Jenuh kini menelusup ke dalam tulang
Jiwa sseolah kering di tanah gersang
Dapatkah ku pinta semesta untuk mengirimkan hujan?
Jiwaku merindu akan setitik air karena pada satu titik aku menyadari jika aku tak mampu
***
Saat aku membuka mata. Aku terkejut saat melihat sosok Winner yang mendekap ku sangat erat. Kami berdua terbaring di sofa. Aku tak bisa mengelak jika aku sangat terkejut dengan posisi tubuhku yang berada dalam dekapan Winner. Nafas hangat Winner menyapu puncak keningku. Rasa kantuk yang ku rasakan mendadak hilang dalam sekejap saat aku menyadari jika aku dan Winner dalam posisi yang menurut ku sangat intim.
"Winner…" Aku berusaha memanggilnya karena aku tak dapat menggerakkan tubuhku yang terjebak di antara sandaran sofa dan tubuh Winner. "Winner…"