Chereads / Be A Playgirl In A Harem / Chapter 7 - 7. Jebakan selir ming

Chapter 7 - 7. Jebakan selir ming

Sebuah tangan lemah gemulai kini sedang bergelanyut mesra bertengger bak burung tak ingin lepas dari ranting sesekali suara tawa yang di buat selemah dan berusaha semenggoda.

Kaisar lin yang sendari tadi tak henti-hentinya menatap wajah selir yang sangat dia cintai itu mengikuti arah dan keinginan wanita itu, bahkan kini terlihat jelas kepala selir ming sudah berbaring di atas pangkuan kaisar lin sesekali mereka saling menyuapi satu sama lain buah anggur segar yang sudah di siapkan di atas meja.

"Aku sungguh beruntung karena memiliki kaisar di setiap langkahku" puji selir ming kini menatap tepat bola mata menggoda milik kaisar lin, lelaki yang sangat dia cintai dan dia kagumi dan hanya akan menjadi miliknya seorang!.

Harapanya begitu walaupun berbanding dengan kenyataan.

Kaisar lin yang mendengar itupun lantas tersenyum senang dan memasang wajah yang begitu bahagia, dia tak menyangka akan mendegar pujian semanis itu lagi dari mulut orang yang telah dia cintai.

"Aku lebih beruntung karena memiliki selir secantik kamu di sisiku" balas lin lebih berwarna, wajah selir ming langsung tersipu malu tapi di menit selanjutnya kaisar lin terdiam dan kaku.

Bukan karena adanya selir ming di sini melainkan mata dan pandangan nya mengkabur jelas-jelas yang berbaring manja di dalam pangkuan nya ini selir ming tetapi mengapa secara tina-tiba berubah menjadi wajah permaisuri feng yang bergelanyut serta berikap manja.

Wajah kaisar lin memerah sketika menahan rasa nafsu birahi yang memuncak sketika.

Selir ming yang melihat reaksi kaisar itu tersenyum senang dan semakin gencar mengesekan payudaranya di lengan kaisar dengan manja tanpa berniat mengetahui kebenaran sesungguhnya.

'Hum..'

Deheman singkat dari bibir kaisar mencoba menetralkan dan mengontrol nafsu nya saat menyadari bahwa yang di hadapan nya ini adalah selir ming bukan permaisurinya fengwei.

'Ada apa ini? Kenapa aku jadi memikirkan permaisuri yang licik itu' batin kaisar bertanya heran pada dirinya sendiri.

"Kenapa kaisar? Apa kau merasa sakit dan tidak enak badan?" Sahut fengwei cepat meraih wajah kaisar lin dengan lembut.

"Tidak! Aku baik baik saja" balasan tegas serta tepisan cukup jelas itu sedikit melukai selir ming dia bahkan meremas bajunya sendiri, ini pertama kalinya kaisar bersikap seperti ini padanya setelah dia berhasil merebut kasih sayang nya dari semua istri yang lain.

"Kaisar, apa aku sudah melakukan sebuah kesalahan?" Wajah selir ming kini sudah memelas menahan tangis, ini adalah senjata ampuh yang selalu dia gunakan untuk meminta belaskasihan kaisar.

Dia bahkan dengan tidak tahu malunya bersikap merendahkan diri bagaimana pun caranya agar kaisar lin selalu ada di sisinya dan tidak pernah memperhatikan yang lainnya bahkan sudah banyak para selir yang lainnya kini berada di istana pengasingan barat atau biasa terkenal dengan istana dingin.

Entah sudah sebanyak apa rencaya busuk yang di keluarkan oleh selir ming membujuk kaisar menyingkirkan satu persatu selir yang dulu sempat mendapatkan perhatian kaisar, dia bahkan dengan tidak tahu malunya lempar batu sembunyi tangan.

Semua orang yakin dan percaya bahwa itu semua perbuatan permaisuri feng, jelas-jelas saja permaisuri selama ini tak pernah memiliki kesempatan untuk berbicara dan mengutarakan semua rasa kepada kaisar lin.

'Ini saat nya menjalankan rencana selanjutnya, aku tetap harus menjadi yang pertama di kerajaan ini' desis singkat batij selir ming.

