Chereads / My Crazy Boss ! / Chapter 7 - Lupakan semuanya

Chapter 7 - Lupakan semuanya

Marlyna masih menundukan kepalanya sembari mengusap-usap paha kekar Andra dengan tisu. Menyesali segala tindakan yang telah dia lakukan saat di resto tadi, jika saja Marlyna tidak menumpahkan soup itu ke paha sang Boss mungkin dia tidak akan diperlakukan seperti ini.

Gadis ini sadar jika sikapnya memang selalu ceroboh dan diluar batas!

"Noda minyaknya sulit dihilangkan, bisakah Boss melepasnya? aku akan membawa celana ini dan mencucinya dirumah," ucap Marlyna.

"Kau ingin ak--?!"

Andra menatap gadis yang tertunduk dihadapannya, berfikir sejenak dengan semua tindakan yang sudah dia lakukan beberapa saat lalu. Apa ini terlalu kejam?! terlebih hanya karena sebuah kejadian konyol dia sampai membentak gadis polos yang baru saja bekerja diperusahaannya itu. Lagi pula Marlyna tidak pernah tahu apa dan siapa Andra, makanan yang dia benci kemudian sikap seseorang yang bisa membuatnya muak.

Jadi siapa yang bodoh? siapa yang tidak peka? dan siapa yang salah disini?! Andra harusnya memikirkan semua itu!

"Bangunlah!" ucap Andra sembari mengusap kepala Marlyna.

Gadis itu menatap sang Boss dengan mata yang berkaca-kaca. "Apa aku melakukan kesalahan lagi padamu Boss?" tanya Marlyna dengan tangan yang gemetar.

"Tidak, aku yang sudah melakukan kesalahan besar padamu. Maaf Marlyna, seharusnya aku tidak memperlakukanmu seperti ini," ucap Andra bersalah.

"Aku yang salah Boss karena menumpahkan soup itu dipahamu. Sekali lagi maafkan aku yang ceroboh ini !"

Marlyna membungkukan tubuhnya 90 derajat, memita maaf sebesar-besarnya atas kecerobohan yang telah dia perbuat. Karena bagaimana pun dia tidak boleh sampai dipecat dihari pertama bekerja ini. Tidak boleh !

"Sudah jangan seperti itu, mungkin aku juga yang salah disini. Sekarang pergilah ke ruanganmu, kita lupakan saja semua kejadian hari ini," ucap Andra dengan senyum kecil dibibirnya.

Marlyna hanya mengangguk patuh, menuruti semua yang dikatakan sang Boss. Namun apa iya dia bisa melupakan semua kejadian hari ini? terutama dengan ciuman pertamanya  yang sangat menggairahkan itu?! memikirkannya saja gadis ini sudah meriding seluruh tubuh.

Tapi mungkin ini akan menjadi awal yang baik untuknya, karena mulai sekarang Andra pasti tidak akan bersikap seenaknya lagi pada Marlyna. Dan semua akan berjalan seperti yang diharapkan gadis cantik ini.

Ceklek

Suara pintu ruangan yang terbuka membuat Jino beranjak dari tempatnya duduknya, dia langsung menghampiri Marlyna yang berdiri dihadapannya.

"Kau baik-baik saja ?!" tanya Jino khawatir.

"Iya, aku baik-baik saja Jino!" jawab Marlyna.

"Apa dia melakukan sesuatu yang buruk padamu? maaf, semua ini salahku. Jika saja aku tidak mengajak kalian ke resto itu mungkin semuanya tidak akan seperti ini," ucap Jino bersalah.

Marlyna menggelengkan kepalanya sembari menggenggam erat lengan kekar Jino. Dia menatap lelaki di hadapannya ini dengan tatapan yang tidak biasa dan membuat jantung Jino berdetak tidak karuan. Marlyna, kau telah membuat lelaki polos ini merasakan sensasi yang begitu berbeda di dalam hidupnya.

"Jangan salahkan dirimu Jino, aku yang memang ceroboh dan pantas mendapatkan hukuman ini dari tuan Andra. Jadi sudahlah, lagi pula semuanya sudah selesai," ucap Marlyna dengan senyum manisnya.

"Selesai ? baiklah, aku ikut senang karena tuan Andra tidak berbuat macam-macam padamu,"ucap Jino.

Dua orang ini kembali bekerja seperti biasa, dan melupakan semua kejadian yang telah terjadi hari ini.

