter 50 - Igloo

Chapter 51 - Chapter 50 - Igloo

"Hmmm.… "

Vainz mengamati Satanya yang membersihkan pedangnya dari darah Lamia yang baru dia penggal.

Aku yakin aku sudah memberitahunya agar tidak ikut campur kali ini.. tapi kenapa dia tidak mendengarkan?

Apakah dia mencoba melawan? Semacam.. tidak mau diperintah atau semacamnya?…. Tunggu-tunggu… aku yakin Pernah mendengar sesuatu tentang hal ini, masa-masa remaja… masa-masa memberontak kurasa?

....errr... Bukankah dia baru saja berevolusi menjadi sebesar itu? Dan sekarang sudah remaja… mmm..

Ahh, lupakan itu..!

Vainz menghapus pemikiran itu dan beralih ke pemandangan di depannya.

Demon-Demon itu cukup bisa diatur ternyata, selain itu para Golem juga bisa bekerjasama cukup baik.

Hm! Ini bagus!

11 Golem.

Boneka yang Vainz ciptakan dengan earth magic level 7, pergerakan mereka cukup lambat, selain itu serangan mereka juga tidak terlalu kuat, namun tubuh batu mereka adalah pertahanan yang cukup bagus.

Demon akan melemahkan para Lamia dan Skeletal akan menjadi pengeksekusi, sementara Golem akan menjadi perisai berjalan untuk para Skeletal.

Aku sudah naik level dua kali, jadi aku akan memaksimalkan kematian para Lamia ini untuk Skeletal.

Selain itu Satanya juga-

-OHHHH!

Vainz segera menggunakan skill itu dan memanggil dua Skeletal Mage.

Hmm~ hmm~

Dimana si Gatekeeper?

Pertanyaan itu sekali lagi terlintas di kepala Vainz saat pertarungan di depannya terus berlanjut.

Satanya menatap kepala Lamia dibawahnya dengan perasaan yang tidak menyenangkan.

Dasar sialan!

Memiliki tuan Vainz?!

Sialan!

Satanya menyeret pedangnya dan kembali ke belakang Vainz.

"Ohhh.….!"

Vainz segera mengaktifkan skill yang baru saja naik level itu.

Saat tiga skeletal Warrior yang baru itu bergerak menjauh darinya, Vainz mengalihkan perhatiannya pada skill yang baru dia dapatkan.

Hmm~

Hmm~

Kedengarannya menarik… Skeletal Science… ha.. Professor huh..

….hm?

Eh... EHHHHHHHH?!

Wait-wait-wait…. Bukankah itu berarti aku bisa merubah tulang-tulang ini menjadi monster apapun sesukaku? …. Skeletal Warrior itu lemah, tapi bagaimana jika aku merubahnya menjadi makhluk yang kuat seperti Orc si Gatekeeper itu?

Bukankah itu berarti aku akan menjadi semakin kuat?!!

Ha-.. Ha-ha-ha!!!!

Yahuuu.… Semuanya akan menjadi semakin mudah~

….tapi seriusan, core itu apa sih?

Appraisal.

Err …ini benar-benar game kurasa?

Dan level 80..?

Vainz menggunakan appraisal dan memeriksa status tiap Skeletalnya.

Rata-rata level mereka 60 sampai 70… hmm... Itu berarti aku harus selalu memberikan tugas eksekusi untuk para Skeletal huh, tapi jika aku melakukannya… maka Level ku yang akan tertinggal… hrmmrr...

Arghh!

Simpan hal ini untuk lain kali!

Vainz menutup hasil appraisal dan mengamati sisa-sisa pertempuran di depannya.

Seekor Demon terus menerus mencabik-cabik Lamia di bawahnya.

Saat Lamia itu sudah kehilangannya keinginan untuk melawan, demon itu bangkit untuk memberikan jalan pada Skeletal Warrior.

Beberapa kali ayunan, dan pedang berkat di tangan Skeletal Warrior yang baru Vainz summon berhasil memengal satu Lamia.

"Dan itu adalah yang terakhir.."

Vainz meraih tangan Satanya dan memimpin gadis itu berjalan melewati ratusan Lamia yang mati dalam keadaan mengenaskan.

"Sekarang… ada 5 skeletal yang baru, dengan kata lain... Lemah. Dan kalian para demon... Membiarkan kembali setelah waktu pemanggilan mantra ini selesai akan sangat sia-sia… Karena itu, tetap dalam posisi kalian saat ini. Jangan bergerak apapun yang terjadi."

"Mengerti, wahai Summoner!"

Vainz tersenyum puas dengan Jawaban serentak dari dua ribu demon yang sedang berlutut di depannya.

