Karina berulang kali mengulangi pemeriksaan nya dia tidak bisa menemukan virus yang cocok,dia bahkan sampai memijit pelipis nya untuk mengurangi tekanan di mata nya karena melihat mikroskop terlalu lama.
"ini minuman nya" Dimas menyerahkan sebotol minuman energi untuk Karina.
"terima kasih" ucap Karina,dia meminum minuman itu sampai habis.
"belum dapat juga?" tanya Dimas,dia khawatir melihat Karina yang seharian ini tidak berhenti memusatkan mata nya.
"belum ada yang cocok,apa aku kurang teliti?" ucap Karina sambil melihat catatanya
"mau aku pijitkan kepala nya?"
"eh?' tanya Karina saat Dimas menawarkan memijitkan kepala nya
"aku Cuma ingin mengurangi rasa sakit kepala kamu" balas Dimas dan di angguki Karina,kebetulan dia sangat penat hari ini.
"sebentar lagi jam makan malam,kamu mau makan?" tanya Dimas sambil memijit kepala Karina
Karina menggeleng "tidak,aku makan dengan Rayhan" ucap Karina.
"kalian senang ya sudah bahagia" ucap Dimas tiba tiba
"maksud kamu?" tanya Karina bingung
"tidak kalian terlihat harmonis dengan makan bersama setiap hari,sedangkan aku kami tidak pernah makan bersama" balas Dimas,Karina menatap Dimas dengan pandangan bingung
"kenapa? Kalian bisa makan bersama"
Dimas menggeleng lalu tertawa canggung "itu tidak semudah yang terlihat Karina,kamu mungkin mengatakan itu karena kalian menikah dengan baik baik sedangkan kami tidak"
Karina terdiam,dia tidak tahu harus mengatakan apa sekarang.
**
"bagaimana tadii lancar?" tanya Rayhan sambil memakan bakso nya
Karina menggeleng sedih "aku tidak bisa menemukan virus yang cocok,jadi penelitian nya tidak bisa lanjut jika aku belum menemukannya" Karina mengusap wajah nya lelah,pikirannya sedang kacau sekarang,jika dia tidak cepat mendapatkan virus yang cocok maka penelitiannya akan lebih lama
Melihat Karina yang sedih,Rayhan pun menarik tangan Karina dan mengelus nya pelan "jangan sedih,kamu pasti bisa mendapatkannya dengan cepat" ucap Rayhan memberi semangat,Karina mengangguk lalu tersenyum
"besok libur kan? Mau ke kantor ku? Sekaligus memberi pengumuman pernikahan kita" ucap Rayhan,sebenarnya mereka berencana kemarin untuk pergi tapi karena Rayhan yang terlanjur malas jadi rencana nya batal
"hm oke,mungkin aku ke kantor kamu bisa memberikan inspirasi buat ku" balas Karina,Rayhan yang mendengarnya menjadi gemas dan mencubit hidung Karina hingga memerah.
**
"Ray,mereka semua memperhatikan aku" ucap Karina dia bersembunyi di belakang badan Rayhan.
"mereka iri dengan kamu karena berhasil mendapatkan salah satu pria paling di incar satu asia" ucap Rayhan percaya diri,Karina mencubit pinggang Rayhan dengan kencang.
"terlalu percaya diri" ucap Karina dan membuat Rayhan tertawa keras
"hm selamat sore semuanya" ucap Rayhan memulai
"mungkin kalian terkejut dengan pengumpulan dadakan sekarang ini" semua pegawai menatap mereka dengan berbagai tatapan terutama para perempuan yang menatap Karina dengan dengki.
"saya ingin mengumumkan kalau wanita yang di samping saya ini adalah Istri saya" Rayhan menarik tangan Karina dan mencium nya di depan puluhan pegawai.
"beberapa dari kalian pasti sudah tahu tentang pernikahan kami,disini saya hanya ingin menegaskan kembali" ucap Rayhan dengan tegas.
"mungkin itu saja pengumuman hari ini,kalian bisa pulang cepat tanpa ada lembur hari ini" semua pegawai yang mendengar pun menjadi gembira,beberapa dari mereka mengucapkan terima kasih kepada Rayhan dan Karina.
"Ray,kumpulan wanita tadi kenapa ya menatap aku sampai segitu nya?" tanya Karina saat mereka sudah di dalam ruangan Rayhan
"wanita yang mana?" tanya Rayhan,mata nya masih asik menatap kumpulan berkas.