"Awww... shh" suara rintihan itu mengalihkan semua perhatian kaisar.

Wajahnya panik dan segera meraih tangan selir ming dengan mimik wajah khawatir.

"Perutku terasa sakit keram" rintihnya lagi, kaisar lin memegang kearah perut yang selir ming maksud itu.

Dia pun menuntun langkah selir ming untuk jalan perlahan menuju tempat tidur, di dalam kediaman selir ini, tak semewah dan sebagus milik permaisuri.

'Seharusnya pavilium itu adalah tempat tinggal milik ku' selir ming membatin dan menunjukan wajah jengkel sebelum dia menyeringai senang.

"Kaisar, aku tidak bermaksud untuk memojokan kakak feng tapi terakhir kali sebelum dia menghilang bersama kekasih gelapnya" ucapan dari selir ming mampu menghentikan langkah kaisar, gengaman tangan yang mengepal terlihat di kedua sisi tubuhnya tegapi ditahan.

'Tuduh saja dia sedikit, pasti tidak berani mengelak' batin ming lagi yakin 'karena selama ini aku menuduhnya dia selalu saja percaya dan tak dapat membersihkan nama nya sendiri' sambung ming lagi yakin menatap raut kaisar yang memanas.

''Lagipula kelemahan nya ada pada perhatian kaisar, dengan sedikit menunjukan perhatian kaisar padaku di hadapan dia maka sepenuhnya aku akan menang' di detuk selanjutnya bibir selir ming tersenyum lebar.

"Maksudmu?" Tubuh kaisar lin kembali berbalik.

"Aku mendengar percakapan mereka berdua, kakak feng bilang dia sudah lelah dengan sikap kaisar yang terlalu dingin padanya" wajah selir ming yang sudah mendalami peran itu terlihat berkaca-kaca sebelum terisak seakan semuanya benar.

"Dan dia bersama selingkuhan nya-" tangan putih itu menutup rapat bibirnya seakan tak sanggup untuk berbicara, kaisar lin tentu faham apa maksud dari selir ming itu, dia mengeretakan gigunya marah.

"BERANI, BERANINYA DIA!" murka kaisar lin mengeretakan giginya geram.

Dan segera berlari meninggalakn ruangan dengan keadaan api marah yang sudah menggebu-gebu.

Padahal jelas saja dari tadi dia selalu memikirkan sikap permaisurinya yang sangat berbeda itu dia menjadi lebih dingin, dan aneh membuat kaisar lin tak sangguk mengabaikan sikap cuek nya itu, tapi saat mendengar kebenaran dari selir lin dia tentu saja marah dan kesal bercampur aduk.

Wajah selir ming tersenyum sumringah, bukti dan tuduhan itu sudah tampak jelas dia siapkan.

'Sebentar lagi aku akan tinggal di tempat kediaman baru tentunya lebih megah dan mewah dari tempat tinggal jelek ini' bangga selir ming dia pun berniat ingin menonton dan ikut mencari muka.

********

Berulang kali mata itu masih mengerejap heran, sebenarnya dia sudah tersadar sejak setengah jam yang lalu.

Daolin pelayan pribadi setianya saja kewalahan melihat sikap aneh dari nyonya nya ini.

"Nonaku ayo saat nya anda untuk menyantap cemilan" entah sejak kapan daolin sudah menarik selimut milik xiao wei atau dengan identitas sekarang sebagai permaisuri fengwei.

"Camilan?" Ulang xiao wei mencoba memastikan, daolin hanya menghela nafas dan menggangguk.

Sejak kembali tersadar permaisurinya ini sangat aneh dan ling lung, daolin dikir mungkin fengwei mengalami hilang ingatan, jadi dia mencoba menjelaskan kembali latar belakang keluarga nya dan siapa sebenarnya dia di sini, dan orang yang selalu ingin mencelakai dan mencari masalah padanya.

Kini xiao wei sudah duduk dengan damai di depan meja yang berisikan berbagai macam camilan kuno itu, biarpun masih merasakan aneh dan sudah beradaptasi tetapi xiao wei tetap mencoba untuk berusaha mempelajari keadan dengan baik.

