Di dalam sebuah gedung tinggi menjulang, Hasuri berdiri di depan sebuah cermin lift dan menekan tombolnya. Sambil menunggu ia berjalan melihat tumpukan dokumen yang ada di meja kerja nya, satu persatu dokument itu di amati Hasuri. 'Pengembangan produk' judul tulisan pada setiap dokument dengan gambar gedung yang berbeda.
Hasuri memperhatikan satu persatu setiap dokumeny tersebut. Kemudian matanya tertuju pada sebuah dokument dengan judul Jenis sup nasi, data pengembangan produk, bergambar sampul dokumennya adalah sebuah gedung yang di cari-cari oleh Hasuri.
Kali ini Alam selaku sekertarisnya, tidak mendampingi seperti biasa, Hasuri berangkat sendiri, sambil membawa dokument tentang gedung restoran sup nasi, kemudian dia sampai di sebuah minimarket dan memarkirkan mobilnya disana. Hasuri turun dan masuk pada minimarket tersebut.
"Aku benar-benar tidak tahu" ucap petugas kasir.
"Terimakasih." Ucap Hasuri.
"Ya.." ucap kasir tersebut
Setelah Hasuri bertanya prihal alamat lokasi gedung restoran yang di carinya itu kepada penjaga kasir, ia berjalan masuk ke dalam untuk mengangkat panggilan dari sekertarisnya.
Kemudian, Nining dengan membawa nampan di kepalanya masuk pada minimarket yang sama.
"Selamat datang" ucap sang Kasir
"Dimana pesanan ini saya taruh" tanya Nining
"Ada ruang istirahat di sana, kamu bisa meninggalkannya di sana." Ucap sang kasir
Nining pun bergegas masuk ke sebuah ruangan yang tadi di tunjukkan untuk menaruh pesanannya.
Hasuri sedari tadi sudah berdiri di antara tumpukan barang-barang di minimarket sambil ngobrol lewat telpon hanphonenya.
"Maksudku, itu adalah tempat yang terkenal tapi mengapa tidak ada yang tahu? Aku memberitahu, aku sudah berkeliling lingkungan sekitar tiga kali."
Ditengah percakapan Hasuri yang serius, Nining berjalan menyusuri tiap baris makanan dan peralatan yang di jual pada minimarket ini, untuk mencari sebuah kebutuhan Nining.
"Apa nama toko itu? Rumah sup nasi? Hanya rumah sup nasi? Dan orang-orang akan tahu?" Hasuri masih fokus menelpon
Rupanya, Nining sudah berada di belakang Hasuri yang masih berdiri sambil menelpon, Nining kemudian melihat barang yang di carinya, kemudian Ia mendekati pada rak tepat Hasuri berdiri.
"Jadi kau melakukan ini dengan sengaja, sekertaris Alam. Iyakan? Dengan sengaja. Tidak, tidak, ini sengaja." Hasuri kemudian memutar tubuhnya. padhal Nining sudah mau mengambil barang yang dibutuhkannya, namun brkkk. Tubuh Nining terhimpit oleh Hasuri yang masih sibuk menelpon, namun tidak menyadari keberadaan Nining walapun berada di dekatnya.
"Karena aku bilang akan datang sendiri, biarkan aku memberitahu mu." Nada Hasuri semakin tinggi, dan Nining yang semula akan mengambil barang itupun mengurungkan niatnya, dan ekspersi mukanya juga merasa kesal.
"Di sekitar sini ada suatu tempat. Sekertaris Alam, apa kau yakin kalau itu begitu spesial?" tanya hasuri di telpon
Nining tidak habis akal, untuk dapat mengambil sebuah parfum yang terhalang oleh Hasuri, Nining pun bergerak secara perlahan dari arah samping Hasuri, dengan tidak menyenggol ataupun berkata apa-apa. Sedikit lagi tangan kanan Nining akan sampai pada sebuah parfum yang hendak di ambilnya, namun nampan yang di bawa Nining tidak sengaja menyentuk pinggang Hasuri.
Seketika itu, Hasuri memegang tangan kanan Nining dan langsung membanting tubuhnya ke depan, akan tetapi kondisi berbalik, rupanya Nining dapat menahan bantingan dari Hasuri, kemudian giliran Nining sekarang yang mengangkat tangan Hasuri dan membanting tubuhnya ke lantai..
