Chereads / My Crazy Boss ! / Chapter 16 - Harus bertanggung jawab!

Chapter 16 - Harus bertanggung jawab!

Prokk prokk

"Heh kenapa kau melamun?!"

Suara tepukan Andra menyadarkannya, sekarang dia ingat dengan rinci setiap kejadian yang sudah menimpa mereka berdua semalam. Apalagi desahan liar yang terus dia keluarkan ketika Andra menjamahnya dengan penuh gairah. Marlyna mulai paham kenapa tubuhnya merasakan sesuatu yang aneh itu, karena yang dia minum adalah minuman pembangkit gairah yang sering Andra konsumsi.

"Mati aku!" guman gadis itu.

"Hah siapa yang mati?!"

Marlyna langsung menatap tajam ke arah Andra, kemudian melempar semua barang yang ada di atas ranjang kecuali selimut yang menutupi tubuhnya. Berteriak seperti orang kesurupan sampai lelaki itu dibuat kebingungan, dia tidak pernah menyangka jika malam pertamanya akan dia berikan pada lelaki yang begitu dia benci karena sikap mesumnya.

Marlyna harus menutup semua kejadian ini, agar orang-orang di kantor tidak ada satu pun yang mengetahuinya.

"Andra, kau benar-benar brengsek! akan aku giling kau nanti !" bentak Marlyna kesal.

Andra berjalan mendekat dengan tubuh masih telanjang, memamerkannya dengan bangga dihadapan Marlyna. Karena merasa terlalu fulgar, gadis itu tidak bisa menatap kemana-mana. Hanya wajah tidak lebih !

"Heh asal kau tahu, kemarin malam dirimu sendiri yang memaksaku untuk melakukan itu. Sekarang kau memanggilku brengsek? heh harusnya kau membayar penuh karena pelayanan yang sudah aku lakukan semalam!" ucap Andra.

"Apa membayar? heh aku tahu kau pasti menjebakku dengan tipu daya setan mu!" bentak Marlyna.

"Maaf saja, tapi aku tidak tertarik untuk melakukan itu pada gadis sepertimu. Aku tahu kau hanya berpura-pura tidak tertarik pada kejantananku, padahal sebenarnya kau begitu ingin melakukannya lagi," bisik Andra dengan smirk iblisnya.

"Huaaaa! jangan mendekatkan tubuhmu itu dasar Boss gila! sudah lupakan semua ini ! aku akan keluar dari perusahaanmu! cukup sudah!"

Marlyna mendorong Andra keluar dari kamar itu, kemudian memungut pakaian yang berserakan dilantai. Dia buru-buru memakainya dengan wajah kusut, memikirkan segala hal buruk yang mungkin akan terjadi ketika bermalam dengan lelaki sialan itu.

"Bodoh sekali argh! kenapa bisa aku melakukan hal mesum dengan orang gila itu?! ahh Marlyna apa yang sudah kau pikirkan semalam! harusnya aku bersama Jino saja dari pada dia! aishh!"

Gadis ini melihat wajah kusutnya dicermin, kemudian melotot tajam karena beberapa tanda merah yang memenuhi lehernya. Dia semakin kesal kemudian menjambak rambutnya sendiri dengan gemas.

Brakk !

"Andra! antarkan aku pulang sekarang!"

Andra :"Katakan saja jika Marlyna sedang bersamaku sekarang, ingat perlakukan mereka dengan baik Dina! untuk hari ini beritahu Jino untuk menggantikan tugasku!" -menatap Marlyna- "Akan aku tutup telponnya sekarang." ucap Andra sembari melempar ponselnya ke sofa.

"Kenapa kau mengatakan hal itu? siapa yang mencariku ke kantor? katakan!" bentak Marlyna sembari menarik kemeja yang dikenakan Andra.

"Heh lepaskan tangan baumu itu, mandi sana! tubuhmu bau amis!" ucap Andra dengan wajah julidnya.

Marlyna mencium tubuhnya sendiri, memang benar saat ini dia agak sedikit bau. Berbeda dengan Andra yang sudah sangat rapi dengan kemeja biru yang dikenakannya.

"Jawab dulu pertanyaanku!" bentak gadis itu.

"Dina bilang orang tuamu mencari ke kantor, tapi sudahlah aku sudah mengurus semua itu. Sekarang kau mandi, aku akan mengantarmu pulang," ucap Andra.

