"Mmmh..."
Sebuah ciuman lembut menyambar bibir Marlyna, rasanya begitu hangat dan menggairahkan. Membuat sebuah sensai baru yang belum pernah dia rasakan, kemudian menjalar melewati setiap aliran darahnya. Tangan kekar itu juga tidak tinggal diam, dengan bebas Andra menggerayami lalu melepas kancing yang menghalangi niatnya.
"Kau yakin akan memberikan malam pertamamu padaku?" tanya Andra sembari melepaskan ciuman yang mulai memanas itu.
Marlyna mengangguk dengan tatapan yang semakin sayu. "Iya, aku ingin melakukannya denganmu..." jawab gadis itu dengan penuh keyakinan.
Andra tersenyum bangga. "Setan apa yang merasukimu Marlyna? sepertinya kau bergairah sekali malam ini," ucap Andra.
Gadis itu hanya diam sembari memejamkan kedua matanya, merasakan sensai aneh yang terus mengendalikan otak dan pikiran Marlyna. Seberapa kali pun dia menolak, tubuhnya terus berontak untuk segera mendapatkan sentuhan hangat dari Andra.
Perlahan lengan mungil Marlyna mengusap dada kekar Andra yang terpampang jelas dihadapannya. Meraba kemudian menekan benda keras itu dengan rasa penasaran yang tinggi. Sesekali gadis cantik ini tersipu malu, namun sang Boss dengan senang hati memamerkan tubuh indah miliknya.
Grepp !
Marlyna menarik tubuh lelaki dihadapannya dengan cepat, dia memasang wajah seksi yang membuat gairah Andra semakin bergejolak. Dalam hitungan beberapa detik mereka kembali berciuman dengan panasnya, hembusan nafas yang memburu membuat suasana semakin bergairah. Andra tidak bisa menahan lebih lama lagi, dia ingin segera menikmati setiap inci tubuh gadis ini dengan keperkasaannya.
Satu persatu pakaian terlepas dari tubuh keduanya, terbang seperti dedaunan kering yang tertiup angin kencang. Suasana gelap gulita tidak menggangu keintiman Andra dan Marlyna, mereka kian hanyut bagaikan perahu kertas yang terbawa derasnya air sungai.
"Aku tidak yakin kau masih perawan," bisik Andra ditelinga Marlyna.
Gadis itu menggigit bibir sang Boss. "Jangan sembarangan! tubuhku belum pernah disentuh oleh siapapun kecuali kau! jadi cepatlah puaskan aku Andra... cepat...!" ucap Marlyna dengan suara khasnya.
Andra membuka lebar kaki gadis dibawahnya kemudian meraba benda hangat yang sudah sangat basah itu dengan penuh perasaan. Rasanya hangat dan sangat mungil jika untuk barang milikknya, dia tidak yakin gadis ini bisa menahan rasa sakit saat hubungan pertama mereka.
"Buka mukutmu sayang," bisik Andra.
Lelaki itu menyumpalkan celana dalam pada mulut Marlyna, kemudian secara perlahan mulai melancarkan aksinya. Sedikit demi sedikit benda itu masuk menerobos benteng sempit yang menjaga barang berharga milik pegawainya.
"Emhhh...."
Satu desahan keluar dari mulut Andra, dia begitu tidak sabaran agar bisa masuk dan menggoncang tubuh Marlyna dengan kekuatannya. Sampai tak lama, lelaki itu menyodokan miliknya dengan kasar sampai membuat gadis ini menjerit menahan sakit. Kaki Marlyna merapat dan mencoba mendorong tubuh kekar itu agar tidak memasukan miliknya terlalu dalam, namun Andra menepisnya dan membuat permainan ini semakin menarik.
"Andra arhhh sakit!" rintih Marlyna sembari melepas sumpalan yang ada di mulutnya.
Lelaki itu tidak mendengarkan ucapan gadis yang ada dibawahnya, dia sibuk menikmati permainan yang sangat menggairahkan ini. Desahan khas yang terdengar begitu seksi terus keluar dari mulut Andra, mengiringi derasnya air hujan yang turun membasahi malam yang sangat indah ini. Marlyna tidak akan pernah bisa melupakan kenangan ini seumur hidupnya, disaat mulutnya terus menolak kehadiran Andra sedangkan hati dan tubuh itu meminta untuk terus bersama disamping sang Boss tampan yang sudah membuatnya tak berdaya malam ini.
***
Malam berganti dengan cepat, kini sinar matahari pun sudah masuk dan menerangi kamar yang sangat berantakan ini. Terlihat Marlyna masih bergulung dengan selimut tebal itu dengan Andra disampingnya, merasakan dinginnya pagi yang menusuk sampai ke dalam hati.
