Andra menelan ludahnya kasar, penolakan itu adalah hal terburuk yang pernah menimpa hidupnya. Karena selama ini begitu banyak wanita yang mengantri hanya demi tidur bersama lelaki tampan ini, tapi Marlyna?! dia dengan tegas menolak mentah-mentah tawaran yang sangat menggiurkan bagi wanita lain.
"Berani sekali kau menolak tawaranku?!"
Kedua mata Andra langsung membulat menatap gadis dihadapannya. Sementara Marlyna hanya bisa tersenyum manis sembari merapikan dasi lelaki tampan yang tengah dipenuhi amarah ini. Jika bukan dikantor, mungkin Andra akan langsung menggulingkan pegawainya ini ke ranjang, membuktikan jika lelaki tampan seperti dia tidak pantas untuk ditolak mentah-mentah seperti sekarang.
"Aku permisi Boss!" ucap Marlyna sembari bergegas meninggalkan ruangan Andra.
"Heh kau mau kemana?! aku belum selesai bicara!" teriak Andra kesal.
Marlyna tidak mendengarkan ucapan sang Boss, dia terus saja berjalan meninggalkannya disana sendiran. Dia tidak perduli dengan tawaran sebesar apa pun yang akan Andra berikan, karena dia hanya ingin tubuhnya ini disentuh oleh lelaki yang dicintainya nanti. Cukup bibir saja yang direnggut habis oleh sang Boss, bagian lainnya jangan sampai.
Ceklek
Suara pintu terbuka membuat Jino langsung terbangun dari kursinya, dia menatap gadis cantik yang sudah lama ditunggunya sejak tadi.
"Apa semuanya baik-baik saja Marlyna?" tanya Jino.
"Iya, tidak ada masalah!" jawab gadis itu.
"Apa tuan Andra tidak melakukan sesuatu yang buruk padamu?" tanya Jino kembali.
"Tidak, memangnya kenapa? apa ada masalah Jino? sepertinya kau sedang mengkhawatirkan sesuatu?" tanya Marlyna penasaran.
Jino menatap keadaan sekitar, kemudian berjalan ke arah gadis disampingnya. Dalam jarak yang tidak cukup jauh, kedua orang ini saling bertatapan dengan serius.
"Aku harap kau jangan sampai masuk ke dalam jebakan tuan Andra, karena gadis cantik sepertimu tidak pantas untuk bersanding dengan lelaki bajingan seperti dia," bisik Jino ditelinga Marlyna.
"Jino! kenapa kau berbicara seperti itu?!" tanya Marlyna syok, karena mendengar umpatan kasar yang keluar dari bibir lelaki tampan dihadapannya.
"Ssstt! dengarkan aku baik-baik Marlyna, dia itu bukan lelaki terhormat seperti yang kau lihat. Andra itu brengsek, pemarah, kasar dan suka sekali mempermainkan hati perempuan yang dikencaninya. Dan seperti yang aku lihat, sekarang dia tengah mengincarmu untuk mangsa barunya Jadi berhati-hatilah," bisik Jino dengan senyum iblisnya.
Marlyna membulatkan matanya, bagaimana bisa Jino mengatakan hal seburuk itu pada atasannya sendiri? atau mungkin dia tahu sesuatu mengenai Andra? yang jelas itu sangat membuatnya penasaran. Lelaki tampan yang Marlyna kira begitu baik dan penyabar rupanya memiliki sisi lain yang cukup mengejutkan, Jino siapa dia sebenarnya?!
"Jino, kenapa kau menatapku seperti itu? dan apa maksud dengan semua kata-katamu barusan?!" tanya Marlyna.
Jino tersenyum. "Sepulang kerja ikutlah bersamaku, dan aku akan memberi tahumu sebuah rahasia besar mengenai Andra,"
"Rahasia, apa itu? tidak bisakah kau memberi tahu aku sekarang Jino?!" tanya Marlyna.
"Tidak disini, jadi bersiaplah,"
Jino mengusap wajah gadis dihadapannya itu, kemudian kembali ke tempat duduknya semula. Situasi yang tidak bisa Marlyna percaya dengan pasti ketika Jino menunjukan sikap yang begitu berbeda dihadapannya. Sama, tidak jauh berbeda dengan Andra. Walau pun Marlyna baru mengenalnya beberapa hari, kedua lelaki ini memang memiliki sifat yang begitu misterius dan sulit untuk ditebak.
Pukul 17.00 masa kerja semua pegawai di Davidson Group sudah berakhir.
Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, Marlyna pergi bersama Jino sepulang dari bekerja. Mereka diam-diam bertemu ditempat yang jauh dari halaman depan perusahaan, karena untuk menghindari Andra dan Dina yang mungkin akan menghentikan mereka berdua.
Tott tott tott !
