Mengapa dewa cinta begitu kejam pada ku
Dan mengapa pula semesta menciptakan takdir semacam ini untuk ku?
Apakah ada jalan untuk ku untuk ku kembali?
Seolah jalan untuk kembali hanyalah ilusi
Dan cinta hanyalah fatamorgana
***
Jantung ku berdebar sangat kencang karena aku merasa takut, bingung dan juga cemas dengan keadaan Winner. Satu sisi aku merasa takut pada Winner namun saat aku melihat tangannya seperti itu entah mengapa aku merasa tak tega padanya.
"Win… tangan kamu…" Ucap ku perlahan.
Dengan tangan yang gemetar aku memegang pergelangan tangan Winner yang masih diletakkannya pada dinding untuk menghalangi pergerakan ku.
"Winner, udah… aku salah…"
Aku menghela nafas panjang karena aku merasa harus menangkan Winner saat ini. Aku harus benar-benar tenang menghadapi Winner.
Winner sama sekali tak mengatakan apapun, matanya kosong seolah jiwanya telah berkelana meninggalkan raganya. Ada apa dengan Winner? Mengapa aku harus berada di posisi seperti ini?