Aldi.
Satu nama untuk pesan teks selanjutnya kening xiao wei mengkerut dalam untuk apa lelaki bajingan ini mengirim nya pesan?.
Saat di cek nontifikasi yang ada dia terkejut melihat 225 panggilan tak terjawab dan itu dari orang yang sama. Aldi?.
Dia pun membuka whatapp yang aldi kirimkan serta beberapa panggilan tam terjawab dari ponselnya itu.
Aldi.
Fi, kmu di mana bi??
Kamu marah sama aku, aku minta maaf bi tolong izinin aku buat jelasin ini semua sama kamu.
Kamu angkat ya telfon dari aku?
Aku ke apart kamu ya??
Bi bukak pintu, aku di bawah sekalian bawain makanan kesukaan kamu ni?, keluar dong kita bicarain semuanya baik-baik.
Bi aku enggak mau kehilangan kamu?.
Kenapa kamu enggak ngangkat telfon dari aku bi?
Kamu ganti sandi ya? Kamu beneran mau aku pergi dari hidup kamu bi? Okey tapi setidaknya dengerin dulu penjelasan aku.
Perlahan hati xiao wei kembali menghangat melihat isi pesan itu, aldi masih sama orang yang sama akan sangat cemas serta kelabakan saat fia tak mengangkat ataupun membalas pesan dari dia apalagi tak menjawab panggilan yang dia lakukan.
Sedetik senyuman itu tergantikan dengan pandangan kosong dan dingin saat kenyataan menarik paksa khayalan dan bayang masalalu untuk menjauh dan mencoba mengingatkan pada diri sendiri tentang siapa aldi dan bangaimana cara dia memperlakukan dirinya dengan begitu perhatiannya?, memilih kayla ketimbang dirinya??
Impressive š.
"Aku butuh udara segar"
Xiao wei segera berjalan mendekat kearah lemari pakaian dan berniat menganti baju.
Mata cantik itu melihat kearah jam yang terletak di samping nakas.
01.59
Jam itu? Apa tidak salah berarti tadi saat dia terbangun dari mimpi tepat jam dua belas malam, ada yang mengatakan mitos bermimpi di jam segitu adalah kenyataan tapi entahlah dia tidak percaya akan hal seperti itu.
Pilihan nya jatuh kepada sweater rajut pajang berwarna abu serta celana santai, dia segera merapikan penampilan nya dan menata rambut lurus itu menjadi gelombang yang sangat cantik dan menutupi kepala dengan topi rajut yang senada, dia sangat cantik.
"Cause princess don't cry"
Senyuman lembut berusaha tetap tegar terukir di wajah cantik nya itu.
"Plakat giok itu" suara xiao wei berucap pelan.
"Aku bawa saja, hitung-hitung sebagai teman ku mencari udara segar" sahut xiao wei cepat memasukan kantung itu kedalam tas serta ponsel.
"Nanti aku akan pulang sebelum pagi, agar mama dan papa tidak khawatir" putusnya karena tak ingin mengganggu waktu istirahat kedua orang tuanya.
******
Baru saja dia keluar dari perkarangan komplek rumah, beberapa kali dia di sapa oleh orang asing yang ada di sekitar, tapi yang menjadi masalah nya itu bukan orang yang menyapa.
Melainkan dirinya yang tidak dapat menjawab pertanyaan dari orang-orang itu, hari yang sudah gelap wajar saja ini tengah malam, entahlah ada apa dengan pemikirannya kali ini yang mencoba melakukan ide gila apa dengan cara keluar tengah malam.
Hanya untuk mencari udara segar.
Kau benar- benar gila xiao wei, hei sadarlah ini sudah malam tak sepantas nya kau masih keluyuran tengah malam seperti ini.
"Seharusnya aku masih berfikir menggunakan akal sehat, walaupun hanya tersisa satu persen" rutuk nya kesal, mengingat tingkahnya yang tidak masuk akal ini, kini dia sedang duduk di halte buss.
Tidak tahu juga bus jurusan kemana yang akan berhenti tengah malam seperti ini, tapi sepertinya takdir berkata lain.
Deringan ponsel menghentikan niat xiao wei yang ingin kembali menyebrang jalan untuk kembali kerumah.
"Wei" jawab xiao wei cepat tanpa melihat ponsel apa yang berdering serta siapa yang menelfon.
"By" satu kalimat menghentikan segala waktu yang terjadi.
Xiao wei yang tadi terlihat tegar kini kembali kepada mood yang buruk berniat untuk menutup telfon saat menyadari ini adalah ponsel indonesianya.