***

Pukul 17.00

Semua pegawai dikantor berhamburan dengan tertibnya, Marlyna pun ikut keluar mengikuti yang lain bersama Jino disampingnya. Dua orang ini terlihat semakin akur setiap detiknya, dan membuat para karyawan wanita kesal termasuk orang bernama Dina itu. Dia langsung menghampiri lelaki yang menjadi incarannya dikantor.

"Jino? wah kebetulan sekali kita bertemu disini," ucap Dina dengan senyum manis diwajahnya.

Jino melirik ke arah wanita yang dengan agresif langsung menggandeng lengannya itu. "Kau? ada apa?" tanya Jino.

"Mm... hari ini aku tidak membawa mobil. Bisa tidak kau antarkan aku pulang?!" tanya Dina.

Marlyna hanya menatap wanita disampingnya itu dengan tajam, dia tidak menyangka jika orang yang baru pertama dia kenal begitu agresif seperti ini ?! apa lagi dengan lelaki yang cukup dia sukai. Namun karena tidak ingin terlibat lebih jauh dengan masalah yang baru, gadis ini berjalan pulang ke halte bus tanpa kata 'selamat tinggal'.

"Marlyna! kau mau kemana?!" tanya Jino dengan suara sedikit meninggi.

"Aku pulang duluan Jino! Dina sampai jumpa!" ucap Marlyna sembari berjalan cepat meninggalkan keduanya.

Namun ketika sampai diluar gerbang, sebuah mobil silver berhenti tepat dihadapannya. Pengemudi itu terus membunyikan kelaksonnya sampai membuat kuping gadis ini terasa seperti mau pecah.

"Siapa lagi yang menggamgguku kali ini," gumam Marlyna kesal.

Totttt !

"Hey Nona Marlyna, kau pulang sendiran lagi? kemari naiklah, aku akan mengantarmu!"

Suara itu? Marlyna langsung berbalik dan menatap lelaki yang menawarinya tumpangan untuk pulang. Andra, dia keluar dan membuka pintu untuk gadis ini masuk.

"Loh Boss?!" ucap Marlyna kaget.

"Kau kira aku ini siapa Jino?! Dia tidak akan menyusulmu, lelaki itu pulang bersama Dina!" ucap Andra.

"Hah apa? aku tidak mengharapkan Jino kok!" jawab Marlyna.

Grep!

Lengan kekar itu langsung menarik Marlyna ke dalam mobil tanpa meminta persetujuan, dan Andra pun langsung menyalakan kembali mesin mobilnya. Pergi meninggalkan perusahaan miliknya dan berkendara menuju rumah pegawai favoritnya itu.

Suasana pun terasa begitu canggung karena kejadian tadi dikantor, bukan hanya tentang ciuman panas mereka tapi perlakuan Andra yang rasanya terlalu berlebihan untuk sekedar menumpakan semangkuk soup ke pahanya. Namun harus bagaimana lagi? arogan dan pemarah adalah sifat asli lelaki tampan ini.

"Soal itu?!" ucap kedua orang ini bersamaan.

Marlyna tertawa kecil sembari menyengkram erat rok pendeknya, "Iya kenapa Boss?!"

Andra menggaruk kepalanya sebelah dengan tatapan fokus ke jalanan, "Tidak, kau duluan saja!"

"Mm tidak jadi Boss! hanya anu!" ucap Marlyna bingung karena tidak tahu harus berkata apa.

"Anu apa?" tanya Andra penasaran.

"Anu itu, apa tidak apa-apa?"

Seketika otak Andra traveling jauh ke Korea, anu?! maksud gadis ini anu apa?! apakah 'benda ini' yang dia maksud ?!

"Maksudmu anu apa?! anu milikku?!" tanya Andra sembari menahan tawa.

Plak !

Marlyna reflek memukul paha kekar disampingnya itu, "Boss! apa yang kau katakan?! maksudku bukan anu milikmu!" ucap Marlyna dengan mata menatap ke benda yang dimaksud Andra.

"Lalu anu apa?" tanya Andra.

"Anu itu soal ciuman dikantor!"

Cekittt !

Andra menghentikan mobilnya secara tiba-tiba, dia langsung menatap gadis yang duduk disampingnya itu dengan tajam. Kemudian melepaskan sabuk yang terpasang ditubuhnya dengan sekali tarikan, dalam jarak beberapa sentimeter wajah mereka begitu dekat. Hembusan nafas Andra pun terasa begitu hangat dan menyerbu kesadaran gadis ini.

"Bukankah kita sepakat untuk melupakan semua kejadian hari ini nona Marlyna?!"