"Bagaimana? jika kau tidak mau silahkan tanda tangani surat pengunduran dirimu sekarang juga! tunggu aku akan mengambilkannya untukmu!" ucap Andra sembari pergi meninggalkan Marlyna yang tengah mematung.
"Boss jangan! baiklah aku setuju! tapi itu hanya kencan jangan lebih!" tegas Marlyna.
Andra tersenyum bagai iblis. "Baiklah. Karena kau setuju, kita akan memulai kencan pertama kita sekarang. Jadi bersiaplah cantik!" bisik Andra ditelinga Marlyna.
"Boss! wajahmu terlalu dekat!" ucap Marlyna risih, dengan tangan yang mendorong dada sang Boss perlahan.
"Kenapa? kau tidak suka jika aku mendekatimu? hey dengarkan ini baik-baik, mulai sekarang kau harus menuruti semua perintahku. Atau tidak surat pengunduran diri itu akan melayang tepat diwajah cantikmu," bisik Andra kembali.
Satu kecupan manis mendarat dibibir seksi Marlyna, bayangkan saja rasa asin bekas air liur yang belum sempat dia cuci karena heboh sendiran. Tapi itu bukan hal yang menjijikan bagi Andra, karena dia sudah merasakan rasa asin yang lebih nikmat dari pada ini. Apa itu? hm mungkin sesuatu yang memiliki aroma khas.
Marlyna tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya diam mematung dengan mata yang melotot tajam seperti akan keluar dari tempatnya. Tangan mungil itu mencengkram erat lengan kekar Andra karena menahan gemetar, kencan? Marlyna rasa ini adalah akhir dari hidupnya. Bersama seharian dengan lelaki yang dia juluki sebagai 'Boss gila'. Menerima semua perjanjian ini dengan lapang dada, karena jika dia sampai dipecat. Pulang ke rumah ibu Anna pasti akan menggantungnya hidup-hidup, dan itu lebih mengerikan dari pada tidur bersama Andra.
"Kenapa kau jorok sekali? sekarang pergi mandi cepat! atau kau perlu aku menemanimu dikamar mandi?" tanya Andra dengan smirk khasnya.
"Hah?! Boss jangan bercanda seperti itu. Aku tidak bisa mandi disini, bagaimana jika Boss antarkan aku pulang terlebih dahulu? setelah itu kita ketemu di kantor?" tanya Marlyna dengan mata yang berbinar-binar.
Andra mengerutkan alisnya. "Tidak! hari ini kita akan bolos kerja. Jadi cepat mandi atau aku akan membuka satu persatu pakaianmu disini," ucap Andra sembari membuka kancing kemejanya sendiri.
Mendengar itu Marlyna langsung lari terbirit-birit ke arah kamar mandi yang pernah dia singgahi semalam. Menutup pintu itu rapat-rapat dan memastikan jika si lelaki mesum tidak bisa masuk bahkan mengintipnya sedikit pun. Dia cukup ketakutan karena jika sampai Andra masuk, entah apa yang akan terjadi lagi selanjutnya.
Satu persatu pakaian yang ada ditubuhnya Marlyna lepas, kemudian dia gantung di tempat yang sudah disediakan. Menatap satu persatu peralatan mandi yang terlihat begitu asing dimatanya, apa yang harus dia lakukan sekarang?!
"Kenapa orang kaya suka sekali menghamburkan uang mereka? lihatlah barang-barang ini, tempat yang luas. Dengan kamarku saja lebih luas kamar mandi, aishh lelaki gila itu memang sangat kaya rupanya! argh sudahlah Marlyna cepat mandi dan selesaikan hutangmu padanya!"
Drazzzzz
"Aishh sialan! kenapa keluar air panas!"
***
Waktu menunjukan pukul 09.00
Andra membawa Marlyna pergi ke sebuah resto mewah yang tak jauh dari rumahnya, dia menyediakan tempat itu khusus hari ini saja hanya untuk sarapan bersama pegawai cerobohnya ini.
Apa ini terlalu berlebihan? tapi rasanya dia cukup pantas mendapatkan perlakuan khusus dariku karena kejadian semalam. Ah aku tidak akan pernah bisa melupakan hal paling menyenangkan di dalam hidupku, iya ketika gadis cerewet ini menggoyangkan tubuhnya begitu seksi. Hmm Andra kenapa otakmu selalu saja berfikiran kotor! gumam lelaki itu sendirian.
Brakk !