Berikutnya Vainz memberikan perintah mental pada para Skeletal untuk memulai eksekusi dan secara bersamaan perintah kecil untuk Satanya agar ambil bagian.

Mengabaikan suara daging yang terpotong dan bau darah yang menyengat, Vainz pergi ke luar gua itu, ke tempat dimana dia mengamati pertarungan mereka sebelumnya.

Vainz mengulurkan tangannya dan bersiap merapal mantra yang dia sulit percaya ternyata ada, dan di saat bersamaan menyesal karena tidak memeriksa Earth Magic sejak awal.

"[Earth Bunker]"

Earth magic level 9.

Lingkaran magic berwarna hijau cerah perlahan terbentuk di atas tanah dimana tangan Vainz terulur.

Beberapa menit berlalu, simbol-simbol dalam lingkaran magic itu terus berputar dan perlahan menghilang di udara saat sebuah batu perlahan bergerak naik dari dalam tanah.

Igloo.

Adalah satu-satunya kata yang bisa menggambarkan bentuk bangunan di depannya saat ini.

Vainz membuka pintu kecil di depannya dan masuk ke dalam bangunan itu.

Berbeda dari tampilan luarnya yang agak kotor (mengingat bangunan ini terbuat dari tanah), di dalam bangunan itu cukup bagus, dari luar memang terlihat kecil, namun di dalamnya terasa cukup luas.

Dindingnya terbuat dari batu putih yang cerah, tidak ada noda sedikitpun di dinding bangunan itu.

Selain itu tempat istirahat yang ada di tengah-tengah ruangan itu juga cukup mengagumkan, bukan kain ataupun gumpalan kapas.

Itu adalah sebuah bunga.

Sebuah bunga biru cerah yang besar.

Karena itu adalah bunga, Vainz pikir warna yang ada di putik nya akan menempel di seluruh tubuhnya saat dia tidur di atasnya, namun dia salah.

Tidak ada warna apapun yang menempel, selain itu diatas kasur bunga itu terasa sangat nyaman dan harum, membuatnya sangat ingin menutup matanya dan tidur.

Selain itu ada sebuah kristal besar yang memancarkan cahaya hijau magis lembut di atas bunga itu, membuat suasana di dalam bangunan itu sangat sejuk dan nyaman.

"…..aku tidak bisa tidur sekaraaaaang~"

Vainz bangkit dan berjalan keluar.

Dia merapal mantra lainnya, yang satu ini hanyalah mantra level 1, namun Vainz benar-benar berharap dia memiliki Earth Magic sejak awal setelah mengetahui bahwa mantra seperti ini ada.

"[Fruit Tree]"

Sebuah pohon kecil perlahan tumbuh dari tanah di depan Vainz, pohon kering itu perlahan mulai menumbuhkan banyak daun.

Saat pohon itu sudah mencapai tinggi 90 cm, buah berwarna merah mirip seperti apel mulai bermunculan dari tiap-tiap rantingnya.

87 buah, dengan satu mantra Vainz bisa mendapatkan 87 buah segar yang siap dimakan.

"Jika aku mengetahui ini sejak awal… aku tidak akan mendapatkan title Gross Eater ini.."

Vainz tersenyum kecut saat memetik buah-buahan itu.

Berikutnya menyuruh Satanya agar berhenti dan memanggilnya untuk makan.

Hmm~

Hmm~

Aku penasaran bagaimana rasanya.

Satanya kembali dengan keadaan yang cukup buruk.

Kaki yang berlumuran lumpur, dua tangan yang berlumuran darah dan seluruh tubuhnya terlihat sangat kotor karena debu dan bercak darah.

"Err... Kemari."

Menanggapi perintahnya, Satanya berjalan mendekat dan duduk di atas batu di samping Vainz.

Vainz menunduk dan mengulurkan tangannya.

Mungkin karena menyadari apa yang akan Vainz lakukan, Satanya mulai bertingkah agak aneh dan menarik kakinya.

"T-Tidak tuan, hal-hal ******* ini bisa saya *******-"

"-Sendiri!"

Vainz menatap Satanya dengan sedikit pertanyaan di kepalanya.

Satanya saat ini bertingkah sangat aneh, dia terlihat malu-malu dan menggunakan kedua tangannya untuk menutupi wajahnya, namun dari sela-sela jarinya Vainz tahu bahwa saat ini wajahnya benar-benar merah.

Saat Vainz menyadari apa yang sedang terjadi, dia mengerutkan keningnya dan berdiri dengan gugup.

"A-Ah.. b-benar juga ya! Hm!"

Vainz merapal create water dan menguburkannya ke arah kaki Satanya. Melihat hal itu Satanya dengan wajah yang masih sangat merah mulai membersihkan kakinya.

