" S-Saya berbeda dari mereka Tuan! Saya tidak berbohong! Saya tidak akan menyerang anda! Selain itu, hanya saya yang dapat berbicara bahasa manusia! "
Aku harus mengungkapkan nilai kelebihanku untuk menjamin keselamatanku.
" Bagaimana aku bisa percaya denganmu? "
" Saya tidak berbohong, Tuan. Mohon Tuan percaya dengan saya! "
" Baiklah. Akan coba ku percaya. Lalu, makhluk apa dirimu itu? Kenapa kalian masih bisa bergerak setelah terkena tikam? Apa kelemahanmu? "
Manusia ini tidak mengetahui ras kami? Atau ini hanya sekedar ujian untuk mengetahui seberapa dapat dipercaya diriku ini?
Mengingat pertanyaan terakhir yang menyuruhku untuk mengungkapkan kelemahan setelah dia mengalahkan kakak. Itu sudah pasti hanya sekedar ujian! Aku haru menjawab dengan jelas dan sebenarnya-benarnya.
" Kami disebut Orc, Tuan. "
"Orc? "
" Benar. Manusia menyebut kaum kami dengan sebutan itu. "
" Begitu. Lalu? "
" Untuk kenapa kami masih bisa bergerak setelah ditikam... "
Aku melihat tubuh kakak yang penuh dengan sayatan dan tikaman. Kemungkinan dia menderita banyak serangan dari manusia ini sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
" Kaum kami memiliki kemampuan menyembuhkan luka Tuan. Sebenarnya itu tetap akan menyakitkan tapi nanti luka itu akan sembuh dengan cepat tergantung seberapa kuat kami dan seberapa parah lukanya. Jika luka itu sudah terlalu banyak ataupun terlalu parah tetap saja itu akan berbahaya untuk tubuh kami. Adapun untuk kelemahan, saya sendiri tidak tahu. "
Manusia itu terlihat menyipitkan matanya sesaat.
" Benar, Tuan! Saya benar-benar tidak berbohong! Saya benar-benar tidak tahu. "
" Baiklah. Berapa banyak orang yang kalian bawa yang masih hidup? "
" 5 Tuan. Yang satu sudah meninggal "
" Apakah kalian berniat memakan mereka? "
" Untuk yang satu itu kemungkinan memang untuk dimakan mereka. T-Tapi saya tidak memakannya Tuan! Saya tidak memiliki minat untuk memakan Elves, Manusia ataupun Makhluk berakal lainnya! "
Jika memang seperti kata guru, manusia itu tidak senang jika ada yang memakan makhluk yang bukan hewan ternak maupun makhluk berakal. Jadi, aku harus menegaskan hal ini juga. Aku tidak memakan mereka!
Aku harus menegaskan bahwa aku berbeda dengan Orc yang lain sehingga kesempatan hidupku lebih besar.
" Bagaimana jika aku membunuh teman-temanmu? Bagaimana pendapatmu? Akankah kau membela mereka? "
Manusia itu tiba-tiba kembali menguatkan pegangan pedangnya.
" Ti-Tidak! Saya tidak berani! Saya tidak berani! "
Aku melirik pegangan pedang itu kembali di kendurkan.
" Apa maumu? "
Pedang itu kembali diarahkan kepadaku.
" Untuk ku tegaskan! Aku tidak akan membunuhmu selama kau tidak melawanku! " Lanjut si manusia.
Manusia ini begitu kuat walau dengan badan sekecil ini. Selain itu dia terlihat bijaksana dengan mendengarkan dahulu pendapatku tanpa langsung membunuhku dan dia nampak selalu berfikir setiap waktu.
Mungkin saja... Mungkin saja manusia ini bisa...
" S-Saya ingin mengabdi kepada Anda! "
" Hah? Apa maksudmu? "
Manusia itu nampak terkejut dengan permintaanku yang tiba-tiba.
" Saya ingin menjadi pengikut Anda! Saya akan menjadi bawahan Anda! "
Aku mencoba mengulangi perkataanku berharap dia akan menerimanya.
" Sudah kubilang, apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba kau bilang begitu? "
" Saya tidak bisa kembali Tuan! Saya ini adalah orang terlemah di kaum saya. Sedangkan selama ini hanya kakak saya yang menjadi pelindung saya. Dengan kakak saya yang sudah tiada lagi, saya tidak yakin dapat bertahan di kaum saya lagi. Maka dari itu saya ingin meminta perlindungan dari Anda! "
Aku langsung mengemukakan maksut dan tujuanku.
Selain aku memiliki firasat bahwa jika aku mengikuti orang ini aku akan belajar berbagai pengalaman, Aku juga tidak mungkin kembali, karena seperti yang telah kukatakan, jikapun aku kembali aku tidak mungkin akan bertahan di sana.
Orc hanya memandang yang kuat, sementara untukku yang lemah ini tidak akan ada tempat.
" Jika kau jadi bawahanku, apa kegunaanmu? "
" Saya bisa membawa barang Anda Tuan. Meskipun saya tidak kuat dalam bertarung tapi saya setidaknya bisa membawakan barang-barang Anda dan membantu Anda! Saya mohon Tuan!"
Aku kemudian berlutut memohon dengan tulus kepada manusia ini.
Dia sepertinya berfikir sejenak.
" Baiklah. Kau bisa ikut denganku jika kau memang berguna! Untuk kuingatkan! Aku belum bisa mempercayai! Maka buktikanlah bahwa kau bisa dipercaya! "
Itu mungkin jawaban "Ya" dari manusia ini.
Tiba-tiba sebuah langkah berat berlari mendekat. Sebuah bayangan datang dan serangan cepat diarahkan kepada Tuan baruku.