"emang kamu gak pengen tri ?", tanya pak fer, sambil satu tangannya mengemudi satu tangannya lagi mengobok-obok baginaku, gaun gamis ku singsingkan sebatas pinggangku.
"pengen sih pak... tapi suamiku sekarang ini lagi ontime terus pulang kerjanya...", jawabku dengan kedua kaki ku renggangkan, vaginaku sudah basah.
"wah nganggur lagi dong kontolku tri....", ujarnya dengan mimik muka lucunya hingga membuatku tersenyum .
"aku isep aja ya pak fer...", ujarku seraya tanganku menjamah tonjolan di celananya, aku membukanya dan kontolnya menyembul dari lubang sleting celananya. dengan lembut aku mengocoknya.
"uugh... diisep tri...", pinta pak fer, aku merunduk dan ku hisap kontolnya sambil ia terus mengemudi, sesaat satu tangannya mengelus, menjamah bokongku, atau meremas buah dadaku, karena seperti biasa aku tak memakai celana dalam dan BH di balik gaun gamisku jadi mudah baginya untuk menikmati tubuh telanjangku. kontolnya sudah benar-benar mengeras di mulutku tak lama lagi bakal menyembur spermanya di mulutku dan aku bersiap-siap untuk menelannya seprti biasa.
-
"aaah... gimana ini...?", pikirku sambil satu tanganku menarik keatas gaun gamis tri hingga tubuh telanjangnya sempurna terlihat oleh ku, kuremas-remas buah dadanya dengan penuh napsu sambil kunikmati hisapan mulutnya.
"eeemhhhhfff.....", lenguhnya dengan mulut terjejal oleh kontolku saat tanganku beralih ke vaginanya yang ku colok dengan jariku. aku ingin menyetubuhinya, menyarangkan kontolku ke memeknya, namun dengan keterbatasan waktu karena sudah beberapa bulan ini suaminya selalu pulang tepat waktu katanya. mobilku sudah di tepi dan saat kulihat di depan rest area yang kutuju aku menepikan mobilku tepat di belakang mobil trek besar di ujung pojok rest area.
"sebentar tri...", ujarku seraya mencabut kontolku dari mulutnya, aku keluar dari mobil memutarinya, menuju pintu mobil yang tri duduki sambil memastikan sekeliling mobilku yang terlihat sepi dan hanya ada satu truk besar yang terparkir di depanku, dengan sebelah kiri mobilku tembok tinggi dan pohon besar membuatku tidak terlihat jika ku setubuhi tri dari pintu sebelah kiri, pikirku.
"pak fer...?!!!", ujar tri menatapku saat membuka pintunya.
"sebentar aja tri... ini udah mau keluar...", ujarku seraya ku julurkan kontolku lagi dari celanaku, aku menarik tubuh tri menghadapku, kedua kakinya menjulur ke luar mobil dan duduk di bibir jok mobil dengan kaki mengangkang, ku sibak gaun gamisnya, memeknya yang ranum menganga yang tak lama ku jejalkan dengan kontolku.
"aaaah... pak fer.. nanti ada orang...", ujarnya sambil meliahat kanan kiri.
"enggak tri... lagian sebentar kok... ini udah mau keluar....", ujarku seraya ku ayun pinggulku membuatnya melenguh dan merebahkan tubuhnya lebih landai bertumpu pada tangannya.
"uugh.... triii....", geramku menghujam-hujamkan kontolku, memeknya sudah basah sedari tadi, sejak aku kobel-kobel di perjalanan, kupandangi bibir memeknya yang merekah menjepit kontolku, kupandangi bulu jembutnya yang tercukur rapih membentuk angka satu berdiri di atas bibir memeknya terlihat seperti ulat bulu yang membuatku napsu.
namun tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram lenganku dengan kuat membautku terkejut. seoarang lelaki berbadan besar dengan hanya mengenakan kaos sudah berdiri di sampingku.
"heeeh bang...!!!", hardikku sambil aku menepiskan tanganya.
"kau sedang apa..ha..!?", balas hardiknya.
"heeh... ini istriku !!", hardikku lagi, sesaat pinggulku berhenti memandang lelaki itu yang terdiam dan menoleh ke arah tri yang terkejut dan berusaha menutupi selangkangannya dengan menurutnkan gaun gamisnya. lelaki itu mundur selangkah sambil menengok ke kanan kiri dan aku pun memastikan sekelilingku masih aman, dengan rasa tanggung aku akan mencapai orgasmeku, pikirku, aku kembali mengayun pinggulku melihat lelaki itu hanya berdiri sambil kedua tangannya terbuka di depan dada seakan mempersilahkan aku untuk meneruskannya dan ia berjaga meliaht sekitarnya. rupanya lelaki itu adalah sopir truk yang terparkir di depan mobilku yang sedang menunggu sang kernet sedang menambal ban di tempat lain.