Seingat dirinya sewaktu dia tak sadarkan diri tadi ada banyak pengenalan identitas mengenai fengwei serta beberapa cuplikan mengerikan di masa lalu gadis ini, yang selalu terasingkan dalam keluarga kekaisaran.

Padahal jelas jelas wanita bernama fengwei ini benar benar mencintai kaisar dengan tulus, tetapi kaisar selalu saja mengabaikan dirinya dan lebih mementingkan selir menyebalkan itu.

"Orang yang menjadi target untuk dijauhi mulai dari sekarang adalah-" gumam xiao wei mengigit kue bungan dengan tidak bersahabat.

"Permaisuri aku ingin memastikan kebenaran dari mu" suara yang tiba tiba datang tanpa di undang kini sudah berdiri dengan murka sementara permaisuri fengwei masih duduk membelakangi orang tersebut.

"Dia" sambung permaisuri fengwei lagi berbalik menatap kaisar lin dengan datar dan tidak bersahabat.

'Jika aku ingin hidup tenang di sini dan mencari ketenangan sampai jalan pulang di temukan, orang ini harus aku jauhi sejauh mungkin, jika tidak hidupku pasti tidak akn damai selama masa perjalanan waktu ini' batain fengwei yakin akan keputusan nya sendiri.

'Anggap saja ini sebagai liburan' sambung nya lagi, tertunduk lesu saat mengingat ini adalah yang yang mustahil dalam jangkauan otak manusia.

"Apa kau masih memiliki muka untuk tinggal dengan nyaman dan damai di pavillium suci ini setelah melakukan penghianatan yang keji itu" bukannya berbicara dengan lebih lembut dan menyapa dengan kemanusiaan, kaisar lin langsung menyelah permaisudri dengan kata-kata tajam nya.

Bahkan kini seluruh dayang dan kasim yang betugas juga di bawa oleh lelaki brengsek ini untuk melakukan tidakan yang belum dirinya ketahui jelas.

"Apa kau sekarang mencoba membuka suara dengan melakukan vote?" Mata permaisuri fengwei mengerejap berulangkali dengan polos dan binggung.

"Lancang!" Geram kaisar lin, mendengar jawaban tak terduga dari permaisurinya tak ada rasa penyesalan sama sekali.

"Xuan'er, sedang apa kau disini dan membawa banyak orang?" Kebetulan niat ibu suri yang ingin menjenguk keadaan permaisuri fengwei bertepatan dengan kedatangan tak terduga kaisar lin yang sangat murka ini.

"Apa kau sedang mencoba melakukan pemberontakan demi dia lagi!" Desis ibu suri tak suka saat dia melihat satu orang lagi berjalan mendekat kerumunan ini.

Tanpa babibu lagi, selir ming segera bersujud dengan cara bersungkur di depan kaki kaisar meminta belaskasihan untuk permaisuri.

Ibu suri yang melihat prilaku busuk wanita itu hanya melihat dengan geram dan tak suka.

"Kumohon kaisar, maafkan lah kakak feng, ini bukan sepenuhnya salah dia, dia sama sekali tidak bersalah, kau boleh menghukumku atas kejadian itu aku lah yang menyebabkan permaisuri terluka" isakan selir ming sekontan saja membuat permaisuri fengwei menghangat.

Dia tak menyangka masih ada yang ingin membela dirinya di sini, dan dia baru saja ingin menghentikan tanginan wanita cantik walau tak secantik dirinya itu untuk tidak memohon ampun demi dirinya, sebelum detik selanjutnya dia melihat ekspresi tak suka ibu suri dan daolin.

"Kenapa ekspresi mu seperti itu daolin" bisik permaisuri bingung.

"Kau akan mengetahuinya nanti permaisuri, dan ku harap kau tidak akan termakan akan akting busuknya selama ini, dia adalah wanita ular yang sewaktu waktu selalu mematuk dirimu tapi kau selalu saja bersikap kalah dikarenakan rasa kasih sayang kaisar yang sangat berbanding antara kau dan dia" jelas daolin pada permaisuri, awalnya xiao wei masih belum percaya setelah di perlakuan selanjutnya dia baru sadar apa yang terjadi.