"Kau benar-benar akan memecatku?! Boss dengar, sebenarnya aku tidak serius dengan kata-kataku tadi," ucap Marlyna dengan nada pelan.

Andra tersenyum kecil, gadis cantik ini semakin membuatnya tertarik. Padahal tadi Marlyna mencaci maki dirinya, tapi sekarang? dia langsung lemah lembut karena tidak ingin dipecat olehnya. Sebuah rencana busuk pun lelaki ini pikirkan, bagaimana caranya agar Marlyna bisa terus bersamanya seperti ini ?!

"Pegawai sepertimu memang pantas sekali untuk dipecat. Pertama kau sudah menuduhku yang bukan-bukan, kedua kau sudah mengumpatku dengan kata-kata kasar. Dan yang terakhir tatapanmu itu! tidak pernah ada yang berani menatapmu dengan mata sepertimu!" bentak Andra.

Marlyna menelan ludahnya kasar, dia tersenyum palsu sembari memegang lengan kekar Andra. Memohon agar Tuan muda yang sombong ini memaafkan semua kesalahannya. Tapi sebenarnya Andra memang sengaja mempermainkan perasaan Marlyna, itu semata-mata untuk membuat gadis ini terikat oleh sebuah pertanggung jawaban dengan semua sikapnya.

"Aku mohon jangan pecat aku ya Boss? please!" ucap Marlyna dengan bibir monyong nya.

Wajah Andra terlihat aneh karena menahan tawa, dia sampai mencubit pantatnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara. "Iya baiklah, tapi dengan satu syarat. Kau harus mempertanggung jawabkan semua yang sudah kau lakukan padaku, termasuk bayaran untuk pemuas nafsu liar itu semalam," bisik Andra.

Bugh !

Satu pukulan keras mendarat tepat di dada kekar Andra, Marlyna merasa dirugikan karena kejadian itu. Karena dia tidak merasa memaksa Andra untuk melayaninya. Setidaknya itu yang gadis ini rasakan, walau pun kenyataan adalah sebaliknya.

"Itu hanya kesalahan, jadi lebih baik kita lupakan saja!" tegas Marlyna.

Kesalahan katanya? yang benar saja! jelas-jelas itu adalah malam paling amazing yang pernah aku rasakan dalam hidupku. Tapi Marlyna menyebutnya sebagai sebuah kesalahan? sumpah ini adalah penghinaan terbesar yang aku dengar dari seorang gadis biasa seperti dia! batin Andra.

Lelaki ini, apa yang dia pikirkan? lihatlah tatapan mesun itu! jelas-jelas dia pasti sedang memikirkan indahnya tubuhku semalam, argh Marlyna otakmu sudah kotor! fokus saja pada pekerjaan jangan yang lain! batin Marlyna.

"Jangan bicara sembarangan, aku tahu betul bagaimana kau menikmati malam pertama kita. Jadi diam dan turuti saja perintahku sekarang! anggap ini sebagai syarat agar aku tidak memecatmu!" ucap Andra.

"Apa yang harus aku lakukan? jangan membuat hal yang tidak mungkin, aku mohon Boss!" ucap Marlyna.

Andra hanya tersenyum. "Ayo kita kencan selama 10 kali, setelah itu aku anggap hutangmu lunas!" bisik Andra.

"Apa? ken-can? Boss apa kupingku tidak salah dengar? maksudmu kita berkencan?!" tanya Marlyna dengan mata yang membulat sempurna.

"Iya K.E.N.C.A.N. Kau pahamkan arti kata itu?!" ucap Andra.

Marlyna tertawa keras sembari memukul-mukul bahu Andra, lelaki itu hanya diam dengan wajah bingung. Seperti yang sudah dia duga, jika gadis ini memang tidak seperti wanita yang sudah sering dia temui. Marlyna sangatlah berbeda, dia tidak pernah menunjukan sikap tertariknya pada seorang Andra syaputra. Padahal dari sorot matanya saja, sudah terlihat begitu jelas.

"Bagaimana? jika kau tidak mau silahkan tanda tangani surat pengunduran dirimu sekarang juga! tunggu aku akan mengambilkannya untukmu!" ucap Andra sembari pergi meninggalkan Marlyna yang tengah mematung.

"Boss jangan! baiklah aku setuju! tapi itu hanya kencan jangan lebih!" tegas Marlyna.

Andra tersenyum bagai iblis. "Baiklah. Karena kau setuju, kita akan memulai kencan pertama kita sekarang. Jadi bersiaplah cantik!"