Berdiri dengan jarak 15 meter dari Allsbert, nampak ada mahkluk berlumuran darah di mulut serta tubuhnya sedang menatap Allsbert.
Di bawah tubuhnya seperti ada berserakan daging hewan yang habis di buru dan dimakan oleh makhluk itu.
Makhluk itu memiliki tinggi sekitar satu meter dengan perawakan yang entah bagaimana mirip seekor kelinci. Cakar tajam nampak ada di jari-jarinya. Tangan dari hewan itu entah kenapa nampak berotot di balik bulu-bulu yang berwarna putih.
Makhluk itu menatap Allsbert dengan pandangan haus darah.
Allsbert kemudian menurunkan barang bawaannya dan menarik pedangnya.
Tanpa basa-basi makhluk itu langsung menerjang berlari ke arah Allsbert.
Ketika jarak mereka sudah tertutupi makhluk itu mencoba mencakar Allsbert dengan cakarnya.
Dua serangan dilancarkan makhluk itu kepada Allsbert. Serangan pertama dilancarkan dengan tangan kanan mencoba menebas Allsbert dengan cakarnya. Namun, serangan itu dapat dihindari oleh Allsbert karena serangan itu cukup mudah untuk dibaca oleh Allsbert.
Tanpa membuang waktu, serangan beruntun langsung dilancarkan hewan itu dengan tangan kirinya hanya berkisar sepersekian detik setelah Allsbert menghindari serangan itu.
Allsbert mencoba menangkis serangan itu dengan serangannya.
" Fu?! "
Darah segar nampak memucrat ke udara dan menetes ke bawah.
Bukan dari Allsbert. Tapi darah itu berasal dari mahkluk yang menyerang dirinya secara agresif itu. Tangan kiri dari hewan itu mendapatkan luka cukup serius dari serangan Allsbert membuatnya tidak bisa menggerakan tangan kiri itu.
" Mungkin kukumu itu tajam dan kuat. Tapi kau lupa daging pergelangan tanganmu itu tetaplah lembek! "
Allsbert langsung menutup jarak diantara mereka.
" Fuuu!! "
Mata hewan itu melotot, hewan itu kemudian mencoba untuk menggunakan tangan kanan untuk menyerang Allsbert.
Namun, itu serasa percuma karena Allsbert dapat menghindari lagi serangan itu dan justru langsung secepat kilat mendaratkan serangan bertubi-tubi menyayat daging dari hewan itu.
Mendapatkan serangan bertubi-tubi, hewan itu nampak tidak mau menyerah dan hendak mencakar Allsbert lagi.
Allsbert menghindar dengan meloncat mundur ke belakang. Namun, bukannya Allsbert berhenti dan menjaga jarak. Allsbert justru segera menolakkan tubuhnya melesat ke arah si kelinci itu dan menutup jarak mereka lagi.
" Fuu... Fuu "
Kelinci itu bernafas secara terengah-engah mencoba menahan serangan Allsbert dengan cakar tangannya sebagai usaha terakhir.
Namun, Allsbert tanpa ampun langsung menebaskan pedangnya memutuskan tangan kanan hewan itu yang digunakan untuk bertahan.
Tanpa kedua tangan, hewan itu menjadi tidak berdaya.
Meskipun demikian, Allsbert tidak memberikan rasa kasihan sama sekali.
Allsbert tetap menebaskan pedangnya merobek dan menyayat daging di tubuh hewan itu beberapa kali.
Setelah beberapa kali serangan dilancarkan Allsbert, Allsbert mengakhiri serangannya dengan menusukkan pedangnya ke dada hewan itu.
•••
" Hah... Hah... "
Allsbert duduk bernafas terengah-engah sembari melihat tubuh kelinci bersimbah darah di depannya.
Seperti sebelumnya, Allsbert merasakan perasaan hangat selama dua detik kemudian menghilang.
" Sebenarnya rasa apa ini? " Pikir Allsbert.
