"Sudah cukup untuk hari ini" ucap Pria berpakaian putih dan sabuk putih, dengan napas terengah-engah.
"Tak bisa lagi,?" Hasuri menanggapi dengan wajah tersenyum dengan sedikit mengejek.
Tanpa berkata apapun, Pria tadi langsung bangkit dan mengejar Hasuri lalu menyerangnya dari belakanh, akan tetapi keadaan berbalik, Hasuri mampu menguasai teknik penyerangan dari pria tersebut.
"Menyerah... aku menyerah." ucap Pria itu sambil menepuk-nepuk kedua tangan Hasuri yang mengunci lehernya.
Napas mereka berdua terengah-engah, lalu mereka pun menghentikan latihan, Hasuri memang mempunyai hobi berlatih taekwondo di waktu senggangnya, untuk melatih ketangkasannya sekaligus untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
Mobil melaju dengan cepat hingga sampai di sebuah gedung betingkat, muncul seseorang membukakan pintu mobil, Hasuri turun dari dalam mobil tepat di depan gedung tersebut, dimana ia bekerja, Hasuri merupakan Direktur perusahaan di bidang properti.
Kemudian ia melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung dan langsung di sambut oleh Alam Arcy selaku sekertarisnya, Alam langsung menyampaikan schedule kepada Hasuri.
"Jam 10 pagi, konferensi dagang dan industri. Dan mulai jam 2 siang, anda memiliki pertempuan peringatan untuk memberikan makan anak-anak. Pukul 4 sore, anda memiliki pertemuan dengan departemen penyesuaian,"
Bruugg.. Belum selesai dengan penyampaian schedule Alam tidak sengaja menabrak Hasuri karena tiba-tiba berhenti melangkah.
"aku minta maaf." ucap Alam
Setelah itu Hasuri melanjutkan lahkahnya lagi menunju sebuah lift, Alam pun masih terus membacakan schedule agenda Hasuri tanpa berhenti karena saking padatnya jadwal Hasuri di hari ini.
"Setelah rapat departemen penyesuaian.. jam 4 sore..
Penyampaian schedule yang telah di buat Alam terhenti kembali, karena Hasuri sudah menghadap ke sebuah lift yang akan menuju ke ruangan kerjanya, lalu Hasuri mengangkat tangannya menandakan bahwa Alam harus berhenti berbicara.
"Jadwal oke. Apa yang aku minta sudah siap?" tanya Hasuri menegaskan kepada Alam,
Sebelumnya Alam sudah diminta untuk menyiapkan materi presentasi soal bangunan yang ingin Hasuri lihat laporannya dengan cepat.
Rupanya Hasuri sedang mencari sebuah gedung seperti pada ingatan mimpinya, keingintahuan Hasuri semakin besar untuk menemukan apakah gedung itu ada sampai sekarang ataukah hanya sebuah mimpi belaka.
Tak lama merekapun sudah berada di ruangan meeting, Alam langsung membuka laptopnya dan menyampaikan beberapa silde yang semuanya membahas seputar bangunan.
"Bangunan itu terletak di Kubang Laban. Dibangun pada tahun 1988, dan.." belum tuntas menyampaikan materi Alam pun berhenti karena melihat mata Hasuri yang seakan tidak tertarik.
"Pola atapnya berbeda. Berikutnya?" hasuri memotong presentasi Alam, meminta untuk melanjutkan slide berikutnya.
"Aah,, Iya." Alam melanjutkan slide berikutnya
"Bangunan ini di Lobak di Provinsi Babakan...
"Berikutnya" ucap Hasuri dengan wajah datar.
"Di Cirebon dari Jawa Tengah,"
"Terlalu jauh, berikutnya." ucap hasuri dengan ekspresi yang sama.
Dengan wajah kesal, Alam pun melanjutkan slide berikutnya sampai pada satu slide yang di lihat Hasuri mulai tertarik.
"Bangunan ini selesai pada tahun 1971. Aku pikir bentuk eksternal seperti jendela atau atap memiliki kemiripan paling dekat.." penyampaian Alam kembali terpotong.
"Dan..?" sela Hasuri dengan mata sambil melihat seirus kepada Alam.
