"Oke-oke. Jadi begini, aku ceritakan kejadian yang manis nya dulu ya," jawab Ryan.
"Ya sudah buruan cepetan! terus apa lagi?" ucap Santoso.
"Nah terus, saya ceritanya membukakan gerbang pintu untuk orang terpenting. Orang itupun masuk kedalam lalu memarkir mobilnya. Nah ini kejadian serunya! saat dia ingin masuk kedalam kantornya, tiba-tiba orang itu hampir tertabrak mobil. Namun, saya berhasil menyelamatkannya dan keromantisan terjadi," cerita Ryan dengan penuh kegembiraan.
"Lebay amat ceritanya. Ngomong-ngomong siapa wanita yang kamu maksud?" jawab Santoso sambil meminum ice lemon tea.
"Dia itu adalah nona Calesthane. Katanya sih direktur perusahaan The Lavender," jawab Ryan Delon.
Biur....
Santoso menyiprat kan air lemon tea yang ia minum kearah wajah Ryan. Namun Ryan berhasil menghindari nya sehingga tidak terkena.
"Kamu kenapa sih? sampai begitu," tanya Ryan heran.
"Gila lu, itu saudara gw! gw deket sama dia! jangan macem-macem ya sama dia!" jawab Santoso sambil mengelap bibirnya dengan tisu.
"Terus, kalau dia saudaramu nah aku suka. Gimana?" tanya Ryan dengan polos nya.
"Oh tidak. Walaupun saya sering berkelahi dengan Calesthane, tapi saya tidak mau dia sama kamu yang playboy," jawab Santoso dengan ketusnya.
"Lah, kok playboy? playboy darimana nya? boro-boro playboy," jawab Ryan sambil memakai topi satpam nya.
"Kalau kamu gak playboy, aku tanya! kenapa kamu bisa pacaran sampai 10 kali? putus lagi. Apa itu gak dinamakan playboy?" ucap Santoso.
"Lah gw putus terus pacaran sama 10 kali karena mereka! mereka kok yang mau. Jadi itu bukan dinamakan PLAYBOY," jawab Ryan menekan katanya.
"Ah banyak alasan," ujar Santoso sambil mendorong meja sedikit kencang.
"Ya sudah kalau begitu saya balik ke kantor saja. Mendingan istirahat didalam kantor aja, jadi bisa memandangi wanita-wanita yang cantik," jawab Ryan sambil berdiri.
Setelah itu Ryan memutuskan untuk pergi meninggalkan cafe dikarenakan ia sedikit kesal dengan tingkah lakunya Santoso yang mengejeknya dengan berkata PLAYBOY. Sedangkan Santoso masih berada didalam cafe. Ia masih sedikit bingung dengan tingkah laku Ryan yang sepertinya sudah ada perasaan dengan saudara wanitanya yang cantik.
Beberapa menit kemudian...
"Ah mendingan dari tadi di kantor aja, gak usah istirahat di cafe. Santoso saja seperti itu," ucap Ryan marah-marah sendiri sambil melangkah dengan cepat masuk kedalam kantor The Lavender.
Pak Boyo dan Anggara langsung menatap ke arah Ryan yang sedang marah-marah tidak jelas.
"Eh lu napa? kaya orang gila aje lu," celetuk Anggara.
"Iya. Gak betah lu disini karena di perintah-perintah mulu?" jawab pak Boyo.
"Ah diam kalian berdua. Ganggu saja," tegur Ryan sambil masuk kedalam kantor The Lavender.
"Lah..lah..lah kok itu si Putra main masuk kedalam kantor bu Calesthane saja? padahal dia kan pekerja yang diluar, bukan didalam. Mungkin nih orang mau cari gara-gara, ya sudah lah biarkan aja yang nanggung dia ini," ucap pak Boyo.
"Iya pak, biarin dia mau bertingkah laku apa," jawab Anggara.
"Ya sudah, ayo lanjut main catur nya," jawab pak Boyo.
Setelah itu mereka berdua kembali bermain catur dengan asiknya dan tidak memperdulikan Ryan yang sedang masuk kedalam kantor tanpa rasa takut sedikitpun.
