Aku tahu jika cintaku akan dirinya adalah bencana
Dapatkah aku berkata cintaku padanya seperti penyakit?
Mengapa harus dirinya pula yang menusuk hatiku tanpa ampun?
***
Aku juga tak mengerti mengapa air mata mengalir begitu saja dari sudut mata ku. Apa ini? Mengapa aku harus terbawa suasana? Aku tahu jika Winner tidak mencintai aku namun mengapa aku semakin tenggelam dalam fatamorgana tentang pernikahan yang ada di hadapan ku saat ini. Aku tak mengerti mengapa aku masih bisa merasakan setitik rasa bahagia walau aku tahu bahwa pria yang berlutut ini tak pernah memberikan hatinya untuk ku.
Apa ini karena aku sudah terlanjur mencintai seorang Winner Alexander? Kami adalah dua orang dengan kepribadian yang saling bertentangan namun tak bisa ku pungkiri jika Winner adalah seorang pria yang baik.
"Ruby, tolong kasih aku jawaban yang aku perlukan." Kata Winner dengan menunjukkan senyum cerahnya.
