Chereads / Be A Playgirl In A Harem / Chapter 5 - 5. Ibu suri menegakan keadilan permaisuri

Chapter 5 - 5. Ibu suri menegakan keadilan permaisuri

"Maafkan kami ibu suri tapi kami sudah berusaha semampu mungkin" tabib itu menunduk tanda tak kuasa untuk membangunkan kembali wanita cantik dengan rambut yang berbeda dari yang lainnya serta penampilan yang aneh.

Untung saja tadi pelayan setianya sudah lebih dulu menganti pakaian nyonya nya dan membersihkan tubuh yang lumayan terdapat banyak goresan luka, anehnya tak ada detak jantung yang terdengar dari rongga dada permaisuri ini.

"Permaisuri" lirih pelayan setia lainnya sedih menunduk kepala dalam tak ada lagi hiasan wajah bahagia di ruangan ini semuanya sedang di rimbung duka.

Ibu suri terduduk dan diam membisu tapi di detik selanjutnya buliran air mata pun jatuh dari pelupuk matanya.

"Feng'er" lirih nya dalam, melihat ibu suri yang bersimpuh sontak saja semua pelayan dan para dayang serta kasim yang setia ikut bersimpuh juga.

Dan menetes kan air mata.

"Yang mulia permaisuri.... hiks...hiks....hiks" lirih serta tangis yang terdengar begitu jelas.

Mata ibu suri kembali menajam menusuri satu persatu setiap orang yang ada di dalam ruangan ini, nafasnya memburu serta wajah nya seakan ingin meledakan amarah.

"Bahkan di detik terakhir feng'er dia lebih mementingkan wanita busuk itu dibandingkan istri sahnya sendiri" desis ibu suri tajam, bangkit dari posisi bersimpuh nya itu.

Hanya keheningan yang tersisa tak ada yang berani membantah membenarkan apa lagi menyalahkan ucapan ibu suri itu.

"PENGAWAL!" teriak ibu suri dengan murka memanggil dua pengikut kesatria bayangnya semua wajah pun memucat Ini adalah pertanda dari bencana akan ada korban yang di singkirkan oleh ibu suri.

"Selidiki masalah ini hingga tuntas, aku ingin keadilan yang pantas untuk feng'er, dan juga tidak perduli siapa pun dan apapun yang telah merugikan permaisuri feng habisi dia" tegas ibu suri dengan mata menajam dan memicing dalam.

Dengan langkah terburu buru serta dia berjalan meninggalkan ruangan pavillum milik permaisuri fengwei dengan menahan air mata, apa yang harus dia katakan pada tang lie nanti, biarpun feng er jarang memperhatikan tang lie selama ini serta tak ada waktu untuk menemani anaknya sendiri, itu di karenakan dia terlalu sibuk untuk membuat kaisar jatuh cinta padanya.

*****

'Drak' dobrakan kuat di pintu kediaman selir ming kini terbuka dengan paksa untung saja mereka sekarang sedang berpakaian lengkap saat ini.

"LANCANG-" teriak kaisar lin geram, melihat itu sontak saja selir ming menyembunyikan kepala nya di dada kaisar lin memasang wajah takut dan pucat.

'Tidak mungkin wanita tua itu sudah mengetahuinya secepat ini' gumam hati ming dengan wajah pucat pasih.

"Maafkan kami baginda kaisar. Ini atas tintah langsung dari ibu suri untuk menahan selir ming terkait penyeledikan kasus meninggalnya permaisuri fengwei" jelas salah seorang pengawal setia ibu suri termaksud bayangan penjaga terkuat.

Lutut sendi kaki ming melemas seketika seakan keadaan pada pergelangan kakinya tak dapat lagi di tahan tubuh kecilnya pun terduduk sketika di atas karpet mewah nya.

Wajah kaisar lin merah padam dirinya begitu murka kali ini, dia faham betul apa yang akan terjadi pada selir kesayangan nya kalau sampai jatuh ke tangan pengawal pribadi ibu suri ini benar atau tidak, yang penting tujuan utama mereka adalah menyingkirkan zi'er nya.

"Kalian jangan melewati batas!" Marah kaisar lin mencoba melindungi selir ming yang sudah melemah dan menangis pasrah, belum ada yang pernah kembali dalam keadaan hidup-hidup di tangan kedua pengawal ini.