#Didalam ruangan Calesthane#
Terlihat Calesthane sedang duduk sambil memikirkan suatu hal. Ia terlihat melamun saja dari tadi padahal dia sudah menyiapkan sebuah pensil dan beberapa lembar kertas untuk mendesain baju yang akan dipakai oleh para model nanti saat dikirim ke Eropa untuk memamerkan keindahan busana yang dirancang oleh Calesthane.
"Aku heran, kok satpam yang tadi menolongku itu wajah serta suaranya tidak asing ya? seperti pernah kenal," ucap Calesthane sambil memikirkan kejadian yang baru saja ia alami pagi hari tadi.
Krinkk... krinkk... krinkk
Suara dering telepon terdengar jelas serta berisik. Seketika, lamunan Calesthane langsung hilang dalam sekejap saat terdengar dering telepon nya.
"Eh ya Tuhan. Aku sampai belum desain baju buat nanti," ucap Calesthane sambil mengambil ponselnya yang sedang berdering.
"Halo... eh lo lama banget sih ngangkat nya?" tanya Jasmine.
"Ya maaf kalau telat sedikit," jawab Calesthane dengan nada sedikit lembut.
"Ya sudah, untuk kali ini aku maafkan. Ngomong-ngomong desain baju yang akan dipakai para model sudah dibuat?" ucap Jasmine.
"Hehehehe belum. Aku lagi kurang fokus nih," jawab Calesthane.
"Gak fokus karena apa? kamu sudah lulus kuliah. Terus kamu gak lagi pacaran sama siapa-siapa. Lalu kenapa masih gak fokus saja sih?" jawab Jasmine geram.
"Ah ada deh kejadian yang membuatku seperti ini, nanti ku ceritakan kalau kita bertemu ya. Terus kamu sudah berada dimana?" jawab Calesthane.
"Aku tadi ke kantor pak Ryan Delon itu loh yang CEO terkaya se-Eropa. Dia katanya mau kerjasama dengan kita untuk membangun iklan. Kita yang merancang baju serta menyiapkan model terus dia yang mengurus kru iklan serta lainnya. Namun tadi dia gak ada di kantor, kata karyawan nya sih dia sedang ada urusan pribadi," jawab Jasmine.
"Ohh begitu. Ya sudah deh nanti curhat-curhatan nya lanjut lagi aja kalau bertemu. Aku mau desain baju buat para model nanti," jawab Calesthane.
"Iya sudah. Bye," jawab Jasmine.
"Bye," jawab singkat Calesthane.
Setelah itu Jasmine mematikan telepon nya dengan Calesthane. Iapun kembali bersiap-siap untuk berangkat menuju kantor The Lavender lalu menemui Calesthane. Sedangkan Calesthane sendiri terlihat keluar dari dalam ruangannya lalu berjalan kearah ruang pengurus manajemen model-model yang akan di kirim ke Eropa.
Pintu terbuka. Amora langsung berdiri lalu menghampiri Calesthane yang secara tiba-tiba masuk kedalam ruangannya.
"What's up Miss Calesthane?(Ada apa Miss Calesthane?)," tanya Amora
"Have you found a model who will wear my design clothes when they are in Europe?(Sudahkah Anda menemukan model yang akan mengenakan pakaian rancangan saya saat berada di Eropa?)," jawab Calesthane.
"Yes, I have found a model who will wear your design in Europe later. They are also well-known models.(Ya, saya sudah menemukan model yang akan memakai desain Anda di Eropa nanti. Mereka juga model terkenal)," jawab Amora.
"Okay, we'll have a meeting tomorrow about this. Call all concerned! (Oke, kita akan rapat besok tentang ini. Panggil semua yang terkait!)," perintah Calesthane dengan tegasnya.
"Okay miss," jawab Amora.
Setelah itu Calesthane keluar dari ruangannya Amora dan memutuskan untuk kembali masuk kedalam ruangannya.
Calesthane melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Amora. Ia berlari kesana-kesini untuk mengurus rapat esok. Kini Calesthane tinggal mengambil beberapa berkas biaya produksi desain baju yang ada di ruangan bendahara kantornya. Calesthane masuk kedalam ruangan sana lalu mengambilnya untuk ditandatangani. Namun, Calesthane menandatanganinya nanti makanya ia membawa surat-surat itu terlebih dahulu kedalam.