Chereads / Allsbert : Petualangan Tentara Di Dunia Lain / Chapter 11 - Woi Babi! Mati saja kalian!

Chapter 11 - Woi Babi! Mati saja kalian!

Babi-babi itu terlihat sangat marah dan berbicara dengan keras kepada Allsbert dengan bahasa yang sama sekali tidak dipahami Allsbert.

Allsbert dengan cuek menunjuk dengan pedangnya ke arah mereka.

" Woi Babi! Mati saja Kalian! "

Kemudian berbalik dan lari menjauh.

Melihat mereka ditantang seperti itu sontak mereka marah besar dan dengan amarah mereka, para babi itu mengejar Allsbert.

Karena tidak mengetahui keberadaan Allsbert yang telah menghilang di kegelapan hutan, mereka berpencar.

Sontak saja hal itu sesuai dengan yang diinginkan Allsbert.

Allsbert kemudian menyergap mereka satu persatu.

Satu Orc yang terpisah diintai oleh Allsbert dari balik semak.

Setelah memastikan tidak ada satupun kawan Orc itu yang ada di dekat situ dan Orc itu sendiri, Allsbert kemudian menyerang Orc itu secara tiba-tiba.

Allsbert menusukan pedangnya menikam Orc itu dari belakang kemudian langsung menjaga jarak.

Orc itu berbalik. Walau agak kesakitan tetapi luka yang diberikan Allsbert tetap diabaikan seperti Orc sebelumnya.

Orc itu sendiri memegang sebuah pedang dengan ukuran lumayan besar ditangan.

Pertarungan kemudian terjadi diantara kedua nya.

Meskipun kini tubuh Allsbert  telah mengecil, namun dia masih memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam menggunakan belati baik secara teoritis bela diri maupun praktek langsung saat masa perang yang membuatnya cukup ahli untuk menutupi kelemahannya sekarang  dan menjadikannya keuntungan untuk dirinya.

Selain itu, sebelum peperangan  terjadi Allsbert sendiri pernah juga menjuarai berbagai kejuaraan bela diri di militer maupun non-militer. Sudah barang tentu kemampuan bertarung Allsbert tidaklah kaleng-kaleng.

Gerakan Allsbert terlatih dalam menebas setiap bagian-bagian tubuh dari babi yang dihadapinya bahkan sebelum babi itu dapat membalas dan bertahan dari serangan Allsbert.

Meskipun memiliki sebuah pedang di tangan, babi itu yang menyerang serampangan tidak mampu berbuat banyak atas serangan yang diberikan Allsbert.

Serangan-serangan babi itu terlalu menekankan terhadap kekuatan dan tidak terarahkan dengan baik. Lambat pula. Sontak saja setiap serangan babi itu dapat dengan mudah dihindari oleh Allsbert.

Allsbert Kemudian memanfaatkan celah yang diberikan ketika babi itu mencoba menyerang dengan tebasan ke bawah. Allsbert menyerang celah yang diberikan oleh babi itu.

Allsbert memberikan serangan fatal terhadap sikut babi itu, bahkan hampir memutuskannya.

Dengan bagian sikut kanan terkena tebasan separah itu dari pedang Allsbert menyebabkan pedang babi itu terjatuh bebas dari tangannya ke tanah.

Sebenarnya serangan di sikut itu hanyalah serangan yang disadari oleh otak babi itu. Karena tanpa dia sadari tahu-tahu tubuh dari babi itu sudah penuh dengan luka dan dia jatuh berlutut di tanah.

Dengan tangan kiri dia masih mencoba untuk memukul Allsbert sebagai perlawanan terakhir, namun itu sangat lemah dan dengan mudah dapat ditendang oleh kaki Allsbert.

Allsbert memadang dengan dingin babi itu yang terengah-engah dan terlihat kesakitan.

Sebagai serangan terakhir Allsbert menebaskan pedangnya memengal kepala dari sang babi mengakhiri nyawanya.

Tetesan keringat banyak muncul dipelipis Allsbert.

Tubuhnya jelas tidak seperti dulu baik dalam segi kekuatan, kecepatan serta daya tahan.

Allsbert sendiri merasa kelelahan  saat ini. Nafasnya terengah-engah dan tanganya terasa pegal.

" Hah..Hah.. Tinggal empat lagi! " Allsbert menarik nafas panjang kemudian berusaha menstabilkan nafasnya perlahan.

Seperti biasa, setelah menyelesaikan pertarungan selalu ada sebuah perasaan hangat mengalir ke seluruh tubuhnya dan kali ini itu agak mengurangi rasa lelahnya.

•••

Allsbert menyergap seorang demi seorang para babi-babi itu.

Karena kekuatan Allsbert sudah terkuras cukup banyak saat dia menghadapi kedua Orc pertama dia mengalami kesulitan dalam menghadapi para babi selanjutnya. Namun walaupun begitu, Allsbert berhasil mengalahkan 2 babi lagi dengan sedikit perjuangan dan luka yang di derita.

" Daya tahan tubuhku benar-benar parah sekarang. Harus kuakui ini benar-benar memuakkan! " Batin Allsbert.

Dia benar-benar kecewa dengan tubuhnya sekarang. Kekuatan yang dia latih selama bertahun-tahun dan membuatnya dapat bertahan di kerasnya medan perang kini telah sirna.

Tubuh Allsbert sekarang sangat kelelahan walau dia hanya menghadapi pertarungan singkat seperti ini.

Allsbert kini sedang beristirahat di atas pohon sembari melihat para tawanan yang ada di tanah.

Daripada kembali menyergap dua babi yang tersisa, dia memilih untuk kembali dan beristirahat sejenak untuk mengumpulkan kembali kekuatannya sembari menunggu kedua babi itu kembali.

Setelah 20 menit menunggu ada pergerakan terjadi di bawah. Dua babi yang tersisa itu kembali sembari membawa babi yang mengatakan ingin menjadi bawahan tadi.

Mereka melempar babi  itu dan menendang babi itu kemudian terlihat berbicara dengan bahasa yang tidak diketahui Allsbert.

" Baiklah. Kita lakukan saja! Huhh...Hahh. "

Allsbert menarik nafas panjang lalu membuangnya.

Karena Allsbert sudah cukup untuk beristirahat, dia langsung loncat melesat langsung ke bawah, menghantamkan ujung bilah senjatanya ke atas kepala babi di bawahnya dan menggunakan tubuh dari babi itu untuk alas jatuh.