"Jangan dimatikan please, tolong dengerin dulu penjelasan dari aku" cegat aldi cepat, dirinya langsung peka mengenai hal itu.
"10 menit" singkat xiao wei.
"Makasih baby fia" tanpa xiao wei lihat senyuman harapan dari aldi itu pasti terukir sangat lebar.
"Aku xiao wei bukan fia" balas nya singkat.
"Maaf" aldi segera mengucapkan kalimat itu, jangung xiao wei berdetak cepat "setidaknya jangan sampai membenci panggilan yang aku berikan untukmu fia ku" sambung aldi lagi, tak ingin goya xiao wei segera menyelah.
"Melenceng dari topik 7 menit"
"By tunggu, aku bakal jelasin semuanya, kita ketemu ya, aku ke aprt kamu tapi kamu tidak membuka pintu dan mengganti sandi" aldi segera berucap cepat takut fia mematikan sambungan telfon kalau itu sampai terjadi dia tidak dapat menjamin bagaimana agar dapat menghubungi kekasihnya itu lagi.
"Tidak bisa, jelaskan disini saja" singkat xiao wei malas mengatakan kini dia sudah berada di cina.
"Tapi by"
"Jelaskan! Atau tidak sama sekali" tegas xiao wei kini sudah mulai kesal.
"Okey baiklah" putus asa aldi akhirnya mengiyakan permintaan fia nya itu.
Selang beberapa waktu aldi menceritakan semuanya, berulang kali xiao wei membekap erat mulutnya berusaha agar tak ada isakan terdengar sedikit pun.
"By maafin aku yah, aku janji bakal menyelesaikan ini semua dan kita bisa kembali seperti dulu lagi" setelah selesai semua penjelasan dari aldi dia dengan mudahnya mengucapkan kalimat itu tanpa sedikit beban pun.
"Ka..u" suara xiao wei memanggil dengan nada bergetar dia tak sanggup untuk kembali berkata kata.
"Kamu mau kan menunggu aku, aku bakal menyelesaikan semunya sama kayla dan kembali sama kamu, kamu mau nunggu aku kan?" Suara aldi begitu memuakan membuat xiao wei geram.
"Jangan berlindung dari kata ingin melindungi aku, tentu saja aku tidak ingin mengambil bekas orang lain" balas xiao wei tajam skaligus kesal.
"Tapi fia, kamu itu milik aku punya aku, jadi kamu selamanya akan menjadi milik aku paham!" Suara aldi sudah meninggi memperjelas kepemilikannya akan diri xiao wei.
Xiao wei yang mendengar kalimat itu pun terkejut bukan main, sejak kapan aldi menjadi segila ini?.
"Setiap anak itu butuh seorang ayah aldi, tak terkecuali dari anak yang kayla kandung" xiao wei menghela nafas gusar tak habis fikir dari jalan fikiran yang aldi ikuti.
"Aku tidak perduli akan itu fia, aku ingin kamu dan yang aku cintai juga hanya kamu" balas aldi tegas dirinya tidak ingin kehilangan perempuan terbaik yang telah ia jaga untuk menjadi pendamping ia kelak, susah payah aldi mempertahankan perempuan itu sekarang dia ingin pergi.
Hanya karena masalah sepeleh ini.
"Hanya karna masalah sepeleh ini kau ingin meninggalkn aku by, aku enggak bakal biarin kamu pergi" geram aldi di seberang sana.
Xiao wei meremas kepalanya yang terasa pusing, kenapa kedua insan ini menganggap masalah sebesar ini adalah hal yang sepeleh, bukan kah di indonesia itu adalah hal yang paling tabu??.
Berbeda kalau di cina tempat ayahnya ini barulah hal itu di anggap sepeleh, dan ini??.
" terus kenapa kamu masih jajan kemana mana di? Kalau kamu memang cinta aku kamu enggak akan mungkin sampai melakukn hal segila ini" balas xiao wei yang sudah berkaca-kaca biar bagaimana pun aldi pernah menjadi satu-satunya orang yang dia tetap kan untuk menemani hari tuanya.
"By maaf, kenapa sekarang kamu enggak manggil aku dengan sebutan sayang lagi?" Suara aldi yang tadinya kesal kini langsung melembut.
"Aku tidak tahu kenapa kalian menganggap ini adalah masalah sepeleh, bagiku ini bukan lah masalah sepeleh dan aku harap ini adalah kali terakhir kita berhubungan" balas xiao wei cepat, dia yakin ini adalah keputusan terbaik mengenai hal ini.
"By aku enggak akan menyerah bi aku pasti akan mendapatkan kamu kembali" suara aldi yang masih berusaha berucap via telfon itu membuat xiao wei kesal.
