Dengan langkah tegap dan kesal kaisar lin segera meninggalkan kediaman mili permaisuri tercintanya.
Masih dengan raut marah dirinya berjalan dengan geram serta mengeretakan gigu berulang kali dengan rasa geram dan kesal akibat permintaan bunda suri.
Para pelayan dan kasim serta dayang istana yang setia kepada permaisuri fengwei kini masih bersujud memohon belasungkawa.
"Permaisuri..." tangisan terdengar memilukan itu masih terdengar sangat jelas.
Dengan mengeretakan gigi bertanda kesal kaisar lin jalan dengan gontai menuju tempat tidur di mana permaisuri cantik dan polos itu di baringkan.
Tak ada ekspresi sedih atau apapun di wajah kaisar lin hanya ada raut wajah datar dan tak berperasaan yang terlihat bahkan kini dengan pandangan kosong dia duduk di samping ranjang permaisurinya.
Melihat kedatangan kaisar ke dalam kediaman permaisuri membuat ibu suri tersenyum tenang biarpun selama ini dia tidak bisa ikut membantu fengwei mendapatkan cinta dari suaminya sendiri, tapi setidaknya di hari-hari terakhir dia mampu mendatangkan kembali kaisar lin kedalam kediaman nya.
"Bahkan mati mu pun sangat merepotkan bagiku!" Sinis kaisar lin tajam menatap raut wajah yang pucat itu dengan pandangan kosong.
"Apa kau bisa pergi dengan tenang tanpa menyebabkan kesialan pada orang lain, aku tidak akan pernah memaafkan mu jika sampai terjadi sesuatu pada ming'er aku tidak akan pernah memaafkan mu" bisik kaisar lin tajam tepat di samping telinga mendiang permaisuri tak ada yang dapat mendengar ancaman itu.
dalam kematian nya sekalipun bukan nya bersedih kaisar lin malah mengancam permaisuri dengan tega dan kejam itu.
"Bahkan sampai keliang kuburmu aku akan mengalinya kembali kau tenang pun aku tak sudi melihatnya" ancam kaisar lagi, walaupun fengwei tidak dapat mendengarnya tapi dia yakin arwah dari perempuan itu dapat merasakan nya.
Tak ingin berlama lama dia ingin segera berjalan hendak meninggalkan ruangan itu.
"Huk..hukk" suara batuk terdengar nyaring memghentikan langkah kaisar serta menarik semua perhatian yang ada.
"Yang mulai ibu suri, kaisar, keajaiban memihak pada permaisuri" sahut tabib yang segera mendekat dengan tergesa-gesa bahkan mengecek nadinya dengan bahagia.
Seluruh tangisan tadi sekejap berubah menjadi sebuah harapan yang sangat mendalam berharap bahwa itu benar adanya, ibu suri yang tadi hanya melihat kini terkejut tak percaya betapa besarnya pengaruh lin bagi nyawa fengwei.
Sementara kaisar lin hanya menunjukan ekspresi lebih dingin dan datar tersenyum smirk di iringin sinis tak tekecuali.
"Kenapa permaisuriku, apa kau begitu merindukan ku dan haus akan belaian lelaki hingga melakukan trik konyol seperti ini hanya untuk menarik perhatian ku" balas kaisar lin tajam semua pun terdiam membisu.
Kaisar sangat marah saat ini dan menganggap bahwa ini semua hanya candaan.
Di lain tempat seseorang yang baru saja terbangun kembali dari tidur panjang nya setelah bertemu wanita aneh itu masih berusaha menghilangkan rasa pusing di kepalanya.
Terlebih lagi sambutan hangat yang sangat menjengkelkan itu.
"Apa kau sedang mengutukku" serga wanita itu cepat dan menepis setiap tangan yang mencoba meraih nadinya.
Apa-apaan dengan keadaan serta semua penampilan kuno dan ketinggalan zaman ini, mendengar jawaban bar-bar dari permaisuri nya itu kaisar terkejut tak percaya sejak kapan fengwei seberani ini, atau ini adalah sifat aslinya.
