"Almira," panggil Calesthane sambil membuka pintu ruangan Almira (Bendahara perusahaan The Lavender).
"Iya mbak Calesthane, ada apa?" tanya Almira sambil berdiri.
"Berkas biaya yang tadi kamu bilang itu ada kan? sini mau saya tanda tangani namun nanti. Jadi saya membawanya saja lebih dahulu," jawab Calesthane.
"Oh siap mbak Calesthane.Tunggu, saya cari sebentar ya berkasnya ya," ujar Almira mulai mencari berkas yang dibutuhkan.
Hanya butuh waktu lima menit, Almira menemukan berkas yang saat ini sedang dicari oleh Calesthane. Iapun langsung buru-buru mengambil berkas itu untuk diberikan kepada Calesthane.
"Ini mbak berkas-berkasnya," ujar Almira memberikan berkas yang harus ditandatangani.
"Oh iya. Ya sudah kamu lanjut kerja! yang giat ya!" jawab Calesthane sambil memberikan semangat untuk Almira.
"Makasih atas dukungannya mbak," jawab Almira tersenyum manis.
Setelah itu Calesthane keluar dari ruangan Almira dan berjalan menuju ruangannya. Hari ini Calesthane memiliki jadwal yang padat.
Disisi lain kantor The Lavender....
Terlihat beberapa karyawan kantor asik mengobrol. Bukannya kerja dengan benar, justru mereka malah bebas dengan urusan nya sendiri. Tidak lama kemudian, lewat lah Ryan didepan mereka-mereka. Karyawan yang tadinya asik sendiri dengan urusannya, kini mereka langsung menatap kagum wajah Ryan. Walaupun Ryan terlihat cupu serta jutek, namun ia tetap terlihat menarik.
"Astaga. Habis mimpi apa gw semalam? kok besoknya bisa ketemu cowok seganteng dia," celetuk salah satu karyawan memuji ketampanan yang dimiliki Ryan.
"Sama gw habis mimpi apa ya? walaupun dia cupu tapi tetap tamvan," jawab salah satu karyawan yang lain.
Ryan mendengar ucapan mereka semua, namun ia tidak memperdulikannya. Karena saat ini Ryan sedang fokus untuk pergi masuk kedalam tidak tahu untuk apa. Padahal ia tidak mengenali karyawan kantor sana dan tidak ingin menemuinya.
Ryan berjalan dengan cepat. Begitu juga dengan Calesthane karena ia sibuk sehingga melakukan semua serba terburu-buru sampai akhirnya terjadilah kejadian untuk kedua kalinya. Ryan tidak sengaja menabrak Calesthane yang sedang terburu-buru menuju ruangannya.
Calesthane terjatuh. Semua berkas-berkas yang ia bawa berserakan dimana-mana. Namun, Ryan berhasil memegangi tubuh Calesthane yang mau terjatuh dengan cara menarik tangannya lalu memeluknya.
Jantung berdebar dengan kencang. Rasa gugup dialami oleh Calesthane. Dari dulu hingga sekarang, dia belum pernah merasakan kejadian seperti ini.
"Ya Tuhan, apakah aku sedang jatuh cinta?" ucap Calesthane dalam hatinya.
"Untuk kali ini aku merasa sedikit canggung serta gugup berada didekat wanita. Padahal selama ini aku tidak pernah mengalami kejadian seperti ini. Apakah ini yang dinamakan cinta? namun, aku baru bertemu dengannya," ujar Ryan dalam hatinya.
Diantara mereka tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata apapun. Tidak cuma itu, tidak ada gerakan yang berubah dari mereka. Calesthane dan Ryan masih saja dalam posisinya masing-masing. Yaitu memeluk dan dipeluk.
Namun kejadian itu hanya sebentar karena Amora keluar dari ruangannya dan terkejut saat melihat kejadian itu.
"Miss Calesthane, what are you doing? why are you with the office security?(Nona Calesthane, apa yang kamu lakukan? kenapa kamu bersama satpam kantor?)," tanya Amora terkejut.
Ryan langsung melepaskan pelukan hangatnya. Calesthane mundur perlahan-lahan sedikit menjauh dari Ryan. Ia sempat memandang Ryan yang baru saja memeluknya. Setelah itu ia menatap tajam Amora yang memperhatikan mereka berdua.