" Yah. Terserah lah. Lebih penting, rupanya teknikku masih tidak tumpul. Tapi ini sedikit menyebalkan. "
Allsbert melihat ke bawah ke arah baju yang dia kenakan yang terlihat ada bekas cakaran. Itu tidak melukai kulit Allsbert tapi itu cukup membuat lubang besar di baju Allsbert.
" Sudahlah, nanti aku akan pakai baju yang lain. Toh aku masih mempunyai dua baju juga. Tapi lebih penting, kenapa aku menjadi lapar sekarang? "
Padahal Allsbert baru selesai sarapan sekitar 45 menit yang lalu, namun setelah dia mengalahkan makhluk kelinci jadi-jadian di depannya ini dia menjadi merasa lapar.
Allsbert terpaksa untuk memakan daging simpanannya itu.
Namun, dia kemudian melihat kelinci di depannya itu dan muncul sebuah ide,
" Bagaimana rasa kelinci ini? "
Setelah selesai makan Allsbert kemudian mengambil daging dari kelinci itu dan melanjutkan perjalanan.
•••
Sudah sepanjang siang hingga sore hari Allsbert berjalan menyusuri hutan bergerak ke arah selatan. Namun, sepertinya belum ada juga ada tanda-tanda bahwa dia akan keluar dari hutan.
Hutan ini sangat luas dengan vegetasi serta Fauna hutan yang sangat berbeda dari hewan-hewan yang pernah ditemui Allsbert selama ini.
Lebih dari itu, hewan-hewan yang ditemui Allsbert sepanjang hari ini juga sangat agresif.
Sepanjang siang hingga sore hari ini Allsbert sudah diserang oleh 6 jenis hewan yang berbeda. Dari mulai hewan seperti kelabang raksasa berukuran 1 meter, kadal bertempurung, hewan berkaki empat bermulut lebar, serangga raksasa, serta buaya darat.
Semua hewan itu tidak memiliki rasa takut. Begitu melihat Allsbert hewan-hewan itu seolah memang dirancang untuk menyerang karena tanpa pikir panjang mereka langsung menyerang Allsbert.
Hal itu cukup membuat Allsbert menjadi lebih waspada dalam melintasi hutan ini selama perjalanannya.
Setelah suasana jadi agak gelap, Allsbert beristirahat disebuah tempat dengan pohon besar tinggi bercabang-cabang.
Allsbert membuat api kemudian mengeluarkan daging dari kelinci yang dilawannya tadi siang untuk dimasak.
Sepanjang perjalanan tadi Allsbert juga sempat mengumpulkan tanaman-tanaman kecil yang tumbuh subur dihutan ini. Pertama Allsbert hanya iseng untuk mencicipi daun yang bentuknya menarik. Namun setelah dicoba oleh Allsbert, ternyata tanaman itu memiliki rasa-rasa yang menarik. Banyak dari tanaman itu memiliki rasa seperti bumbu dapur yang Allsbert tahu walau tidak sepenuhnya mirip.
Sejauh ini Allsbert tidak mengetahui tanaman serta daun-daun apa yang dia kumpulkan, namun Allsbert cukup tau ciri-ciri dari daun beracun sehingga dia yakin bahwa daun yang ia kumpulkan tidaklah beracun.
Allsbert kemudian menghancurkan daun dan bagian tertentu dari tanaman itu kemudian mengoleskannya ke daging yang akan dia panggang.
Allsbert memanggang daging kelinci itu di atas bara api untuk beberapa saat.
Setelah daging itu matang, Allsbert kemudian memakan daging itu seorang diri.
Ternyata rasa dari daging itu menjadi lumayan enak. Selain dari daging yang berbeda, mungkin karena daging itu juga diberi bumbu sehingga rasa daging itu terasa Jauh lebih baik daripada daging yang sebelumnya di makan Allsbert. Lebih-lebih setelah Allsbert memakan daging itu badannya menjadi agak hangat.
Allsbert kemudian meneruskan untuk memanggang daging itu untuk persiapan bekal esok hari.
Ketika Allsbert sudah menyelesaikan semua panggangan daging itu, dia kemudian pergi naik ke memanjat atas pohon untuk tidur.