Semua orang yang ada di ruangan ini pun hanya mampu terdiam bungkam tak percaya, termaksud ibu suri.
"Feng'er, aku sungguh berterima kasih kau sudah kembali sadar dan tak jadi pergi jika tidak bagaimana dengan tanglie" ibu suri langsung memeluk fengwei erat.
Hah, fengwei?..
Siapa itu???
Melihat hal itu membuat kaisar lin semakin muak dan geram bertambah kembali alasan dia semakin membenci permaisurinya karena masalah ini selir kesayangan nya harus ditahan.
Saat kaisar ingin meninggalkan ruangan.
"Hei, aku bertanya apa kau tadi mengutuk ku, biarpun aku tadi kurang mendengarnya dengan jelas tapi aku yakin kau sedang mengutukku" balas permaisuri itu tak mau kalah menghentikan langkah kaisar lin, ia segera berdiri dari tempat tidur.
Hanya pandangan kosong serta acuh yang kasiar berikan.
"Apa aku harus menjelaskannya lagi" balas kaisar dingin.
"Eh tunggu bentar kenapa gue merasa ada yang aneh ya" batin perempuan itu yakin.
Dirinya melihat sekeliling dan percakapan ini sejak kapan dia pintar berbahasa mandarin dan mengerti apa yang mereka ucapakan.
"Tentu saja itu sama saja dengan pelecehan nama baik, apa kau tidak mengerti dengan hal sekecil ini, dan aktor macam apa kau yang bertindak seenaknya dan sok berkuasa" oceh perempuan yang berasar dari abad ke 21 itu dengan lantang, semua pandangan bingung pun mengarah dengan jelas.
Xiao wei, ya wanita yang sekarang berdiri sebagai permaisuri ini bukan lah permaisuri sesungguhya melainkan wanita abad ke 21 yang melakukan perjalanan waktu, tapi dia mungkin masih belum menyadarinya.
"Cut!" Teriak permaisuri itu lagi, semua memandangi kebingungan tingkah laku fengwei bahkan kaisar pun hanya mampu terdiam membisu.
Dia pun segera berkeliling dan mencari perlengkapan pakaian serta semua barang miliknya.
"Dan kau aku masih mengingat hutang di antara kita, kau mengutukku aku tidak akan secepat itu melupakan nya" tangan fengwei menunjuk nunjuk tepat di hadapan kaisar itu dan mendorongnya dengan cukup kasar.
Mata lin jixuan melotot kaget tidak pernah ada yang melakukan hal seperti ini kepadanya selama ini, dan lihatlah kelakuan permaisuri ini.
"Cut! Hei sutradara aku ingin kau segera menyelesaikan syuting ini, dan aku ingin protes padamu karena atittude aktor mu yang sangat buruk" desis xiao wei tajam dia segera berkeliling ruangan.
"Dimana kamera nya aku yakin kalian pasti merekam di tempat tersembunyi" masih berusaha xiao wei mencari lagi, tapi nihil dia menyerah.
"Dimana kalian menyembunyikan kameranya" tagih xiao wei lagi masih semangat menelusuri setiap cela.
Tersadar menjadi bahan tontonan dia segera mengalihkan pandangan dan menatap semua orang di ruangan dengan ramah kecuali kaisar itu yang masih diam tak mengerti.
"Aku yakin kalian semua sudah bekerja keras untuk ikut melaksanakan syuting drama ini dan dengan bersungguh sungguh biarpun aktor menyebalkan seperti dia yang mengambil peran utama" melirik dan kendesis tak suka mengisyaratkan sebuah permusuhan.
"tapi kalian semua sudah profesional" xiao wei mengucapkan kalimat itu dengan lungas dan membungkuk pelan, semua yang melihat xiao wei membungkuk menjadi ketakutan dan ber sujud.
"Mohon ampuni kami semua permaisuri" teriak para dayang dan pelayan yang sudah bersimpuh.
Melihat itupun xiao wei terkejut syok, kaisar lin hanya menatap terkejut akan interaksi aneh permaisurinya kali ini, bukan nya fengwei adalah wanita paling anggun dan beradap selama ini, dan kenapa dengan hal kecil seperti etika dasar pun dia tak mengerti.