"Miss Amora, I will explain this incident to you. Actually I almost fell but this office security managed to save me. (Nona Amora, saya akan menjelaskan kejadian ini kepada anda. Sebenarnya saya hampir jatuh tetapi satpam kantor ini berhasil menyelamatkan saya)," jawab Calesthane menjelaskan kepada Amora supaya Amora tidak berpikiran buruk apa yang terjadi kepada Calesthane.
"Oh, I see. (Oh begitu)," ucap singkat Amora.
"Oh yeah, why did you come out of the room? you should be working! (Oh ya, kenapa kamu keluar dari ruangan? Kamu seharusnya bekerja!)," tegur Calesthane dengan tegas.
"Sorry I was going to the toilet. Then I saw you both with him. (Maaf aku mau ke toilet. Lalu aku melihatmu berdua bersamanya)," jawab Amora.
"Oh, I see. Yes, use the toilet now before other people use it. (Oh begitu. Ya, gunakan toilet sekarang sebelum orang lain menggunakannya)," jawab Calesthane
"Okay," jawab Amora.
Setelah itu Amora pergi meninggalkan Calesthane serta Ryan yang masih berdua disana.
Calesthane dan Ryan awalnya terdiam dan tidak saling menyapa satu sama lain. Namun perlahan-lahan Ryan mulai mengajak mengobrol Calesthane sambil mengambil berkas yang berserakan.
"Berkas penting berserakan dimana-mana. Aku akan membantumu mengumpulkan semua ini karena ini semua ulahku awalnya," ujar Ryan sambil mengambil berkas-berkas yang berserakan.
Calesthane membalikkan badannya dan melihat Ryan sedang mengambil berkas-berkas yang berserakan. Iapun langsung berlari menghampiri Ryan dan membantunya mengumpulkan berkas-berkas yang berserakan. Sebenarnya ia tidak enak dengan Ryan karena mau membantunya.
"Tidak usah bantu aku! ini semua awalnya karena aku yang dari tadi sibuk sendiri," ujar Calesthane dengan nadanya yang lembut.
"Iya tidak apa-apa. Namun aku akan tetap membantunya," jawab Ryan mengambil berkas yang ada di bawah kolong meja.
Saat setelah selesai mengambil berkas di kolong meja, kini Ryan tinggal mengambil kertas yang ada di tengah-tengah Calesthane. Tanpa disangka, diwaktu yang bersamaan mereka berdua mengambil kertas itu sehingga tangan mereka saling memegangi.
Suasana romantis mulai terjadi kembali diantara mereka berdua. Jantung kembali berdebar dengan kencang. Rasa gugup pun mulai tumbuh kembali.
"Ya Tuhan, mengapa setiap aku dekat dengan dia aku merasa seperti ini? padahal ini baru saja berlangsung sehari," ujar Ryan dalam hati.
"Ya Tuhan, aku benar-benar gugup berada didekat pria satpam ini. Padahal aku biasa dengan pria satpam yang lain, bahkan aku sering memarahinya. Tapi, kenapa jika aku sama dia justru aku malah seperti ini? tidak mungkin aku jatuh cinta dengan seorang satpam kantor. Ingat pesan mama! cari yang selevel dan jangan pernah mementingkan cinta jadi nomor satu," ujar Calesthane dalam hatinya.
Secara tiba-tiba, Calesthane berdiri lalu mengambil berkas-berkas yang dipegang Ryan dengan menariknya sedikit kencang. Ia terkadang bertingkah laku sedikit tidak sopan dengan karyawannya.
Calesthane pergi berlari meninggalkan Ryan dengan raut wajah judesnya. Ryan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Calesthane yang tidak memiliki sopan santun sedikitpun terhadap orang yang telah menolongnya. Namun ia terlihat menggemaskan berperilaku seperti itu. Ryan lebih suka wanita dingin, tegas, dan tidak murahan dibandingkan wanita-wanita yang centil dan licik.
"Wanita itu menggemaskan, aku semakin tertarik padanya," ucapnya Ryan dalam hati.
Setelah itu Ryan pergi keluar dari dalam kantor dan lanjut bekerja sebagai seorang satpam.