Ketika Marlyna tengah berada di dalam ruangan bersama nyonya Dea, kedua lelaki tampan itu mencoba menguping dengan menempelkan telinga mereka ke pintu. Namun tidak ada satu ucapan pun yang Andra dan Jino dengar, sunyi sepi.
"Kau dengar sesuatu kera?" tanya Andra.
"Tidak kadal buntung, aku tidak mendengar suara apa pun kecuali sepatumu!" jawab Jino lirih.
"Jangan membentak pada kakakmu bodoh!" bentak Andra kesal sembari memukul kepala adiknya.
"Kakak yang mulai !"
"Kau!"
Ceklek... Gubrakk!!
Suara pintu terbuka bersamaan dengan jatuhnya Jino dan Andra ke lantai, Marlyna hanya diam sembari menatap keduanya sementara nyonya Dea berpamitan untuk pergi. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut wanita itu kecuali tatapan tajam, Andra dan Jino menelan ludahnya kasar. Mereka begitu khawatir dengan apa yang dilakukan sang ibu pada gadis malang ini.
"Kau baik-baik saja sayang? apa mengatakan sesuatu yang aneh lagi?" tanya Andra khawatir.