Chereads / Pelangi Sebelum Hujan / Chapter 4 - 4. William Agler

Chapter 4 - 4. William Agler

Taxi yang di tumpangi Kaniya melaju perlahan, sementara Willy mengikuti Kaniya. Kaniya semakin risih melihat aksi Willy yang berlebihan, apalagi dia mulai merasa geram kepada Delon kakaknya yang membuat perjanjian yang menurutnya itu sangat tidak jelas dan tidak penting. Sesampainya dirumah,

"Kak, kak Delon. Kak!!!" Kaniya berteriak-teriak memanggil Delon yang saat itu masih tidur siang di kamarnya.

"Kak, ayo bangun!!!" Kaniya masuk ke dalam kamar Delon dan menarik-narik selimut Delon.

"Apa'an sih dek? Aku masih ngantuk!!" Delon menggerutu dan menarik kembali selimutnya.

"Kak, coba jelasin?? Perjanjian apa yang kak Delon buat dengan Willy??" Tanya Kaniya dengan nada tinggi.

Seketika Delon langsung membuka matanya dan bangun dari tidurnya. Kali ini ia terduduk dalam diam.

"Ditanya malah diem aja!!!" Kaniya semakin geram.

"Nggak ada apa-apa dek. Aku cuma minta Willy buat jagain kamu, kebetulan dia adeknya Wildan partner kerja aku dikantor" jawab Delon santai.

"Kaniya udah gede kak, nggak perlu dijagain, Kaniya bisa jaga diri sendiri" jawab Kaniya sebel.

"Dengerin kakak dulu, sini duduk sebelah kakak!!!" Perintah Delon.

Kaniya pun duduk di ranjang Delon.

"Kamu itu Kaniya Wijaya Wang. Putri dari Surya Wijaya Wang. Kamu tahu kan perusahaan papa bukan perusahaan biasa. Banyak kompetitor bersaing mati-matian demi menjatuhkan perusahaan papa. Kalo mereka sampai tahu putri Surya Wijaya Wang sekolah sendiri, kemana-mana sendiri, kakak takut akan terjadi hal-hal yang bisa saja membuat kamu celaka!!" tutur Delon.

"Tapi kenapa harus Willy kak? Padahal banyak orang lain kan??"

"Karena kak Delon sudah yakin dan percaya kalo aku bisa jagain kamu!!" tiba-tiba Willy datang ke kamar kak Delon.

"Elu?? Nggak sopan banget masuk rumah orang tanpa permisi" kata Kaniya Marah.

"Kakak yang minta Willy untuk datang kesini!!" jawab kak Delon santai.

"Aku benci kakak!!" Kaniya beranjak pergi dari kamar Delon. Tiba-tiba Willy menarik tangan Kaniya.

"Kaniya, lihat mata gue. Gue akan selalu ada buat lu!!"

Kaniya menatap mata Willy sejenak. Sebenarnya ia melihat aura ketulusan dalam mata indah itu. Tapi kali ini Kaniya memang sedang tertarik pada seseorang. Dan pastinya itu bukan Willy.

"Gue nggak peduli!!!" Jawab Kaniya tegas dan segera meninggalkan kamar Delon.

"Sabar Willy, semua butuh proses!! Kaniya emang keras kepala. Persis kayak gue!!" Kata Delon sembari menepuk pundak Willy di ikuti tawa kecilnya.

Kaniya membuka pintu dan membanting tasnya di lantai. Kali ini ia benar-benar keberatan dan tidak setuju dengan keputusan Delon. Tapi disisi lain ia sebenarnya juga takut bila ada yang mencoba mencelakainya. Apalagi dia pernah mendengar cerita kecelakaan yang dia alami dulu dengan keluarganya. Mobil yang di sabotase oleh saingan bisnis papa yang hampir saja merenggut nyawa mereka.

'Tok..tokk..'

"Non, non Kaniya. Ini makan siangnya!!" Panggil buk Mirna dari balik pintu kamar Kaniya.

"Masuk bik!!" Buk Mirna pun masuk membawa nampan berisi jus dan makanan untuk makan siang.

"Bik Mirna. Aku boleh nanya sesuatu nggak??"

"Silahkan non, kalau bibi bisa jawab pasti bibi jawab"

"Apa benar, bu Sarah mama Kandung Kaniya?? tapi kenapa Papa selalu marah kalau Kaniya menanyakan hal ini??" tanya Kaniya penasaran.

"I..itu... Bibi anu non.." buk Mirna gugup saat Kaniya mempertanyakan hal itu.

