Chereads / Pelangi Sebelum Hujan / Chapter 8 - 8. It's Show Time 2

Chapter 8 - 8. It's Show Time 2

Siang ini sinar matahari begitu menyengat, udara terasa panas. Bahkan angin yang berhembus pun tak mampu mendinginkan suasana. Mobil Sonya melaju perlahan mengikuti Mobil Kania. Kali ini dia tidak ingin ugal-ugalan karena moodnya sedang tidak stabil. Ia sudah tidak sabar untuk pergi memanjakan dirinya. Akhirnya mereka sampai disebuah bangunan mewah dan megah. Tepatnya adalah sebuah klinik kecantikan. Dekorasinya terindikasi dengan warna pink. Terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama untuk reservasi sekaligus sebagai ruang tunggu antrian. Lantai dua terdapat beberapa ruangan untuk perawatan wajah. Sedangakan untuk lantai ketiga dominan untuk ruang spa tubuh dan perawatan rambut. Klinik kecantikan ini sangat terkenal di kalangan elit, dan yang pasti tidaklah murah untuk melakukan perawatan disini. Klinik ini adalah salah satu aset dari Wijaya Groub, milik papa Kania.

Kania dan kedua sahabatnya turun dari mobil dan bergegas masuk ke klinik. Akan tetapi pengawal Kania masih saja mengikuti mereka.

"Apa kalian juga mau ikut kami perawatan???" Tanya Kania kepada para bodyguardnya yang sedari tadi terus mengikutinya.

"Maaf Nona Kania, kami akan menunggu Nona diluar" jawab Roy.

"Okelah!!!" jawab Kania sembari masuk ke Klinik.

Seperti biasa, jikalau Kania dan teman-temannya datang, mereka selalu di perlakukan bag putri raja. Itu yang membuat mereka betah berlama-lama berada di klinik itu. Kania lebih memilih untuk spa tubuh, badannya sudah terlalu capek menghadapi berbagai macam cobaan yang menimpanya. Ia ingin sekali bersantai sembari mendengarkan lagu klasik kesukaannya. Tanpa bicara panjang lebar, beberapa perawatan mulai memanjakan tubuh Kania. Sementara disisi lain, Sonya lebih memilih untuk mengganti style rambutnya. Kalo ini ia ingin menambahkan style Curly pada rambutnya. Sedangkan Tania, dia tertidur setelah para perawat membelai wajah cantiknya dengan beberapa cream dan masker.

Selesai meeting, Delon berjalan cepat menuju ke restoran hotel. Meeting kali ini bertempat di hotel Grand Surya milik Wijaya Groub. Disana sudah ada Pak Wijaya dan beberapa pengawal menunggu kedatangan Delon. Seperti biasa, Pak Wijaya selalu tampil memukai dengan balutan jas mewahnya. Aura wajahnya tampak berwibawa dan bersahaja. Delon segera menarik kursi di depan meja Papanya.

"Ada apa Delon, sampai-sampai kamu meminta Papa datang kesini??"

tanya Pak Wijaya.

"Apa benar, Sarah bukan ibu kandungku? Lalu kemana ibu kandung Delon??"

Seketika wajah Pak Wijaya memerah, ia merasa terkejut mendengar pertanyaan Delon.

"Kenapa Papa diam?? Apa Papa mau Kania juga tau hal ini?"

"Jangan Delon. Jangan sampai Kania tau dulu, Sarah sudah menganggap kamu dan Kania seperti anaknya sendiri. Dia sudah merawat kalian dari umur setahun" terang Pak Wijaya.

"Delon udah gede pah, Delon berhak tau siapa ibu kandung Delon!!"

"Tapi Papa benar-benar tidak tau kemana ibu kamu pergi. Ia menghilang setelah kecelakaan itu. Kalaupun meninggal, jasadnya pun tidak pernah di temukan"

"Kenapa Papa tidak mencarinya, kenapa Papa malah menikahi perempuan lain??"

"Delon, berbagai cara sudah Papa lakukan. Tapi papa tetap tidak bisa menemukan ibu kamu!!"

"Delon benci Papa!!!" kata Delon sembari meninggalkan Pak Wijaya yang masih mematung di meja makan.

Delon bergegas pergi meninggalkan Papanya. Tak terasa air matanya mengalir. Ia sungguh rindu akan sosok ibunya yang tidak pernah ia temui selama 24tahun. Karena menurutnya sosok Sarah baginya hanyalan perempuan yang hanya mengincar harta dan tahta Wijaya Groub saja.