"Ini dibangun kembali, jadi tidak ada lagi." Alam menjelaskan
"Harus ada informasi tentang orang-orang yang tinggal di sana." perintah Hasuri
"Ku dengar mereka adalah seorang kakek dan nenek biasa. Tapi sekarang, mereka pergi ke surga." Ucap Alam sambil membayangkan orang yang telah mati pergi ke surga.
haaahhhh Hasuri menghela napas dan mengatakan "Berikutnya."
hingga sampai pada akhir presentasi yang bertuliskan Thank you,
"Itu yang terkahir hari ini." Alam mengakhiri presentasinya.
"Thank you?" ucap Hasuri kaget sambil memegang secangkir kopi yang barusan akan di minumnya.
"So much." Alam menampili jawaban Hasuri.
Hasuri hanya menghela napasnya dan tidak jadi meminum kopinya.
"Saat bangunan ini dijalankan dan dibangun setiap hari. Bangunan mana yang setelah 25 tahun masih akan tetap? Itu tidak seperti ingatanmu yang akurat. Aku minta maaf, tapi karena Sasmito berisiko dikebiri karena menasihati rajanya, bolehkan aku mengatakan sesuatu?"
"Tidak." Jawab Hasuri ketus.
"Iya" jawab Alam sambil menundukan wajahnya.
Setelah peresntasi selesai mereka berdua keluar dari ruangan dan langsung berada di depan sebuah lift. Awalnya mereka berdua berdiri sejajar namun, karena Alam sangat kesal dengan perlakuan Hasuri, yang sejak pagi membuat dirinya tidak nyaman, lalu Alam mundur kebelakang satu langkah sambil melontarkan kata-kata kekesalan kepada Hasuri.
"Kamu terlalu jahat.." gerakan bibir Alam terlihat di cermin lift
"Aku bisa melihat semuanya." Ucap hasuri sambil melihat wajah Alam di hadapan cermin lift.
"Maaf," ucap Alam dengan ekspresi kaget karena sedari tadi Hasuri sudah melihat kelakuakn Alam dan melontarkan cacian kepada Hasuri.
"Apa kau melakukan itu dengan sengaja? Atau kau melakukan itu kalau aku tidak bisa melihat?" Hasuri menegaskan.
"Aku minta maaf" ucap Alam.
"Aku sadar bahwa orang tuaku khawatir dan para karyawan bergosip tentang hal itu. Aku juga sadar bahwa tidak ada gunannya mengorek 25 tahun yang lalu dengan ingatan yang tidak sempurna. Meski begitu, mengapa kau masih mengira. Kalau aku tidak bisa melupakannya? Jika masalah ini tidak diselesiakan, aku bahkan tidak bisa maju satu langkah pun dari 25 tahun yang lalu." Hasuri menegaskan secara ditail.
Alam hanya bisa memandangi perkataan Hasuri dan tidak bisa berkomentar apapun lagi, hanya menganggukan kepalanya dan mengatakan
"Aku minta maaf".
****
Hasuri duduk di bangku belakang dan Alam yang menyetir, dalam perjalanan tidak ada percakapan antara mereka berdua, sesekali Alam melihat ekspresi wajah Hasuri selaku bosnya masih sama seperti tadi, ataukah sudah mulai kembali normal, namun Hasuri sedang sibuk melihat materi presentasi yang sudah di print out.
Melihat Bosnya sedang mengamati materi yang sudah berbentuk lembaran, Alam berinisiatif mulai berbicara.
"Coba.. bagimana kalau kita mengepost di koran dan stasiun TV? Aku ada beberapa koneksi dalam hal itu." ucap sekertaris sambil menyetir dengan laju kecepatan yang sedang.
Hasuri masih sibuk memeriksa materinya, dibukanya satu persatu materi yang berisikan gambar gedung-gedung yang sudah dijelaskan dalam presentasi sebelumnya, hingga mata Hasuri tertuju pada satu lembar gedung yang persis seperti ingatan mimpinya, dan sudah dicari selama 25 tahun ini.
"Apa ini? Tidak ada pada materi briefing tadi." Ucap Hasuri sambil menunjukan gambar pada lembaran slide yang sudah di print.
"Maaf?" kata Alam yang sedang fokus menyetir namun belum melihat jelas apa yang dimaksud bosnya.
"Ini" Hasuri menunjukan lagi slide materinya
Alam pun menoleh kebelakang dari ke fokusannya mengemudi, untuk memperhatikan gambar yang di maksud Hasuri, setelah Alam paham wajahnya kembali menghadap kedepan.
