Chereads / Allsbert : Petualangan Tentara Di Dunia Lain / Chapter 8 - Makhluk Ini Bisa Berbicara?

Chapter 8 - Makhluk Ini Bisa Berbicara?

Dengan reflek Allsbert menghindari serangan itu kemudian meloncat mundur dengan menendang tubuh dari babi itu dengan kedua kakinya sembari menarik pedangnya.

Pedang Allsbert terlepas dari tubuh si babi dan menyebabkan luka yang mengeluarkan aliran darah.

Babi itu terjerembab ke depan sementara Allsbert jatuh ke belakang menghantam tanah.

Allsbert bangun, begitu juga dengan babi itu yang juga mencoba untuk bangun dengan memegangi perutnya yang bersimbah darah.

Seharusnya dengan luka seperti itu babi itu sudah tidak dapat bergerak lagi.

Seharusnya! Namun, pada kenyataannya dia masih bisa membalas serangan Allsbert tadi dan sekarang bangun dengan perlahan.

Babi itu tidak normal.

" Yah. Sedari awal tidak ada yang normal dengan babi yang bisa berdiri dengan kedua kaki dan memegang gada kayu. " Pikir Allsbert

Bukan Allsbert, melainkan malah si babi itu yang  bergerak menyerang Allsbert seolah mengabaikan luka yang diderita.

Pertarungan kembali  terjadi diantara keduanya.

•••

Disisi lain..

Kenapa kakak lama sekali?

Seharusnya dia sudah kembali jika hanya untuk memeriksa keadaan di sekitar atau jangan-jangan bala bantuan Elv sudah datang dan menyergap kakak?

" Hei tidak berguna! Dimana saudaramu?! "

Tiba-tiba ada orang yang memanggilku dari belakang. Aku menengok ke arah orang yang memanggilku.

Walaupun aku benci dipanggil seperti itu, namun aku sudah terbiasa untuk dipanggil seperti itu.

" Dia sedang memeriksa keadaan sekitar! "

" Mungkin dia hanya kembali untuk memakan daging Elv tadi! Cepat kau suruh dia kembali kesini! "

Aku tidak tahu mengapa mereka memakan para Elf itu, sebenarnya aku jijik dengan kelakuan mereka itu.

Kenapa mereka memakan makhluk berakal lainnya?

Sungguh aku benci dengan kelakuan mereka meskipun kami sebenarnya adalah satu ras.

Jika dipikir, aku justru lebih menyukai daging kelinci bercakar dari pada daging Elv.

" Apa yang kau lamunkan? " Yang berbicara itu menoel kepalaku, memaksaku untuk tersadar ke kenyataan saat ini.

" B- Baik! "

Sebagai orang terlemah di sini aku hanya bisa mengalah dan mematuhi perintah dari yang lain. Maka akupun pergi untuk menyusul kakak.

Setelah berjalan ke sekeliling  daerah ini, aku akhirnya menemukan keberadaan saudaraku itu. Namun, alangkah terkejutnya aku, saat aku telah sampai aku menemukan kakak yang sudah tewas bersimbah darah.

Seseorang berdiri di dekat tubuh kakak!!

Dia seukuran denganku (mungkin agak lebih kecil) dan tengah memegang pedang pendek yang meneteskan darah segar.

Dia berbalik dan menatap ke arahku.

M-M-Manusia!!

Sontak aku menjatuhkan tombak yang ku pegang dan bergetar ketakutan. Aku tidak bisa bergerak.

B-Bagaimana dia bisa mengalahkan kakak?

Kakak itu kuat. Dia berukuran jauh lebih kecil!

Tidak, aku pernah membaca jika kekuatan manusia tidak diukur dari ukuran tubuhnya. Berarti manusia itu lebih kuat!

" Hiiii "

A-Apa A-apa yang harus kulakukan!

Manusia itu berjalan terus mendekat. Dia  kemudian tiba-tiba berlari dan bersiap menebas ke arahku.

" A-Ampun! "

Aku hanya bisa menyilangkan tanganku untuk menutup kepalaku. Namun, aku bersyukur karena lidahku yang kaku berhasil mengucapkan kata itu.

Manusia itu berhenti dan menatap ke arahku.

Hampir saja pedang yang dipegangnya menebas leherku.

Aku terhenyak sampai jatuh ke belakang. Aku merasakan air hangat mulai mengalir di bawah kakiku.

" Kau bisa berbicara? "

Manusia itu berbicara ke arahku.

Namun, aku yang masih ketakutan belum dapat bereaksi atas ucapannya.

" Hei! Kau bisa bicara? "

Manusia itu mengulangi ucapannya.

'' I-Iya"

Tidak ingin membuat manusia di depanku ini marah aku menjawabnya dengan anggukan yang berlebihan.

Aku kembali melihat ke arah tubuh kakak.

Apakah hal ini benar-benar terjadi?

Apakah orang ini?

" Hei! "

Aku langsung kembali melihat ke arah manusia yang membentakku.

" Y-Ya Tuan? "

Aku tersentak dari lamunan.

" Aku bilang apakah kau bersahabat? "

Bersahabat? Apa maksudnya?

" Kau tidak akan menyerangku? "

Ah. Jadi dia ingin memastikan apakah aku musuhnya atau bukan. Jadi itu maksudnya bersahabat.

" Tidak-tidak. Saya bersahabat! Saya bukan musuh! Saya tidak berani menyerang Anda! "

" Bagaimana dengan teman-temanmu? "

" Mereka mungkin akan menyerang anda! "

Manusia itu nampak sedang berfikir.

Apakah dia mengira aku membohonginya dan akan melanjutkan untuk membunuhku.

" S-Saya berbeda dari mereka Tuan! Saya tidak berbohong! Saya tidak akan menyerang anda! Selain itu, hanya saya yang dapat berbicara bahasa manusia! "