Tiga jam sudah ketiga wanita cantik ini menghabiskan waktu untuk perawatan. Mereka bertiga bergegas pergi ke butik. Sonya tampil mempesona dengan warna rambutnya yang baru. Kania tetap dengan rambut panjangnya yang luris dan hitam. Tania lebih suka dengan rambut Curlynya ditambah accecoris seperti jepit rambut yang selalu menempel di rambutnya.

Sesampainya di butik...

Masih terlihat ramai dan berdesakan. Sonya sangat kecewa dengan hal ini. Ia langsung masuk dan menemui assistennya Ayu.

"Kenapa masih juga ramai???" tanya Sonya kepada Ayu dengan nada meninggi.

"Maaf nona Sonya. Butik sedang ramai-ramainya, kalau pendapatan hari ini tidak sampai target, nyonya Clara akan memarahi saya!!"

"Menyebalkan!!!"

"Udahlah Soy, ke butik gue aja yukk!!" ajak Kania.

"Iya Soy, ke butik Kania aja. Yukk!!" kata Tania menambahkan.

Akhirnya mereka bertiga pergi ke butik milik Wijaya Groub tak jauh dari lokasi butik Sonya.

"Pak Roy, tolong kosongkan tempat ini!!!" perintah Kania kepada Roy.

"Baik Nona!!!" jawab Roy penuh hormat.

Roy segera mengkonfirmasi kepada para pegawai butik. Dan dalam waktu sepuluh menit, butik sudah dalam keadaan kosong tanpa pembeli satupun. Hanya ada beberapa pegawai yang akan melayani Kania dan teman-temannya.

"Silahkan Nona Kania!!!" kata Roy mempersilahkan Kania sembari membuka pintu mobil.

"Temen-temen, it's Show Time!!!"

"I love you Kania, lu is the best pokoknya" kata Sonya sembari memeluk riang Kania. Begitupun Tania, ia merasa senang sekali. Dengan begini mereka bertiga bisa leluasa memilih pakaian untuk mereka kenakan untuk jalan-jalan.

Tetap dengan postur tomboinya. Sonya lebih suka memilih kemeja, kali ini ia memilih kemeja kotak-kotak dengan model crop. Dan bawahan celana ripped. Untuk Tania dia lebih memilih celana 7/8 dengan atasan model sabrina, tak lupa dengan warna kesayangannya yaitu violet. Sedangkan Kania, dia lebih suka memakai dress pendek dengan balutan cardy crop. Ketiga wanita ini selalu tampil fashionable.

Willy menatap Kania dari dalam mobilnya. Meskipun sudah ada pengawal. Willy tetap saja menghawatirkan Kania. Karena pesan Delon, kemanapun Kania pergi, Willy harus mengikutinya. Ia tak peduli meskipun akhirnya Kania merasa kesal dan risih atas kehadiran Willy. Willy tetap saja berfikir, keselamatan Kania adalah yang utama. Dulu ayah Willy adalah kaki tangan Pak Wijaya, tapi umurnya tidak panjang. Ia tertembak mati oleh para penjahat yang ingin menyelakai Pak Wijaya. Akhirnya tanggung jawab itu sekarang diberikan kepada kedua anaknya, yaitu Wildan dan Willy. Wildan ikut andil dalam memimpin perusahaan Wijaya Groub. Sedangkan Willy masih sekolah. Saat ini ia hanya di tugaskan untuk menjaga Kania. Sebenarnya rasa itu tumbuh begitu kuat, saat setiap hari ia melihat keceriaan Kania, apalagi melihat Kania tersenyum. Meskipun Kania hanya memandang Willy sebelah mata, ia tak mempedulikan hal itu.

'Kania cantik sekali dengan dress itu!' sesekali ia tersenyum melihat Kania tertawa bahagia. Andai saja Kania tau tentang isi hatinya. Tapi sampai saat ini Willy masih ingin memendamnya, sampai tiba waktunya nanti, ia akan mengungkapkan isi hatinya.

Kania dan teman-temannya kembali masuk ke Mobil masing-masing. Kali ini mereka akan menuju ke mall. Naluri belanja mereka sudah tak tertahankan lagi. Willy pun mengikuti mobil Kania kemanapun mobil itu pergi. Dan yang pastinya tanpa sepengetahuan Kania.