Suara kelakson mobil sport mewah berwarna merah terang mengagetkan Marlyna yang tengah berdiri memandang ponselnya. Dia melihat Jino membuka kaca mobil tersebut dengan jas yang sudah terlepas dari tubuhnya. Benar-benar keren dan sangat tampan.
"Ayo kita berangkat sekarang!" ajak Jino dengan senyum kecil diwajahnya.
"Iya baiklah."
Marlyna langsung menaiki mobil mewah itu dengan malu-malu, jujur saja ini adalah kendaraan paling keren yang pernah dia naiki. Bagaimana bisa Jino memilikinya? ini bahkan lebih malah dari milik Bossnya!
"Jino, kau punya mobil yang sangat bagus," ucap Marlyna kagum.
"Kau berlebihan, tapi boleh aku sombong? sebenarnya aku punya helikopter pribadi di halaman rumahku," bisik Jino dengan senyum nakalnya.
"Wah, kau bercanda?!" tanya Marlyna heboh.
"Haha iya aku hanya bercanda, lagi pula aku ini hanya seorang sekertaris biasa. Jadi tidak mungkin bukan?!"
"Tidak juga, mungkin saja kau lebih kaya dari pada Andra. Oh iya, sebenarnya kita ini akan pergi kemana?!" tanya Marlyna.
"Mm... kau ingin pergi kemana? resto atau ke rumahku saja? disana kita bisa mengobrol dengan nyaman," ucap Jino.
"Iya itu terserah kau saja,"
"Kau itu memang penurut! haha,"
Jino mempercepat laju kendaraannya, dia tidak sabar untuk segera sampai dirumah. Agar bisa menikmati waktu luang bersama gadis cantik ini, tanpa ada satu pun orang yang akan menggaggunya.
***
Komprang!
"Jino! kocoklah dengan lebih cepat!"
"Arghh aku tidak pandai melakukan itu!"
"Aishh kau ini bagaimana sih? jika seperti itu telurnya tidak akan matang dengan rata!"
"Ah sudahlah jangan ajari aku cara memasak lagi !"
"Okay, kita pesan makanan online saja kalau begitu!"
Kedua orang ini terlihat begitu heboh hanya karena sebuah telur, niat hati ingin mengajari Jino memasak tapi berujung mengotori dapur yang mewah ini.
"Jino, sebenarnya apa yang ingin kau katakan dikantor tadi?" tanya Marlyna penasaran.
"Hal yang belum sempat aku katakan padamu tempo hari, tentang Andra!" ucap jino sembari melahap pizza ditangannya.
"Sebenarnya kemarin malam dia mengantarku pulang ke rumah, dan sepertinya dia cukup sopan pada orang tuaku," ucap Marlyna.
Jino menghentikan kunyahan pizza yang ada dimulutnya, dia menatap gadis cantik ini dengan perasaan kesal.
"Rupanya kau cukup dekat dengan lelaki itu, jadi berhati-hatilah karena birahinya pasti tidak stabil akhir-akhir ini. Bisa saja kau diterkam dijalan atau mungkin kamar mandi," ucap Jino terus terang.
Uhukkk !
"Jino! -memukul lengan kekar Jino- "Jangan bicara sembarangan! aku tidak akan mudah disentuh lelaki mesum itu!" bentak Marlyna dengan mulut penuh ayam goreng.
"Maafkan aku, tapi seperti yang aku lihat sekarang. Kau terlalu menggoda untuk dipandang, jadi aku yakin Andra begitu tersiksa ketika tengah berada di dekatmu. Jadi berhati-hatilah, atau kau akan menyesal," ucap Jino.
Menyesal katanya? tahu apa dia tentang Andra! tunggu kenapa aku membela lelaki gila itu sekarang? Marlyna sadarlah! batin Marlyna kesal.
"Sebenarnya aku hanya khawatir padamu, jangan sampai kau tergiur dengan berapa pun uang yang akan lelaki itu berikan padamu. Atau mungkin perasaan palsu yang akan dia tunjukan juga padamu Marlyna, karena pada akhirnya Andra akan pergi meninggalkanmu. Setelah apa yang dia ingin dapatkan tercapai," ucap Jino.
"Benarkah? dari mana kau bisa tahu? apa kalian teman dekat atau semacamnya?!" tanya Marlyna penasaran.
"Kau mungkin akan terkejut, kita ini sudah sangat saling mengenal sejak lama. Jadi aku tahu persis bagaimana sikap lelaki itu," ucap Jino.
Marlyna hanya terdiam sembari memikirkan semua perkataan Jino barusan. Memang ada benarnya jika Andra bukanlah lelaki baik yang dia pikir sebelumnya, dia cukup kasar dan tidak bisa mengontrol nafsu birahi dimana pun lelaki itu berada. Karena Marlyna sudah pernah merasakan keganasan dan brengseknya seorang tuan Andra syaputra.
Namun ada satu hal yang membuat gadis ini penasaran, kenapa jino mengatakan semua ini padanya?