Hasuri sudah sampai di suatu tempat, Ia rupanya sedang melanjutkan pencarian alamat gedung sesuai dengan gambar pada sebuah dokument. Kali ini, seorang pria paruh baya sedang diajak ngobrol oleh di Hasuri itu, untuk menanyakan alamat rupanya pria itu, mengetahui alamat dan lokasi pastinya.
"Ambil kanan dari lampu merak, dan terus saja sekitar 20 meter. Ini adalah tempat yang sangat terkenal." Ucap pria itu kepada Hasuri.
Di sebarang jalan, rupanya Nining sedang berjalan di hadapan gedung tempat Hasuri tadi bertanya perihal lokasi restoran, namun Hasuri ataupun Nining, tidak memperdulikan satu sama lain.
Sampai pada pertengahan jalan, Hasuri sedang menyetir, sambil memperhatikan tempat-tempat yang dijadikan patokan berdasarkan petunjuk pria tadi. Hasuri kaget melihat Nining sudah ada di hadapan nya. Nining pun sama merasa kesal, sebab Nining beranggapan bahwa Hasuri seolah mengikuti dirinya.
Hasuri yang berada di dalam mobil, hanya melambikan tangan kepada Nining, dan memberikan isyarat untuk jalan duluan tanpa memperdulikan dirinya.
Nining dengan wajah kesal, melanjutkan langkahnya dan sesekali berhenti menengok kebelakang, rupanya mobil yang di kendarai Hasuri masih mengikuti nya dari belakang. melihat hal itu, Nining semakin kesal kepada Hasuri, dan memaki Hasuri dengan bahasa isyarat. Namun Hasuri kali ini mendiamkan sajah tanpa balas memberi isyarat kepada Nining, kemudian mobil pun mendahului langkah Nining di depan, dan menghilang di persimpangan.
Hasuri yang merasa bingung, karena setiap ia melintas pada jalan yang ditunjukan selalu bertemu dengan Nining yang sedang berjalan. Namun, perasaan itu sama seperti yang di pikirkan oleh Nining. Rupanya rute yang dilalui mereka berdua sama.
Nining sudah tinggal satu persimpangan akan sampai pulang, sedangkan Hasuri yang membawa mobil juga ikut di belakang Nining. langkah Nining kemudian berhenti, melihat Hasuri sudah di belakang dirinya, mata Nining melirik ke arah Hasuri dengan tatapan sangat-sangat kesal membahana, sampai nampan yang Nining pegang ingin di lemparkan ke arah mobil Hasuri.
"Dia gila, kenapa dia mengikutiku?" ucap Nining menggerutu kesal.
"Ini benar-benar membuatku jengkel" Hasuri juga ikut merasa jengkel karena perjalanannya selalu ada Nining di hadapannya.
Nining kemudian berhenti, melihat kembali Hasuri yang sedang menyetir mobil, kemudian mempercepat langkahnya dan langsung masuk ke sebuah gedung restoran.
Hasuri dari dalam mobil yang seketika itu berhenti, mengamati gedung dimana Nining tadi masuk, dan langsung mengamati dari bawah sampai atas, mata Hasuri tidak berkedip melihat kondisi gedung yang menurutnya tidak ada perubahan sedikitpun, tapi Hasuri masih berada di dalam mobilnya.
Setelah puas mengamati, Hasuri bergegas turun dari mobilnya dan melakah mendekat ke gedung restoran dimana Nining tadi masuk. Hasuri hanya berdiri sambil melamun, rupanya Hasuri dalam lamunan dan mencoba mengingat kejadian di 25 tahun yang lalu, rupanya gedung yang di ingatnya adalah restoran tempat Nining bekerja.
Buarrrr..... sebuah air menyiram wajah Hasuri, sontak membangunkan Hasuri dari lamunannya,
"Hah" ucap Hasuri Kaget
Nining hanya berdiri memandang Hasuri yang kesal sedari tadi, perjumpaan mereka terkesan dramitisir dan saling bermusuhan satu sama lain, lalu kedua nenek Nining pun ikut keluar untuk melihat, apa yang bakalan di perbuat oleh Nining dengan membawa sebuah ember berisi air, rupanya untuk di siramkan kepada Hasuri yang sedang berdiri di tengah jalan tepat di hadapan restoran mereka bertiga.
"Nining!" saut Lina dari kejauhan
Nining hanya diam tanpa berkata apa-apa, dan Hasuri pun hanya terkesima dengan perlakuan Nining.
Hasuri sudah kembali ke Hotel mewah dimana ia tinggal dan baru beres mandi dan berjalan menuju meja yang penuh dengan dokument yang di bawanya dari kantor.
"Apa aku terlihat seperti ! aissh" Hasuri mengela napas sambil berkata sendiri.
Kemudian ia memegang beberapa foto buram yang pernah di bahas oleh sekertarisnya tempo lalu, Hasuri mengamati satu persatu ketiga foto buram tersebut.
"Apa ini?" hasuri sambil mempertajam pengelihataannya pada foto buram tersebut. Dan rupanya ia tampak menyadari sesuatu hal, namun dia langsung meremas ketiga foto buram itu dan melemparkannya ke lantai.
"Astaga" Hasuri mengehela napas panjangnya. Kemudian Hasuri mengambil ponsel nya dan menelepon seseorang.
"Ini aku. Tentang resto sup nasi itu. Ya, tempat sup nasi yang tidak ada namanya. Ya, tempat itu 'jam 6 itu. Tempat itu, apa kau yakin pemiliknya belum berubah selama 50 tahun? Tidak ada pemilik bangunan dan pemilik restoran yang terpisah? Tidak, tiadk ada yang pasti.. cari lebih dalam dan lebih detail. Bahkan sekecil apapun itu, jadi cari tahu semuanya dan laporkan. Iya" ucap Hasuri sambil menutup telponnya.
*****