Marlyna memukul meja yang ada dihadapannya dengan keras, sontak Andra langsung terkejut sampai batuk-batuk tidak jelas karenanya.
"Sebenarnya kita itu mau apa kemari Boss? ayolah aku lapar!" rengek Marlyna.
"Tenanglah dulu, chef disini sedang menyiapkan makanan spesial mereka untuk kita. Duduk dan makan saja apa yang ada!" ucap Andra.
"Boss kau bercanda? disini hanya ada garpu dan sendok. Apa aku harus memakannya? lebih baik aku colokan saja ke matamu!" bentak Marlyna lancang.
"Heh apa yang kau katakan barusan? ingat kita sudah menandatangani kontrak. Jadi jika kau melanggar, aku akan langsung memecatmu! lihat saja bagaimana ibumu mendengar kabar ini, mungkin dia akan menyembelih putri semata wayangnya hidup-hidup," ucap Andra.
Marlyna mengerutkan bibirnya. "Dih, laki-laki kok mengancam. Jangan-jangan casingnya saja begitu, dalamnya beda lagi," guman Marlyna kesal.
"Begini-begini juga aku sangat populer dikalangan wanita cantik! tidak sepertimu!" bentak Andra.
"Oh jangan lupakan tentang hubungan kita semalam! aku kira sleramu cukup bagus dalam memilih wanita." sindir Marlyna.
"Itu beda lagi, kau yang menggodaku terlebih dahulu!" tegas Andra.
"Menggoda pantatmu! Boss kau benar-benar sudah tidak waras!" bentak Marlyna.
Ketika dua orang ini sedang berseteru, para pelayan berdatangan dengan membawa begitu banyak hidangan mewah. Mereka meletakan makanan itu di atas meja khusus yang diduduki Andra dan Marlyna.
Air ludah terasa memenuhi mulut Marlyna, apa lagi ketika dia melihat seekor ayam panggang utuh yang melambai di depan matanya. Ingin sekali dia gigit paha besar itu dengan gigi-giginya, dan merasakan nikmatnya sarapan mewah ini.
"Selamat menikmati hidangannya!" ucap seorang pelayan dengan tubuh membungkuk 90 derajat.
Andra melambaikan tangannya, kemudian para pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua. "Makan saja sesukamu, hari ini aku diet jadi iya untukmu saja semua!" ucap Andra.
Mata gadis ini berbinar-binar, setelah sekian lama menunggu dan mendengarkan ocehan sang Boss yang menyebalkan ini dia bisa makan. Tidak masalah jika Andra diet atau tidak makan selamanya pun, yang penting bagi Marlyna adalah rasa kenyang!
Happp !
Satu suapan penuh masuk ke dalam mukut mungil itu, dia mengambil sepotong ayam dan daging sapi bistik yang ada dihadapannya. Tidak lupa dengan sayuran dan sambal kesukaannya, benar-benar rakus. Bahkan untuk seorang wanita itu adalah porsi yang sangat banyak, Andra saja hanya bisa bengong melihat tingkah makan pegawainya ini.
"Tidak punya sopan santun! rakus! jorok! heh Marlyna! kau ini kesurupan atau apa? pelan-pelan jika makan, astaga lihat bekas makanan dimulutmu itu!" ucap Andra syok.
Marlyna tersenyum dengan mulut penuh dengan nasi dan ayam. "Boss kau baik sekali, ini adalah makanan paling enak yang aku makan! terimakasih!" ucap gadis itu senang.
Andra tersenyum bangga. "Aku tahu jika aku ini baik! tapi bisakah kau makan dengan pelan? maksudku berprilaku seperti seorang gadis cantik yang anggun? lihat pakaianmu, apa pantas kau makan seperti orang kesurupan?!" tanya Andra dengan nada mengejek.
Marlyna menelan makanan yang ada di mulutnya, memang ada benarnya juga dengan apa yang dikatakan Andra. Pakaian mahal ini tidak cocok jika dikenakan oleh gadis yang berprilaku buruk sepertinya. Tapi memang beginilah sikap asli Marlyna! apa adanya tanpa jaim-jaim seperti wanita lainnya, dan jujur saja itu yang membuat Andra begitu tertarik.
"Aku memang begini adanya! jika kau tidak suka ya sudah!" tegas Marlyna.
"Siapa yang tidak suka?!" tanya Andra melotot.
"Kau!"
"Kau itu gadis yang menarik, dan jujur saja aku sangat suka padamu."