Chereads / My Crazy Boss ! / Chapter 10 - Mimpi buruk

Chapter 10 - Mimpi buruk

"Kenapa kau diam saja? bukankah kita sudah sepakat untuk melakukannya sekarang," ucap Andra sembari mulai menarik selimut yang menutupi tubuh gadis dibawahnya.

"Tidaaaak !"

"Sayang, jangan berteriak seperti itu. Nikmatilah apa yang ada di hadapanmu sekarang," bisik Andra dengan lumatan kecil ditelinga Marlyna.

Gadis itu semakin meronta-ronta karena rasa takut, tetapi Andra semakin berani untuk mencrengkramnya lebih kasar lagi. Ciuman dileher pun dia lalukan sampai membuat tubuh gadis ini menggeliat, Marlyna merasakan geli yang sangat aneh sampai menjalar mengikuti aliran darahnya. Bagian bawah tubuhnya pun mulai terasa seperti ada sesuatu yang masuk dan menusuknya kasar, tunggu benda macam apa itu?!

"Wow... kau masih perawan rupanya sayang," bisik Andra disela-sela ciumannya.

"Apa yang kau lakukan! lepaskan tanganmu dari benda berhargaku! argh!" bentak Marlyna.

Andra menahan tubuh gadis yang terus memberontak itu, kemudian mulai melanjutkan aksinya dengan penuh perhitungan. Dia menggulingkan tubuh Marlyna sampai dalam posisi tengkurap, kemudian menusukkan benda keras itu dari belakang.

"Jangaaaan!"

Plok plok plok

Tepukan dipantat yang dilakulan sang ibu membangunkan Marlyna, dia langsung meloncat dari tempat tidurnya dan mencari keberadaan Andra yang tadi sudah berani menyentuh tubuh sucinya itu. Keringat dingin pun ikut bercucuran dari tubuh gadis cantik ini karena perasaan syoknya, dia masih belum sadar jika semua ini hanyalah sebuah mimpi.

"Ibu dimana lelaki mesum itu?!" tanya Marlyna sembari melirik kesana-kemari.

"Lelaki mesum jidatmu! kau ini kenapa? tidur kesana kemari, dikejar setan?!" tanya sang ibu.

"Lelaki itu! Andra dia tadi disini. Sekarang dimana dia ibu?!" tanya Marlyna.

"Aish anak ini masih belum sadar juga, mandi sana! kau hanya bermimpi. Lihatlah, jam berapa ini Marlyna? kau ingin terlambat masuk kerja!" ucap sang ibu.

"Jadi itu cuma mimpi? astaga, syukurlah masih aman!" gumamnya pelan.

Marlyna menghela nafasnya panjang, mencerna semua mimpi buruk yang menimpanya. Tidak habis dipikir, bagaimana bisa lelaki mesum itu datang di dalam alam bawah sadar gadis ini? dia benar-benar sangat tidak menyukainya. Dimana dan kapan pun Andra muncul, itu adalah sebuah mimpi buruk bagi Marlyna.

"Heh masih melamun! mandi sana! kau ingin dipecat dari pekerjaanmu!" bentak sang ibu sembari menjewer kuping putrinya.

"Ih ibu sakit! ini juga mau kok!" jawab Marlyna.

"Ya sudah sana! dandan yang cantik, kau harus memikat Boss tampanmu itu hari ini," ucap Anna sembari merapikan bantal putrinya.

Marlyna berdecak kesal. "Ibu, dia itu lelaki tidak waras! jangan harap aku bisa menyukainya!"

"Kau yang tidak waras! jelas-jelas dia itu sangat sempurna, kau pikir dimana lagi kita bisa mencari lelaki kaya raya dan tampan seperti Andra?! di kutub selatan!" bentak sang ibu.

"Lebih baik menikahi beruang kutub dari pada lelaki seperti dia bu!" ucap Marlyna.

"Dasar anak ini, cepat mandi sana! atau ibu pukul lagi pantatmu!" ancam sang ibu.

Dengan mata masih mengantuk, Marlyna berjalan ke kamar mandi dengan pikiran yang entah kemana. Dia tidak ingin berlama-lama lagi beradu mulut dengan sang ibu, karena mungkin itu akan berujung buruk. Sesampai di kamar mandi, gadis itu melepas semua pakaiannya. Kemudian berdiri di depan cermin sembari memegangi leher jenjangnya. Menghayalkan ciuman di leher yang Andra lakukan di dalam mimpinya, tapi ada yang lebih menarik dari itu. Tubuhnya! wah betapa seksi dan kekar lelaki yang ada di mimpinya itu. Owh gadis ini sudah berfikiran kotor walau masih pagi !

"Pikiranku dipenuhi hal-hal mesum karena Boss gila itu, aishh kenapa dia selalu muncul dimama pun aku berada?! jangan-jangan dia itu makhluk halus."