"Hei, berhenti bercanda, aku sudah menolak ikut syuting drama ini jadi kalian jangan bertingkah seperti orang bodoh, kalau begitu aku akan berpamitan dan kembali" sahut xiao wei tersenyum lembut dan melambaikan tangan berjalan keluar ruangan hingga di depan pintu kediaman.
Semua masih terdiam dan membisu menyaksikan tingkah laku permaisuri yang sangat aneh seperti orang hilang ingatan dan ini tidak seperti permaisuri biasanya.
Tersadar akan sesuatu.
"Pengawal cepat hentikan langkah permaisuri" perintah tegas ini membuat semua memandang tak percaya bukan nya keluar dari mulut ibu suri melainkan kaisar lin yang sudah gelabakan mengejar kembali.
Sementara itu di depan kediaman xiao wei yang masih syok terdiam dan kebingungan melihat keadaan di luar ruangan harem milik nya itu pavilium yang mewah, beberapa pelayan yang sangat sibuk berjalan dengan rapih.
"Totalitas kalian di saat syuting sangat bagus dan melebihi ekspentasi" puji xiao wei kepada dua orang yang berdiri di hadapan nya ini.
"Apa yang sedang kalian lakukan" bingung xiao wei saat kedua orang itu menyilangkan senjata tepat di hadapan nya, diringi dengan langkah kaisar lin yang mendekat serta ibu suri dan beberapa yang lain.
"Berhentilah berpura-pura permaisuri, hanya untuk menarik perhatian ku kau sampai mempermalukan diri sendiri" hina kaisar lin tersenyum sinis melihat trik yang dia anggap di rekayasa oleh xiao wei.
"Dasar narsis" gerutuk xiao wei dalam hatinya.
"Sudah jangan bermain mengunakan properti palsu untuk menghalangi ku" jelas xiao wei menganggap semua benda itu palsu dia pun menatap tepat pada bagian lancip senjata milik pengawal itu.
"Permaisuri hati-hati" teriak yang lainya spontan, kaisar yang melihat itupun membelalakan mata tak percaya.
Apa wanita ini bodoh mengorbankan tangan nya pada benda tajam itu.
Merasakan ada yang mengalir dari telapak tangan kirinya xiao wei segera menarik tangan nya menjauh, matanya terbelalak kaget dan menatap tangan putih bersih nya kini mengalir darah dari telapak tangan nya.
"Ini senjata sungguhan" desisnya tak percaya.
Dia pun berbalik menatap kearah kaisar lin dengn bibir pucat dan syok.
"D-darah di tangan ku, ini senjata sungguhan bukan palsu" ungkapnya masih tak percaya.
"Da-d-darah..." dengan bibir bergetar dia mengucapkan kalimat terkejut sebelum akhirnya kembali pingsan.
"Feng'er" teriak ibu suri syok.
"Permaisuri" para dayang dan pengikut yang lainnya pun ikut terkejut terutama pengikut setia fengwei si daolin yang sudah menangis senduh melihat nasib nonanya.
Tanpa basa-basi lagi kaisar lin langsung mengendong tubuh fengwei menuju kediaman pavilium khusus nya, sesekali kaisar lin memandangi wajah dari fengwei dan berbagai macam pertanyaan muncul.
" kenapa aku harus perduli" tepis kisar lin lagi tak ingin memikirkan hal yang berhubungan dengan wanita yang penuh dengan banyak trik di hadapan nya ini.
"Tabib bagaimana dengan keadaan feng'er kenapa dia menjadi seperti ini" sahut ibu suri kebingungan, sementara tabib yang melihat hal itu pun menjadi berfikir keras.
"Saya akan menyelidiki kembali mengenai kondisi permaisuri dengan baik ibu suri" patuh tabib dan bersujud memohon perintah dan ampunan.
Kepala ibu suri mengangguk dan mengizinkan tabib itu kembali mengecek keadaan dari permaisuri fengwei.