Ke esokan harinya, Rara langsung meminta izin kepada Aisyah dan suaminya untuk segera berangkat ke kota bersama Zihan, "Aa, Teteh. Aku berangkat sekarang yah."
"Kamu berangkat dengan siapa, Neng?" Ganjar balas bertanya memandang wajah istri mudanya itu.
"Rara berangkat bersama Zihan," jawab Rara lembut. "Nanti Rara jemput Zihan di rumahnya," sambung Rara berkata lirih di hadapan sang Suami.
"Teteh titip bakso ya, Ra!" timpal Aisyah.
"Iya, Teh. Nanti aku belikan." Rara bangkit dan mencium tangan suaminya dan juga pamit kepada Aisyah.
Seperti biasa pukul tujuh pagi, Ganjar sudah berangkat dari rumah untuk kembali mengerjakan aktivitas rutinnya di perkebunan. Sementara Aisyah dan Marni sudah memulai aktivitas di dapur untuk memasak dan membersihkan perkakas dapur yang kotor.
Aisyah selama mempekerjakan orang di rumahnya, ia tidak pernah menganggap asisten rumah tangganya itu sebagai budak. Aisyah selalu membantu pekerjaan Marni dan memasak dan merapikan kediamannya itu.