"Hoamm...."
Andra terbangun dari tidur lelapnya, menatap langit-langit kamar yang dipenuhi cicak-cicak. Namun ada yang lebih menarik perhatiannya lagi, yaitu dengkuran keras Marlyna.
"Aishh orang ini, bagaimana bisa seorang gadis tidur dengan suara berisik seperti itu?! Marlyna oh Marlyna," gumamnya sendiri.
"Bagainana jika cicak-cicak di atas itu jatuh dan masuk ke mulutnya? hahaha lucu sekali," gumam Andra kembali.
Lelaki tampan ini sibuk memainkan wajah gadis yang masih tertidur lelap disampingnya, memikirkan kejadian semalam yang masih terasa tidak nyata bagi Andra. Karena bagaimana bisa orang yang sebelumnya telah menolak dia mentah-mentah, kini merengek manja hanya agar dia menyentuhnya.
Kenangan yang sangat indah.
"Mghhh! jam berapa ini ibu?" gumam Marlyna.
Andra memeluknya dengan erat. "Ini sudah jam 8 pagi, apa kau tidak akan bangun dan membersihkan tubuhmu Nona?!" bisik lelaki itu.
Mata Marlyna langsung membulat, dia berbalik dan menatap Andra. Dia menjerit sekeras mungkin sampai mendorong lelaki itu ke lantai. Situasi yang benar-benar akward sedang dia rasakan, apa yang sudah terjadi semalam?! Marlyna tidak terlalu mengingatnya.
"Heh apa yang terjadi? kenapa aku telanjang?! oh my god Andra kau macam-macam denganku!" bentak Marlyna marah.
Andra berdiri dengan tubuh masih full naked. "Heh kau yang mengemis padaku selamam, cih! dasar wanita. Pura-pura kaget padahal ikut menikmatinya dengan suka rela," gumam Andra.
"Apa?!"
Gadis ini memegangi kepalanya, dia mencoba mengingat kembali kejadian yang sempat tidak terpikirkan olehnya.
Beberapa saat sebelum tragedi menghayutkan itu terjadi...
Ctarrrrrr!
Marlyna berjalan ke arah dapur dengan mata yang super waspada, mencari sesuatu yang mungkin bisa dia makan atau pun minum untuk menghilangkan rasa cemasnya. Marlyna membuka kulkas dua pintu yang tingginya saja melebihi dirinya sendiri, mengambil sepotong cake stawberry dengan minuman kaleng berwarna hitam kemerahan.
"Okay makanan lezat ayo datanglah padaku! aaaaam...!"
Marlyna asik memakan cake yang ada ditangannya, bersenandung riang dengan mata yang jelalatan kemana-mana. Dia tidak pernah berfikir jika rumah Andra akan sebebar ini, belum lagi dengan perabotan mahal yang terpang-pang disetiap sudut ruangan. Benar-benar amazing!
"Hoekkk ! minuman apa ini astaga aneh sekali !"
Marlyna memuntahkan sedikit minuman yang sudah masuk ke tenggorokannya setengah kaleng, menatap tulisan china yang membuat kepalanya berputar 1000 kali. Rasanya sangat aneh, tapi dia yakin jika ini bukan alkohol atau semacamnya. Lalu minuman apa ini ?! dia hanya bisa melihat gambar lelaki dan seorang wanita seksi yang tengah berpose mesra.
"Apa minuman orang kaya memang seperti ini? tapi rasanya seperti air cuci piring! arhhh!"
Marlyna meletakan kaleng itu di atas meja, kemudian kembali beranjak ke tempat asalnya tadi. Menatap air hujan yang turun semakin deras membasahi malam yang sunyi ini. Namun ada sesuatu yang sedikit mengganggu gadis ini sekarang, kenapa tubuhnya terasa begitu aneh?! panas bercampur geli tidak karuan, Marlyna sangat gelisah sampai terus mengusap-usap kepalanya sendiri dengan cepat.
Prokk prokk
"Heh kenapa kau melamun?!"
Suara tepukan Andra menyadarkannya, sekarang dia ingat dengan rinci setiap kejadian yang sudah menimpa mereka berdua semalam. Apalagi desahan liar yang terus dia keluarkan ketika Andra menjamahnya dengan penuh gairah. Marlyna mulai paham kenapa tubuhnya merasakan sesuatu yang aneh itu, karena yang dia minum adalah minuman pemmbangkit gairah yang sering Andra konsumsi.
"Mati aku!"