***

Waktu penunjukan pukul 06.35

Marlyna sudah sampai di kantor tempatnya bekerja di antar oleh sang ayah. Entah kenapa semangatnya sedikit menurun hari ini, mungkin karena mimpi buruk yang sudah dia alami tadi malam. Tapi apa pun itu, Marlyna harus memenuhi kewajibannya sebagai seorang pekerja baru disini.

Dengan senyum manis yang terpancar dari bibir seksinya, Marlyna berdiri tepat di depan kantor besar itu. Dia terlibat begitu cantik dengan make up tebal yang dipakaikan ibunya, ditambah pakaian baru yang pak Dimas berikan kemarin. Penampilan Marlyna semakin menarik perhatian orang yang melihatnya.

Dengan gaya berlenggak-lenggok khas model papan atas, gadis cantik ini berjalan melewati setiap lorong untuk sampai di ruangan tempatnya bekerja. Dia melihat keadaan sekitar yang masih sepi, padahal hari sudah beranjak siang tapi para pegawai masih belum berdatangan juga. Atau mungkin dia yang datang terlalu pagi ?!

"Apa Boss gila itu juga belum datang? aku penasaran," ucap Marlyna pada dirinya sendiri.

Dengan penuh rasa penasaran, Marlyna berjalan menghampiri ruangan Andra. Mengintip dari balik pintu yang terbuka sedikit, namun rupanya tidak ada siapa-siapa disana. Masih sunyi dan sepi tanpa ada penghuni.

"Siapa yang kau cari ?!"

Suara seseorang mengagetkan Marlyna, rupanya itu adalab Jino. Lelaki itu berdiri dengan senyum manis diwajahnya, memegang sebuah dokumen ditangan kekar yang membuat Marlyna kehilangan fokusnya.

"Jino, apa yang kau lakukan disini?" tanya Marlyna.

"Melihatmu hehe," jawabnya.

"Haha melihat apa maksudmu?" tanya Marlyna.

Jino berjalan semakin dekat ke arah gadis dihadapannya, dia melihat secara detail penampilan Marlyna dari atas sampai bawah. Tanpa sadar bibir itu kembali tersenyum, Jino tidak menyangka jika gadis polos dan ceroboh seperti Marlyna akan terlihat begitu cantik jika di pernak seperti ini.

"Kau cantik sekali, apa ada sesuatu yang spesial hari ini?" tanya Jino.

"Iya, sepulang bekerja aku dan Marlyna akan menghabiskan waktu bersama. Bukankah begitu?!"

Andra tiba-tiba datang dari belakang, dia langsung ikut bergabung ketika Jino mencoba mendekati gadis favoritnya. Selama ini begitu banyak hal yang sudah Jino ambil dari hidup Andra, dan sekarang tidak akan pernah terulang kembali.

"Boss, kapan kau datang?" tanya Marlyna.

"Dari jam 5 pagi, apa yang kau lakukan disini jino?! cepat pergi sana! aku ada sedikit urusan dengan gadis ceroboh ini," ucap Andra pada sekertarisnya.

Dengan senyum kecut dibibirnya, Jino meninggalkan kedua orang ini. Dia cukup kesal karena Andra menyuruhnya pergi, padahal ingin sekali Jino berlama-lama untuk mengobrol dengan Marlyna. Tapi perintah tetaplah perintah, dia tidak bisa menolaknya. Kini tinggallah Andra dan Marlyna yang tengah saling bertatap-tatapan karena bingung harus berkata apa.

"Ikutlah denganku sebentar!" ajak Andra.

"Baik."

Marlyna mengikuti sang Boss dari belakang, memasuki ruangan yang sempat membuat gadis ini trauma. Tapi sekarang keadaan berbeda, Andra sedang dalam mode baik, dan tidak seperti saat itu.

"Bagaimana, kau sudah pikirkan tentang tawaranku semalam?" tanya Andra dengan senyum iblisnya.

Marlyna membulatkan matanya, dia langsung teringat dengan mimpi buruknya semalam. Tatapan itu, sama persis dengan kejadian yang sudah terjadi kemarin. Tepat ketika Andra menciumnya tanpa ijin.

"Maafkan aku, tapi itu adalah tawaran yang membuat harga diriku hancur berkeping-keping. Jadi aku mohon Boss, jangan pernah tanyakan hal seperti itu lagi padaku!" tegas Marlyna.

Andra menelan ludahnya kasar, penolakan itu adalah hal terburuk yang pernah menimpa hidupnya. Karena selama ini begitu banyak wanita yang mengantri hanya demi tidur bersama lelaki tampan ini, tapi Marlyna?! dia dengan tegas menolak mentah-mentah tawaran yang sangat menggiurkan bagi wanita lain.

"Berani sekali kau menolak tawaranku?!"