Satu-satunya suara yang bisa terdengar di tempat itu selama beberapa menit selanjutnya hanyalah suara percikan air, seolah dunia itu sendiri ikut bungkam karena malu setelah menyaksikan peristiwa barusan.

Vainz membasahi bajunya dan menyerahkannya pada satanya.

"Mungkin ini akan membantu, bersihkan tubuhmu di dalam bangunan itu."

Vainz sadar betapa anehnya memberikan baju yang penuh dengan keringatnya pada seorang gadis untuk membersihkan diri, namun dia tidak punya pilihan lain.

Setidaknya itu lebih baik daripada celanaku kan?

Satanya menerima kain basah itu dengan kepala tertunduk, dia segera berlari dan masuk ke dalam Earth Bunker.

Meninggalkan Vainz sendirian di tempat itu.

"Fuuhhhhh…..!"

Tidak peduli dari sudut manapun kau melihatnya, gadis ini benar-benar sangat menggoda.

Maksudku… wajahnya yang merah karena malu itu benar-benar imut!!

Haaa.…

Vainz merapal create water dan membasahi wajahnya yang juga terasa sangat panas.

"Sekarang, saatnya untuk makan."

Setelah hampir 30menit.

Vainz sedang menghangatkan tubuhnya di depan api unggun yang dia buat sebelumnya.

Di sekitarnya, 14 Skeletal Warrior dan 8 Skeletal mage berlutut kearahnya dalam diam.

Demon-Demon itu tidak memberikan cukup exp huh.

Vainz menatap status 5 skeletal di depannya.

Selain itu, lama sekali…. Apa yang gadis itu lakukan?

Saat Vainz memikirkan hal itu, sudut matanya menangkap sepasang kaki kecil yang berjalan mendekat.

Hampir 30 menit! Apakah dia tertidur atau semacamnya?! …ha... kurasa itu wajar mengingat dia seorang gadis..

Vainz menghapus pemikiran itu dan mengangkat kepalanya.

Saat matanya menangkap pemandangan di depannya, Vainz membeku.

Tubuh Satanya terlihat sangat lembab, gambaran sempurna dari seseorang yang baru saja mandi.

Namun bukan itu yang membuat Vainz membeku.

Satanya tidak memakai celananya, sebaliknya dia hanya memakai baju di bagian atas dan dua sayap kelelawarnya dia gunakan untuk menutupi bagian bawahnya.

Selain itu baju yang dia pakai itu basah-

-Bukankah itu bajuku?!

Kenapa dia memakainya? Apakah dia gila? Dia gila?

"S-Saya sudah selesai!"

Kalimat gugup Satanya membawa kesadaran Vainz kembali. Vainz segera memperbaiki ekspresi dan tingkahnya.

"Duduklah."

Satanya bergerak dengan kaku dan duduk tepat di depan Vainz.

Wajahnya sangat merah seperti tomat, dia menggunakan sayap kelelawarnya sebagai penghalang dan menutup kakinya serapat mungkin agar Vainz tidak bisa melihat apapun.

Di sisi lain Vainz mulai kebingungan karena tidak tahu harus melihat ke arah mana.

Vainz menghela nafas berat dan meraih buah di depannya.

Melihat Vainz yang mulai makan, Satanya juga meraih satu buah dan mulai makan.

Mereka berdua makan dengan tenang dan sunyi.

Tanpa suara sedikitpun.

…..ini membuatku semakin gugup!

Vainz memutar otaknya sekeras mungkin, berusaha mencari topik yang bagus untuk dibahas dengan seorang gadis.

Namun.

…Yup!

Aku payah jika berbicara dengan gadis!

Ha.….

Tapi... Bagaimana dengan yang satu itu?

Vainz mengumpulkan keberaniannya sebelum membuka mulutnya.

"Bagaimana caranya agar kau bisa berevolusi menjadi succubus?"

Syukurlah suaraku tidak bergetar!

Vainz melirik Satanya.

Gadis itu sekarang terlihat sangat tidak nyaman.

Eh?

A-Apa?!

Apakah aku sudah mengatakan hal yang salah?!!!!

Apakah ak-

-hmm?

Semua hal tentang Satanya lenyap dari kepalanya.

Evolusi… huh, Satiation?

Hoooo!!

Jadi aku tidak akan mendapatkan lemak tambahan lagi?… yahh kurasa itu cukup dengan ukuran tubuhku saat ini, hm.. ini hal yang baik kan?

Kurasa juga begitu..

Saatnya fokus ke otot!

Vainz dengan mood yang baik mengunyah buah lainnya, dia mengangkat kepalanya dan menatap Satanya yang terlihat ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan sebelumnya.

"Ummm... A-Aku harus berhubungan sex-"

"-Excuse me, The fuck is that?!"