Blaaak.... tubuh Hasuri pun jatuh kedepan efek bantingan dari Nining. Kondisi tersebut membuat penjaga Kasir dan sepasang palnggan yang sedang menikmati minuman sontak terkejut.
"Apa anda baik-baik saja?" tanya sang Kasir
Hasuri hanya menghela napas sesak karena efek bantingan Nining.
"Itu bukan ekspresi yang seharusnya kan? Akulah yang lebih tercengang, ya?" Nining melontarkan cacian kepada Hasuri yang masih terbaring di lantai dengan napas sesal.
Hasuri kemudian, mengendurkan dasinya, dan menggerakan tubuhnya untuk berdiri. Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain.
"Aku jelas merasakan sesuatu yang tajam dari belakang" ucap Hasuri sambil memperhatikan Nining dengan seksama. Namun Nining tidak bergeming atas pertanyaan Hasuri.
"Maksudku, karena kau baru saja datang tanpa suara begitu tiba-tiba." Hasuri menjelaskan.
Namun pandangan Hasuri langsung melihat bagian kaki Nining yang ternyata menggunakan spatu Hak tinggi berwarna merah, dan Hasuri langsung teringat dengan sebuah insiden kecelakaan, dimana mobil Hasuri yang pada saat itu di kendarai Alam menambrak Wanita ini. Sontak Hasuri sadar dari lamunannya dan berakata.
"Hak warna merah itu?" tanya Hasuri
"Apa yang dia katakan?" jawab Nining
"Kau tidak mengingat ku?" ucap Hasuri sambil tangannya menunjukan 2 jari dan di arahkan kepada Nining
"Ini!" Hasuri memperagakan jari dan tangannya kepada Nining seperti Nining waktu itu melakukan hal yang sama kepada Hasuri..
"Gila" ucap Nining dengan sontak.
"Gila? Siapa, aku? Kau mengalami kecelakaan mobil belum lama ini? Di sana di persimpangan jalan? Kau tidak mendapat telepon dari polisi atau perusahaan asuransi? Aku telah mencarimu selam ini." Hasuri
memberondong pertanyaan pada Nining.
Namun Nining hanya diam tampa menjawab semua pertanyaan Hasuri.
"ckckckc..." Nining hanya menggelengkan kepalanya dan langsung pergi meninggalkan Hasuri dari minimarekt itu. Ia pun keluar "Sampai jumpa" ucap sang Kasir.
Di rasa pertanyaan Hasuri yang terasa mengganjal dan belum di jawab oleh Nining, Hasuri pun ikut keluar dan menyusul Nining.
"Hei, bisa kau berhenti sebentar. Bagaimana bisa kamu pergi begitu saja? Itu membuat ku seperti orang gila. Aku mengatakan ini karena aku khawatir, dan untuk berjaga-jaga. Kau tidak berpikir kalo aku tertarik. Atau terobsesi padamu kan? Kau benar-benar tidak ingat? Jalan zebra. Mobil hitam. Bumpernya sampe penyok." Ucap Hasuri.
Tanpa berkata apa-apa, Nining mengentikan langkahnya dan Hasuri pun ikut berhenti. Nining kemudian membalikan wajahnya menghadap Hasuri dan pandangan mata mereka bertemu.
"Jadi, apa kau memintaku untuk memperbaiki mobilmu sekarang?" tanya Nining dengan nada kesal
"Tak kusangka wanita ini, kau ingat ? Hasuri langsung reflek atas jawaban Nining.
"Aku ingat saat kecelakaan mobil dan aku tidak mengingat mu. Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Apa itu cukup?" ucap Nining
Hasuri merespon jawaban dari Nining dengan sedikit memahami keadaanya
"Semacam itu, oh, satu lagi. Sebelumnya memang aku yang salah. Aku akan meminta maaf." Ucap Hasuri.
"Aku bisa pergi sekarang, kan?" tanya Nining,
Lalu Hasuri melambaikan tangan saja kepada Nining tanpa berkata apa-apa.
"Apa dia berpikir, kalo aku sangat menyukainya?" Hasuri meranyam sendiri sambil memperhatikan Nining dari belakang.
Kemudian Hasuri pun membalikan badannya dan berjalan berlainan arah, karena Hasuri akan mengambil mobil yang masih terparkir di depan minimarket tadi.
******