"itu wanita yang pakai baju sexy tadi,kamu tidak tergoda apa?' Karina mendekati Rayhan dan duduk di pangkuan Rayhan.
Rayhan menggeleng dan mencium bibir Karina gemas "bagaimana aku tergoda jika dari aku kecil aku sudah melihat foto wanita cantik dengan pipi besarnya" ucap Rayhan,dia mencubit pipi Karina hingga membuat Karina memekik.
"sakit Ray" pekik Karina
"kamu sih kalau berpikiran suka aneh aneh,lagi pula aku nggak suka mereka,aku suka nya kamu" goda Rayhan dan membuat pipi Karina merona malu.
"kamu sudah selesai? Kalau sudah ayo pulang" ucap Karina mengalihkan pembicaraan.
"sedikit lagi,kamu bisa lihat pemandangan dari jendela itu" ucap Rayhan sambil menunjuk jendela besar diruangan Rayhan.
Karina bangkit dan berjalan menuju jendela besar itu,Rayhan benar pemandangan disini sangat cantik dengan matahari yang hampir terbenam dan lalu lintas yang padat di bawah nya,dia merasa di bawah sana sangat kecil padahal ukuran mobil jika di lihat dari dekat besar tapi di lihat dari atas malah terlihat kecil.
"kalau ada gempa bangunan ini roboh nggak Ray?" tanya Karina dia merasa ngeri saat membayangkannya
Rayhan yang mendengarnya pun tertawa keras "bangunan ini dirancang anti gempa Karin,kecuali gempa nya dengan kekuatan yang besar mungkin akan roboh' ucap Rayhan,dia menertawakan kepolosan Karina.
Tret..tret...tret..
Karina mengangkat telponnya dan tertera nama Dimas di sana,Karina menatap Rayhan yang nampak sibuk kembali dengan berkas nya,dia menjauh dari Rayhan dan mengangkat telpon Dimas
"iya Dimas?" ucap Karina
"maaf,ganggu kamu di jam ini" ucap Dimas
"tidak masalah,ada apa?" tanya Karina lagi,dia membalikkan badan dan menatap RAYhan yang masih sibuk.
"aku sudah menemukan virus yang cocok untuk penelitian kita" ucap Dimas dan membuat Karina kegirangan,dia sampai tidak sadar membuat Rayhan menatap nya.
"oh ya,apa nama virus nya?' tanya Karina senang.
"besok nanti aku katakan,malam ini kamu hanya menyusun biar nanti aku yang mempelajari virus nya" ucap Dimas
"oke siap" ucap Karina dan menutup telponnya,dia sangat gembira sekarang sudah 2 hari ini dia galau karena belum menemukan virus yang cocok ternyata Dimas bisa mendapatkannya,dari dulu Dimas memang selalu membantu Karina jika dia kesusahan.
"siapa?" tanya Rayhan akhirnya
"Dimas Ray,dia bilang kalau dia menemukan Virus yang cocok untuk vaksin itu,jadi malam ini aku hanya menyusun" ucap Karina senang,dia mengambil catatannya dan mulai mencatat sesuatu tanpa melihat perubahan wajah RAYhan.
**
"Dimas" teriak Karina,dia sengaja datang pagi pagi agar tidak membuang waktu
"ini catatan yang malam tadi aku buat" ucap Dimas,dia memberikan sebuah buku kecil ke Karina
Karina menerima nya dan senang,dia langsung kembali ke meja nya dan memulai pemeriksaan.
"dari yang aku pelajari virus ini memiliki sifat yang seperti ini" ucap Dimas dia menjelaskan catatannya secara detail ke Karina.
Karina mengangkat kepala nya dan baru sadar kalau posisi mereka sangat dekat sekarang begitupun dengan Dimas.
"hm maaf,kamu bisa mempelajari nya sendiri" ucap Dimas dan pergi meninggalkan Karina,Karina menahan nafas nya,posisi mereka tadi sangat rawan orang orang akan salah paham begitu melihat nya,untung saja Karina peka.jika tidak mungkin akan membuat gosip baru lagi,Karina menggeleng jika Rayhan melihat posisi mereka tadi pasti pria itu akan sangat marah dengan nya,tidak bisa Karina bayangkan jika Rayhan marah,pria itu tidak pernah marah ke Karina hanya diam bahkan saat Karina membuat suatu kesalahan.