Bersalah atau tidak dirinya itu hanyalah untuk sebuah pencitraan tetapi menyingkirkan dirinya itulah fokus utama ibu suri.

"Ma-Maafkan kami yang mulia" balas saah seorang dari mereka dengan perasaan kejam, sedikit terbatah karena tatapan mengancam dari kaisar lin.

'Sret!!'

Spontan saja kaisar lin segera menarik pedang yang bertengger manis, pedang berharga miliknya yang selalu berada di setiap simpanan untuk berjaga jaga.

"Kaisar lin" teriak kedua penjaga bertopeng bayangan ibu suri itu terkejut, mereka tak menyangka kalau kaisar akan turun tangan sendiri untuk menentang mereka padahal, hal ini juga pernah terjadi sebelumnya dan reaksi kaisar lin tidak semarah ini.

Pandangan kedua prajurit itu saling bertaut dalam pandangan membisu, kejadian ini lebih tepatnya adalah pengetesan dari ibu suri untuk kaisar lin, seberapa besar rasa perduli kaisar untuk permaisuri tetapi sangat mengejutkan kaisar bahkan tak pernah peduli sedikitpun ketika mendengar permaisuri fengwei di tahan dia bahkan lebih dulu mengatakan-.

"Keadilan tetaplah keadilan" suara yang tiba-tiba datang dari belakang mereka membuat kaisar terkejut serta selir ming yang memucat.

"I-ibu suri" bibir ming bergetar ketakutan.

'Habislah aku' batinya meringgris takut, kali ini tidak ada yang dapat dia andalkan.

Bahkan kaisar bodoh ini pun tak dapat bertindak melewati batas.

"Bawa dia!" Perintah ibu suri tegas, kaisar pun tak dapat melawan sedikit pun.

Di belakang ibu suri sudah berdiri banyak prajurit istana, wajah selir ming kini sudah pias keringat dingin terus mengucuri wajah cantik piasnya, untuk kali ini dia tidak dapat melarikan diri.

"Tidak !" Teriak ming ketakutan, tak ada sedikit pun tatapn belas ksihan yang di tunjukan oleh ibu suri pada wanita cantik namun licik itu.

"Jangan ibunda, kumohon ampunilah ming'er kali ini, xuan'er akan melakukan apa saja ibunda" mohon kaisar kini sudah duduk berlutut tepat di hadapan ibu suri, membuang muka hanya itu yang dapat ibu suri lakukan hatinya begitu teriris melihat perlakuan anaknya yang begitu menyayangi selir nya dan mengabaikan permaisurinya sendiri.

Hembusan nafas dalam keluar dari ibu suri, matanya menatap tajam selir yang saat ini masih mengelurkan keringat dingin.

'Selama ada kau, jixuan tidak akan pernah menatap feng'er' batin ibu suri menajam, melihat tatapn permusuhan dari bola mata ini suri membuat ming de zi semakin bergetar ketakutan.

Selama ini dirinya hanya berhadapan dengan permaisuri secara langsung, perempuan itu terlalu lemah untuk berhadapan dengan dirinya membuat ming kerap kali bersikap seenaknya, semua orang tau itu tapi dirinya tidak perduli selama kaisar berada di dalam gengaman nya maka semuanya akan baik-baik saja.

'Permaisuri itu sudah berhasil aku singkirkan, sekarang mucul lagi wanita bodoh sepertinya' batin selir ming menajam.

Tak berniat mendengarkan permohonan anaknya, kepala ibu suri menoleh dan mengangguk kepada penjaga bayang nya, dalam sekejap kini mereka sudah menarik selir ming untuk ikut pergi berjalan berasama mereka.

"I-ibunda ku mohon, lepaskan lah ming'er ibunda" kaisar berkalan terseleok leok, menyusul langkah ibunya.

Ming hanya teridam dan pasrah, untuk membela diri pun dirinya tak mampu, biarkan kaisar saja yang berjuang.

Tak ada niat ibu suri untuk mengabulkan keingina anaknya.

"Setidaknya demi bayi yang berada di dalam kandungan nya" kalimat dari mulut kaisar selanjutnya membuat langkah ibu suri terhenti.

"Apa katamu" wajah yang terlalu syok ibu suri hanya mampu bertanya dengan wajah yang sudah merah padam.

