Chereads / My Crazy Boss ! / Chapter 19 - Jantung yang berdebar kencang

Chapter 19 - Jantung yang berdebar kencang

Tangan mungil itu tanpa sadar memeluk erat lelaki bertubuh kekar yang ada dihadapannya, dia gemetar karena kenangan buruk yang kembali melintas dipikirannya. Namun berbeda dengan Andra, jantungnya kini berdegup kencang sekali. Perasaan canggung dan tidak nyaman memenuhi pikiran lelaki ini, tunggu! apa Andra merasakan benih-benih cinta pada gadis dihadapannya?! itu sangat mustahil karena selama ini dia tidak pernah ingin merasakan hal memuakkan itu!

Andra kendalikan dirimu. Dia itu hanya mainan, tidak lebih dari itu! kau tidak boleh jatuh cinta pada siapa pun termasuk pegawai murahan ini. Batin Andra.

"Sudah lepaskan! tubuhmu bau ayam!" bentak Andra sembari mendorong Marlyna menjauh dari hadapannya.

Gadis yang tengah menangis ini reflek mencium tubuhnya sendiri, memang ada bau ayam dan bau-bauan lain yang menempel. Tapi apa karena itu sang Boss mendorongnya saat tengah menangis? tidak masuk akal sama sekali. Sekarang dia malah sibuk menggaruk-garuk kepalanya sendiri, Andra ada apa dengan dirimu?!

Marlyna menatap lelaki dihadapannya ini dengan perasaan bingung. "Boss kenapa? apa kau gugup bersentuhan denganku?!" tanya Marlyna ceplas-ceplos.

Andra berbalik menatap Marlyna. "Gugup katamu? haha kau bercanda? tidak ada satu pun wanita yang bisa membuat lelaki hebat sepertiku ini gugup. Termasuk dirimu! jangan percaya diri berlebih Marlyna!" bentak Andra.

"Lalu kenapa wajahmu merah?!" tanya Marlyna.

"A--aku kepanasan! aishh pantas saja AC mobilnya tidak menyala!" ucap Andra heboh, sembari mengotak-atik AC mobilnya.

"Okay kalau begitu. Tapi sudah kita lupakan saja kejadian ini Boss aku malu huaaaa!"

Marlyna menutup wajahnya sendiri, apa yang sudah tadi dia lakukan? menangis dihadapan lelaki mesum ini dengan ekspresi amburadulnya?! sangat memalukan.

"Jadi itu alasan kenapa kau tiba-tiba merasa takut dan selalu memeluk tubuh Bossmu tanpa ijin Marlyna?" tanya Andra penasaran.

Gadis itu hanya mengangguk. "Iya maafkan aku Boss, sebenarnya aku sendiri benci jika terus merasa takut seperti itu. Tapi harus bagaimana lagi? ah sudahlah antarkan aku pulang saja!" ucap Marlyna.

"Pulang? hey kita belum berkencan hari ini. Kau lupa perjanjian kita? minimal setengah hari dan kau boleh pergi. Lihatlah baru jam berapa sekarang?!" keluh Andra.

Marlyna menggigit bibir bawahnya sendiri, dia benar-benar tidak nyaman jika harus bersama Boss gila ini seharian. Tidak ada alasan kuat agar dia bisa kabur dari dekapan Andra, lelaki ini sangat licik jika sudah menginginkan sesuatu. Jadi sekarang kemana dia akan membawa Marlyna?

"Boss perutku sakit! jadi bagaimana jika aku pulang saja ya?!" ucap Marlyna dengan ekspresi palsunya.

"Diam dan duduk saja! kau tidak bisa menipuku dengan wajah bugar seperti itu. Kenapa harus sakit? semalam aku sudah memberimu vitamin paling mahal di dunia ini." ucap Andra dengan tawa kecilnya.

"Heh mesum! berhenti mengatakan tentang kejadian semalam! kau pikir itu lucu? tidak! aku sangat menyesalinya!" tegas Marlyna.

"Okay terserah kau saja. Sekarang ikutlah bersamaku sebentar, setelah itu aku akan mengantarmu pulang. Kau bisa ambil cuti hari ini dan besok masuk seperti biasa." ucap Andra sembari mempercepat laju mobilnya.

"Baik! tapi cepatlah karena orang tuaku pasti akan sangat khawatir." ucap Marlyna.

"Iya gadis cerewet."

***

"Kau bisa melakukannya lebih kencang lagi? pakai tenagamu sedikit! aku butuh pijatan yang lebih kencang!" keluh Andra.

