Aku tak mengerti apa yang telah ditulis semesta untuk sebuah takdir yang hanya akan di ketahui alam.
***
"Sebentar lagi Mama kamu bakal jadi Mama aku juga, kan? Trus di mana masalahnya?" Tanya Winner pada ku. Wajah Winner semakin dekat hingga aku dapat merasakan nafasnya yang hangat di wajahku.
"Winner… Winner, kalau kamu punya masalah. Kita bisa ngomong baik-baik. Okay?" Kata ku lagi sambil memundurkan kepala ke belakang karena jarak wajah ku dan Winner sangat dekat.
"Sebenarnya yang perlu kita omongin adalah rencana pernikahan kita." Winner menggenggam lengan ku. "Ruby, aku akan ngasih apapun yang kamu mau untuk pernikahan kita." Kata Winner.
"Winner, kamu gak akan bisa ngasih apa yang aku mau untuk pernikahan."
"Mengapa kau berikir begitu?"
"Karena buat kamu aku bukan siapa-siapa jadi apapun yang aku mau gak akan berarti banyak buat kamu dan kamu merasa bisa memberikan semuanya buat aku." Jawab ku.
"Ruby apa maksud kamu." Aku lihat wajah bingung Winner.