"udah pak fer. itu ketahuan...", ujar tri memohon kepadaku agar menyudahinya melihat sopir truk itu yang berdiri 2 langkah di sampingku.
"enggak tri... dia gak rese kok...", ujarku sambil menoleh ke lelaki itu dan mendapati sang sopir sedang mengelus kontolnya membuatku mengerti saat ia memberi kode kepadaku untuk meminta gilirannya setelah aku. aku tak kuat lagi dan aku hanya mengangguk sambil ku teruskan menyetubuhi tri dengan kontolku menghujam-hujam memek sempitnya. hingga akhirnya aku tak lagi dapat menahan orgasmeku, ku semburkan spermaku di dalam memeknya, ku benamkan dalam-dalam hingga kedutan terakhir kontolku menyemburkan spermaku di dalam, perlahan aku menariknya dan mencabutnya, belum sempat tri menutup selangkangannya lelaki itu sudah maju dan menyarangkan kontolnya di memek tri yang menjerit sambil tangannya mendorong lelaki itu, namun tak lagi dapt dielakannya, kontol sopir truk itu sudah terbenam di memeknya dan tri hanya pasrah dengan pinggul dalam cengkeraman si sopir truk itu.
"pak ferrrr....", eluh tri namun tak lagi meronta hanya pasrah hingga si sopir truk menyemburkan spermanya di dalam memeknya juga.
"maaf ya tri.... dari pada ribut malah kita ketahuan...", ujarku perlahan sambil melirik tri yang menagis di sampingku. tri tak menjawab kata-kataku dan aku akhirnya ikut terdiam.
"maaf ya tri...", ucapku lagi sebelum tri turun dari mobilku yang hanya diam dan membanting mobilku dengan kesal dan aku hanya menghela nafasku, merasa bersalah karena aku benar-benar kebelet.
-
kubiarkan air mengalir membasahi tubuh telanjangku dengan rasa kesal dan marah pada pak fer atas kejadian dengan sopir truk tadi sore, kubasuh dan ku bersihkan vaginaku dari sisa-sisa sperma pak fer dan si sopir truk tadi. namun sejujurnya ada rasa aneh yang menyelinap dalam hatiku, ada rasa menikmati saat aku terpaksa harus melayani si sopir truk tadi, seakan aku diperkosa namun ada rasa sensasi yang berbeda kurasakan, batinku.
dengan sehelai handuk aku mengeringkan tubuh telanjangku, kupilih gaun gamis yang lebih santai dan kasual, memilih kerudung krem yang tak menyolok warnanya dan terlihat tidak formal, pikirku. aku mengenakannya, gaun gamisku menutupi tubuh telanjangku, karena seperti permintaan suamiku agar aku tak memakai celana dalam dan BH malam ini.
jam menunjuk pukul 7, saat aku menyambut dan membukakan piintu untuk suamiku yang baru tiba dari kantornya.
"eh pak chandra...", ucapku saat melihat pak chandra terlihat berdiri di belakang suamiku.
"iya tri....", sahut pak chandra yang sudah akrab dengan hanya memanggilku atas permintaanku sendiri agar tak memakai bu di depan namaku. apa yang harus kulakukan, karena aku hanya membeli makan malam hanya untuk 2 orang, untuk aku dan suamiku pikirku.
"gak usah repot tri... kita tadi sudah makan...", ujar pak chandra
"wah jadi aku makan sendiri dong...", ujarku
"ha haha...", tawaku walau hanya perlahan menanggapi obrolan dan canda pak chandra dan suamiku yang terlihat ceria. jam sudah menunjuk pukul 9 malam saat aku mulai benar-benar mengantuk.
"maaf pak chandra... saya mau istrirahat dulu...", ujarku sambil beranjak ke kamarku dengan mata sayup terasa berat mengantuk sekali. aku berlalu meninggalkan suamiku dan pak chanda yang masih berbincang dan bercanda di ruang tamu. kututup pintu kamarku dan karena aku tak lagi kuat menahan kantukku aku merebahkan tubuhku dan tak lama aku terlelap tak sadarkan diri terbuai dalam mimpi indahku.