"Demi bayi penerus takhta kerajaan ini" lanjut kaisar yang sudah tersenyum sumringah di karenakan rasa bahagia, ming yang mendengar kalimat itu terdiam mematung.

Kaisar menginginkan anaknya untuk menjadi penerus takhta, dan menjadi putra mahkota selanjutnya bukan tang lie anak dari feng wei, wajahnya begitu bahagia sekaligus terharu.

"Anak dari seorang selir rendahan seperti dia masih mengharapkan kedudukan tinggi, janga harap!" Tekan ibu suri, tangan nya menggepal kuat giginya mengeram kuat dirinya begitu marah saat ini.

"Lalu bagaimana dengan tang lie" tanya ibu suri dengan nada santi dan rendah, kaisar lin pun terdiam sesaat, mamandang wajah ibu suri dan ming secara bergiliran.

"Dia juga akan mendapatkan kedudukan tinggi menjadi pendamping utama putra mahkota" balas kaisar lin yakin, senyuman bahagia tercurah dari bibir ming, tanpa mereka sadari ada orang lain di sini.

'Ayahanda memang benar-benar membenciku, bahkan dia sekarang berniat ingin membuang ku' batin nya terdengar sangat menyedihkan.

"Tang lie tanang saja, kau tetap akan menjadi pewaris sah untuk kerajaan ini, dan jangan dengarkan apa yang ayahandamu ucapkan tadi nenek akan selalu berada di pihakmu" mendengar ucapan ibu suri mata kaisar lin segera menatap kebelakang di mana sosok orang yang di maksud ibu suri.

Wajah tang lie tampak memerah menahan tangis, tetapi kaisar lin hanya membuang muka, dengan tang lie mendengar percakapan ini maka dia tidak perlu repot repot untuk menjelaskan kepada anak itu, kenap alasan dia selalu mengabaikan anak itu selama ini.

"Tidak ibu suri, itu tidak perlu" balas singkat tang lie wajah yang awalnya memohon belas kasih serta rindu bercampur sedih akan kabar ibundanya berubah menjadi datar dingin dan tak berekspresi, wajah kaisar lin kaget ini adalah reaksi peetama dari seorang tang lie selain memohon sera selalu mencari perhatian darinya untuk bermain.

"Kalau begitu tang lie memohon undur diri dulu nenek" kepala tang lie tertunduk hormat sikap dan sifat bijaksana dewasa dan tenang bak seorang raja ini pertama kalinya kaisar melihat dari daam sosok anaknya.

Melirik kaisar sekilas dia segera membuang muka dan pergi meninggalkan ruangan, rencana tang lie dia ingin bercerita betapa ibundanya begitu memcintai ayahnya dan masih banyak pengorbanan ibundanya walupun sering mengabaikan pertumbuhan nya tapi ibunda behitu mencintai ayahanda.

Tapi setelah mendengar kalimat dari kaisar lin tadi, tang lie mengeti cerita itu sama sekali tidak penting, bahkan kaisar pun ingin membuang dirinya.

Selepas kepergian tang lie ibu suri kembali ke topik utama, menyeret selir ming meninggalakan kediaman ming itu sendiri.

"Integorasi dia sampai mengaku, jangan hiraukan mengenai masalah kehamilan itu, tetap siksa seperti biasanya jangan turunkan hukuman sampai dia mengaku" perintah ibu suri.

"Tidak ibunda, kumohon jangan, sekarang aku sedang mengandung calon takhta ta kerajaan ini" mohon selir ming terseleok memohon ampun, dan kaisar lin yang masih mencoba menghentikan nya.

Selepas kepergian ibu suri kaisar yang sudah menahan amarah karena perkataan kejam ibunya sangat murka.

"Ini kerterlaluan, ming'er sedang mengandung anak ku! Calon penerus takhta ini'" geram lin jixuan dengan wajah menahan amarah.

"Bagaimana perlakuan selir tercintamu itu dulu, di saat feng'er mengandung" balas inu suri dingin tersenyum smirk.

"Jikalau kau ingin menyelamatkn nya, maka-" ucapan ibu suri membuat wajah kaisar memohon belas kasih.

"Bangunkan lah fengwei kembali, dari tidur panjng nya" sahut ibu suri lagi, sebelum kembali kedalam ruangan nya sendiri.

Kaisar lin tediam ini musathil bagaimana bisa dirinya membangunkan seorang mayat yang telah meninggal.