"Kakak, maafkan ming'er, ming'er tak bermaksud untuk mencelakai kakak sungguh, tapi ming'er hanya tidak sanggup menghianati kepercayaan yang telah kaisar berikan pada ming'er hingga dia menemukan bukti surat itu dan melihat dengan mata kepalanya sendiri" tangisan selir ming semakin pecah semua yang melihat itu pun terkejut tak percaya.

Untuk pemgikut setia permaisuri dia masih tak percaya bahwa selir ming masih saja mampu menipu permaisuri sebaik fengwei ini dengan licik dan busuk.

Sementara di sebelah selir ming hanya terdiam dan memaku mereka tahu pasti siapa yang berlakon di sini.

Dan ibu suri merasa saat ini dia masih belum tepat bertindak, tak ingin menyakiti perasaan permaisuri fengwei yang selalu luluh dan menganggap selir ming ini adik yang tulus.

'Eh tunggu sepertinya ada yang tidak beres, kenapa kalimat itu seakan-akan memojokan aku ya' kepala xiaowei berputar dan bertanya terhetan heran.

"Ming'er apa yang sedang kau lakukan cepat tidak usah memohon ampun demi wanita yang tidak tahu diri itu" kaisar lin meraih tangan selir ming yang bersujud di kakinya dengan lembut, perlahan dia menyeringai senang dan ingin menunjukan kepada permaisuri fengwei kalau dia lah pemenang disini.

Dan selir ming yakin pagi saat ini ekspresi permaisuri fengwei sangat kasihan dan memelas dia akan menerima dengan pasrah tuduhan ini, dikarenakan rasa sayang kaisar yang sangan jelas pilih kasih ini memebela dia.

'-ada yang tidak beres' batin xiao wei saat menatap wajah selir ming jelas menajam dan menyeringai khusus padanya seakn memberi tahu bahwa akulah pemenang nya disini.

"Daolin, siapa wanita itu" tanya fengwei sinis, tak ada tatapan lemah dan lesuh menunjukan kekalahan seperti sebelum-sebelumnya di mimik wajah fengwei sekilas selir ming terkejut.

"Dia adalah selir ming yang mulaia permaisuri, dan orang itu yang selalu menindas anda di hadapan kaisar secara langsung dan membuat anda selalu di benci kaisar" jelas daolin cukup membuat xiao wei tersenyum sinis.

Selir ming yang melihat raut berbeda dari ekspentasi membuat nya terkejut sebentar sebelum kembali pada mode memohon kasihan.

"Pantas saja, terlihat jelas murahnya, pelakor dari zaman ke zaman memang tidak jauh berbeda" gumam permaisuri fengwei dengan nada kecil, dia bersikap santai dan merengangkan tanganya mencoba berolah raga sebentar, kaisar dan semua ornag yang melihat kelakuan permaisuri mendadak bingung dan heran.

"Pelakor, apa itu pelakor permaisuri" daolin bertanya dengan heran dan bingung.

"Kamu masih di bawah umur dan tidak pantas mengetahui arti dari kalimat ini" godah fengwei.

"Apa kau tahu konsekuensi apa yang harus kau hadapi permaisuri feng" ucap lantang kaisar lin lagi dengan ekspresi memghina dan jijik menatap permaisuri fengwei.

Ming yang melihatnya tersenyum senang dalam hati tetapi membela di luar hatinya.

"Kaisar jangan menyalahkan permaisuri, cinta memang tidak bisa di hindari" bujuk selir ming lagi.

"Cinta??" Tanya permaisuri memotong tepat ucapan selir ming, yang bergelanyut mesra di tangan kaisar, dia pun segera menarik tangan selir ming agar terlepas dari pelukan kaisar lin.

"Pemaisuri!!" Geram kaisar lagi tak suka.

Ibu suri yang melihat itu masih diam membisu dirinya mengamati keadaan seberapa kuatnya fengwei untuk kembali mempertahankan posisi serta menyingkirkan lalat kecil seperti ini.