Prank!!
Dia segera melempar jauh ponsel itu hingga pecah.
"Aku harap kita tidak usah saling berhubungan kembali"
Keputusan itu yang sudah dia tetepkan sebelum berencana memulai lembaran yang baru ini.
"Aku harus pulang, nanti orang dirumah pada khawatir" xiao wei pun teringat dia pergi tanpa berpamitan sebelumnya.
"Kenapa tas ini rasanya panas, aku tidak ingat membawa kompor sebelumnya" gumam xiao wei berbicara pada dirinya sendiri, saat di bukanya ternyata rasa panas itu berasal dari kantung yang berisikan plakat itu.
Kabut tebal pun segera mengelilingi di sekitar tubuhnya membuat pandangan xiao wei tertutupi, dia berjalan dengan arah yang kacau karena tak dapat melihat dengan jelas lokasi yang ada.
"Uhk.. uhuk aku tidak bisa melihat dengan jelas" oceh xiao wei yang terbatuk di karenakan kabut yang tebal itu.
'Bruk' pukulan keras yang entah berasal dari mana kini menumbangkan tubuh xiao wei hingga dia tak tersadarkan diri.
"Maaf"
"Tapi kau yang harus menyelesaikan ini semua"
"Karena kau adalah dia!"
*******
Di lain tempat.
"Aw ini sangat menyakitkan" ucap xiao wei yang merasakan punggung nya terasa sakit serta badan nya yang seakan ingin remuk, tubuhnya kini penuh dengan goresan luka.
"Kenapa aku bisa di sini, di mana ini??" Ucap xiao wei heran sekaligus takut saat menyadari bahwa dirinya kini berada di dalam hutan belantara, untung perlengkapan tas dan yang lainnya masih ada.
"Ma, pa maafin xiao wei karena terlalu bandel, anakmu ini tersesaat" ringgis xiao wei mencoba berani untuk mencari jalan keluar dari tempat asing dan menakutkan ini, dia fobia akan kegelapan dirinya pun tidak tahu bermula dari hal apa.
Tangisan deras pun mengucur dengan sangat jelas dari wajah perempuan cantik ini.
"Aaaaa...." teriaknya histeris saat gengaman tangan terasa memegang pergelangan kakinya membuat dia menjerit histeris.
"Hantu.." syoknya yang sudah ketakutan.
"Tolong selamat kan akh" suara yang sudah menyedihkan itu terdengar sangat memilukan.
"K..kau manusia?" Tanya absurd xiao wei yang kini terlihat ketakutan.
"aku yakin ibu pasti akan bersedih jika mengetahui kematianku"dengan nafas tersegal wanita itu mengenggam erat tangan seseorang di hadapannya.
Tanpa berniat menjawab pertanyaan tak masuk akal dari xiao wei dia segera mengajukan permintaan lain.
"apa maksudmu, aku tak mengerti"balas wanita satunya lagi dengan paras persis seperti nya.
Tak lain dan tak bukan adalah xiao wei, matanya memandang heran wanita di hadapan nya ini, dengan pakaian serta penampilan aneh dia tidak ingat kalau pakaian bertema kerajaan ini sedang populer sekarang.
Syuting.
Benar ini pasti sedang syuting.
Ada kamera tersembunyi!.
"wajah mu sangat mirip denganku, jadi kumohon tolong gantikan posisi ku, dan juga tang lie membutuhkan seorang ibu, anakku masih kecil belum mengerti apa apa, aku tidak ingin dia menjadi anak yang pendendam"lanjut wanita yang satunya lagi sebelum kesadarannya di rengut paksa.
Tunggu dulu.
Wanita ini bilang wajah yang mirip.
Ini tidak benar, jelas- jelas saja dia selalu bermimpi perempuan tersebut sangat cantik walaupun tak dapat di lihat jelas serta anggun bagaimana mungkin mirip dengan dia.
"Tidak kau pasti berbohong!" Sahut xiao wei tak percaya, dia pun segera melihat wajah perempuan tersebut, dan betapa syoknya dia mereka itu bagaikan duplikat, hanya saja perempuan yang sudah tak sadarkan diri itu tidak terlalu mengurus penampilannya berbeda dengan xiao wei yang mengurus tubuhnya dengan baik.
Secara ingin aldi selalu mengangguminya tapi percuma.
"Ini pasti hanya mimpi, iya hanya mimpi" masih tak ingin menerima kenyataan tak masuk akan ini, dia pun tumbang dan ikut pingsan di posisi yang sama di dekat perempuan itu