"Kaniya, kenapa Kaniya bertanya seperti itu? apa mama kurang ngasih kasih sayang ke Kamu, sampai-sampai kamu ragu dengan mama??" sahut Sarah yang tiba-tiba masuk ke kamar Kaniya.

"Maaf bibi permisi dulu, non, nyonya!!!"

"Mama?? Kenapa tiba-tiba kesini" tanya Kaniya kepada Sarah, ibu tirinya.

"Mama cuma memastikan kamu sudah makan siang apa belum. Kalo begitu kamu cepat makan dan istirahat ya sayang!! Mama mau ke butik dulu" kata Sarah sembari mencium kening Kaniya dan bergegas pergi meninggalkan kamar Kaniya.

Miko melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah Kaniya. Ia mengorek informasi lewat Sonya tentang Kaniya. Kali ini bayangan Kaniya benar-benar tidak bisa enyah dari pikiran Miko. Sampai akhirnya dia sampai di depan rumah mewah bag istana. Alamatnya persis dengan yang diberitahukan Sonya. Miko turun dari mobilnya dan bertanya ke satpam.

"Non Kaniya, ada tamu yang mencari" kata bik Minah.

"Nyari saya?? Siapa bik? Kalo temen-temen suruh masuk aja seperti biasa." Jawab Kaniya.

"Bukan non, orangnya ganteng. Pakai seragam mirip dengan seragam non Kaniya!!"

Kaniya penasaran, dan ia pun bergegas turun untuk menemui tamunya tersebut.

"Iya saya Kaniya, ada perlu apa ya??"

Miko pun membalikkan badannya dan memandang Kaniya yang saat itu mengenakan dress pendek tanpa lengan bermotif bunga-bunga berwarna ocean. Rambut panjangnya terurai lembut. Miko menatapnya takjup, dadanya seakan bergetar.

"Miko?? Kok tau rumahku disini!! ayok masuk!!"

Miko tersenyum manis menatap Kaniya.

"Nggak usah Kan, aku cuma mau nganter ini" kata Miko sembari memberikan bando pink milik Kaniya.

"Itu bando aku ya!! Kok bisa ada sama kamu??"

"Tadi jatuh pas di parkiran!!"

"Makasih banget Miko. Beneran nggak mau mampir??"

"Aku mau ada latihan motor, jadi aku keburu"

"Bagus deh cepetan pergi, ngapain juga masih disini??" kata Willy yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Elu?? ngapain disini??" Tanya Miko terkejut saat melihat Willy keluar dari rumah Kaniya.

"Suka suka gue donk, ini juga bukan rumah lu kan??" jawab Willy sewot.

Miko merasa kesal, ia mengepalkan tangannya memalingkan wajahnya dan berniat akan pergi.

"Miko tunggu!!!" Panggil Kaniya.

Miko menoleh ke arah Kaniya. Dan menatapnya.

"Aku ikut!! Bolehkan Mik??"

"Lu apa'an sih kan?? Ngapain coba ikut cowok ini!!" gerutu Willy.

"Boleh Kan, boleh banget." Jawab Miko.

"Bentar aku ambil tas dulu. Kamu tunggu sini!!"

Kaniya bergegas pergi ke kamarnya dan mengambil tas.

"Lu kalah lagi bro!!! Jangan lu kira lu deket sama kakaknya, lu bakalan bisa menangin hatinya." Kata Miko kesal ke Willy.

"Gue nggak akan nyerah gitu aja!! Tunggu kekalahan elu!!" Jawab Willy kesal.

"Yuk Mik, kita berangkat!!"

Kaniya sudah siap dengan slingbag nya, dan pergi menuju mobil Miko.

Miko meraih pundak Kaniya dan menuntunnya ke mobil. Ia juga membalikan jempolnya ke bawah, tanda mengejek Willy. Willy sangat kesal melihat mereka berdua. Ia mengepalkan tangannya dan meninju pot bunga yang ada di teras rumah Kaniya hingga pecah.

Pyaarr ...

"Segitu aja elu Will??" Kata Delon yang tiba-tiba menghampiri Willy.

"Kak Delon, maaf. Nanti aku ganti pot nya!!"

"Siapa cowok itu??" tanya Delon.

"Dia Miko. Putra dari pemilik perusahaan Indotex group." Ungkap Willy.

"Perusahaan textil terkenal itu??"

"Bener banget kak??"

"Willy, Willy... Kali ini sainganmu bukan orang biasa. Tetap semangat!!" Kata Delon sembari meninggalkan Willy yang masih berdiri mematung. Ia semakin geram mendengar pernyataan Delon.