"Aku sudah melakukannya dengan baik Boss! ahh sialan kenapa muncrat ke baju mahal ini !" keluh Marlyna.

"Heh itu hanya sedikit! kenapa kau mengeluh!" bentak Andra.

"Aku tidak suka bau minyak zaitun Boss!"

"Cepat pijat saja pundakku dengan benar! atau kau akan kehilangan tanganmu hari ini." ucap Andra.

Plakk !

Tangan mungil itu memukul leher lelaki setengah telanjang yang ada dihadapannya. Situasi ini sangat akward sekali, apa lagi Marlyna harus berhadapan dengan kondisi tubuh Andra yang seperti ini. Memamerkan otot-otot kekar itu seakan tengah menggoda, dan jujur saja Marlyna sendiri dibuat senam jantung karena benda keras dan berotot yang sudah dia pijat selama kurang lebih 30 menit lamanya.

Pegal sekali, kenapa sang Boss meminta dirinya untuk melakukan hal seperti ini? padahal diluar sana sudah ada banyak para pegawai pijat yang lebih cantik dari Marlyna. Tapi memang begitulah Andra, jika dia sudah tertarik pada satu wanita. Tidak ada yang boleh menghalanginya.

"Boss aku lelah! kenapa kau tidak menyuruh para pegawai tadi untuk memijatmu! ah menyebalkan!" keluh Marlyna sembari duduk dilantai dengan ekspresi menggemaskan.

"Hey hey! kau ingin pulang atau tidak? cepat pijit bagian tubuhku yang lain!" perintah Andra.

"Hah bagian apa lagi? Boss aku ingin pulang!" rengek Marlyna.

"Aishh kenapa aku bisa bertemu dengan gadis pembantah sepertimu!" ucap Andra.

Andra beranjak dari tempat tidur itu, dia jongkok dihadapan Marlyna yang masih duduk dilantai dengan wajah kusutnya. Mencubit bibir seksi berwarna merah itu dengan tangannya yang besar, bagiamana Andra bisa selemah ini? dia bahkan tidak akan pernah bisa memarahi gadis yang sangat menggemaskan dan menarik dimatanya.

Seberapa kali pun lelaki ini menyangkal tidak menyukai Marlyna, hati kecilnya berkata lain. Bahkan reflek tubuhnya saja selalu berkata 'aku menginginkannya'. Tapi sayang sekali Andra tidak bisa melakukan itu, dia merasa tidak cocok jika harus menjalin sebuah hubungan yang lebih serius lagi. Oleh karena itu selama ini Andra hanya bisa mempermainkan hati para wanita yang selalu datang di kehidupannya. Kemudian meninggalkan mereka ketika bosan, mungkin hanya Sarah saja yang selama ini selalu bertahan untuk terus bersamanya.

"Bangunlah, jangan duduk dengan memamerkan paha mulusmu. Kau ingin aku memegangnya?" goda Andra dengan mata yang tertuju pada paha mulus yang terekspos.

Marlyna refleks menutup benda berharganya itu, dia bahkan tidak sadar jika tengah menggunakan gaun pendek yang Andra berikan tadi pagi. Memang tidak nyaman, karena pakaian ini membuat tubuhnya mudah sekali terekspos, tapi jika dia tidak menuruti kemauan sang Boss. Sebuah ancaman demi ancaman akan terus dia dapatkan!

"Boss kenapa kau mesum sekali ?! apa kau tidak bosan melihat wanita cantik diluaran sana!" bentak Marlyna.

Andra hanya tersenyum. "Wanita cantik? hmm... bagiku mereka bukan apa-apa. Terlalu murahan, tapi kau sangat licin untuk didapatkan." ucap Andra dengan smirk iblisnya.

"Kau kira aku belut?!" tanya Marlyna dengan mata yang melotot tajam.

Andra mendekatkan tubuh setengah telanjang itu lebih intim lagi, bahkan wajah keduanya kini saling menatap satu sama lain. Wajah polos yang hanya bermodalkan bedak murahan itu terlihat begitu cantik, bahkan hembusan nafasnya saja bagaikan bunga baru yang bermekaran. Andra sekarang begitu menyukai kondisi ini, ketika dia bertatap wajah dengan pegawai cerobohnya kemudian merasakan debaran jantung sangat menantang adrenalin nya.

"Bagiamana jika satu ronde saja untuk kencan hari ini? dengan begitu aku akan mengantarmu pulang?"