"Oh, kenapa ada disana? Aku pikir itu digabungkan oleh tim pengembang produk. Kali ini tim itu sedang mengerjakan seri nasi sup, jadi mereka mengumpulkan bahan-bahan di restoran nasi sup terkenal. Tolong berikan padaku." Ucap Alam dengan tangannya sambil meminta materi tersebut. Namun tidak di berikan oleh Hasuri.
"Apa ini semua?" Tanya Hasuri
"Maaf" ucap Alam sambil melongo karena belum mengerti maksud bosnya.
"Apa semua materi ini berasal dari sana?" Hasuri bertanya kembali.
"Karena ini adalah daftar restoran yang bagus.." Alam menjawab dengan santai sambil fokus menyetir
"Cari tahu lebih banyak tentang tempat ini." Dengan wajah datar Hasuri menyuruh Alam.
"Seperti yang sudah aku katakan, itu hanya restoran sup nasi," dengan wajah Alam yang tersenyum sinis, sambil wajahnya melihat kebelakang.
"Aku tak peduli apakah itu restoran sup atau restoran bagus, sekertaris Alam. Sekertaris Alam, lihat depan." Ucap Hasuri dengan nada mengingatkan Alam yang sudah tidak fokus menyetir karena perdebatan tadi.
Alam makin tidak memahami ucapan bosnya,
"Apa?" ucap Alam dengan wajahnya masih melihat kebelakang.
"Depan!" Hasuri mengingatkan kembali.
Perintah Hasuri membuat Alam kaget dan langsung memalingkan wajahnya ke depan, namun mobil yang di kemudikannya sudah melewati zebra kross tempat pejalan kaki dan mereka bedua pun kaget histeris.
Aaaah.. teriak Alam yang sontak kaget dan refleks lalu menginjak rem mobilnya.
Beruntung mobil yang di kemudikan Alam berhenti dan tidak terjadi kecealakaan atau menabarak seseorang yang melintas.
Mereka berdua terlihat syok akibat kejadiannya tersebut, dan mata Alam melihat-lihat ke seluruh arah untuk memastikan bahwa dirinya tidak menabrak seseorang.
Namun tanpa di sangka-sangka, seorang wanita membawa tumpukan nampan di atas kepalanya muncul secara tiba-tiba mengagetkan Alam,
"aaaaaaaaaa" teriak Alam yang kaget dengan kemunculan sosok wanita itu di hadapannya, dan Hasuri yang duduk di belakang pun ikut terkejut.
Wanita itu, kemudian berdiri, dengan rambut yang semerawut dan ekspresi mata memadang tajam ke arah Alam dan Hasuri, dan langsung menunjukan kedua jarinya kepada mata mereka bedua dengan bahasa isyarat.
"Jaga matamu itu !... sebelum aku membuhunmu." Ucap Wanita tadi, dengan bahasa isyarat yang matanya sebenarnya tengah memandang wajah Hasuri dengan tatapan mengancam, setelah itu Ia pergi meninggalkan mereka berdua tanpa berkata apapun.
Sedangkan Alam merasa ketakutan namun Hasuri hanya bengong atas ancaman dari wanita tadi.
Dengan segera Alam melepaskan sabuk pengaman dan turun dari mobilnya
"Tunggu sebentar ! maafkan aku! Tunggu sebentar! Permisi!" ucap Alam dengan nada terburu-buru namun Wanita itu tidak memperdulikan mereka berdua, dan langsung berjalan menjauh.
Mata Hasuri memandangi wanita tersebut karena ada yang berbeda dari kebanyakan wanita lain. Wanita itu menggunakan sepatu berhak warna merah dan di atas kepalanya terdapat nampan yang tersusun tinggi.
"Siapa wanita itu?" ucap Hasuri setelah mengamatinya dari ujung kaki hingga kepala.
"Waaaaaaah.." mulut Alam terbuka dan kaget melihat bemper depan mobilnya penyok seperti telah menabrak sesuatu yang sangat keras. Merak bedua hanya berpandangan mata.
"Apa anda pikir dia baik-baik saja?" tanya Alam yang tidak percaya dengan kejadian barusan.
Namun Hasuri hanya bisa bengong dan tidak bisa berkata apa-apa sambil matanya melihat kesekelilingnya untuk mencari keberadaan wanita tadi.
******