Chereads / I Hate You, Because I Love You! / Chapter 15 - Fiveteen. Where Are You, Reszha?

Chapter 15 - Fiveteen. Where Are You, Reszha?

Sudah pukul jam sepuluh malam, tapi Reszha masih belum menunjukkan batang hidungnya juga. Entah kemana gadis itu pergi, sampai harus membuat Nicho menunggunya. Jika bukan karena perintah Omanya, mungkin ia akan langsung pulang bersama Ocean, tanpa memperdulikan kebaradaan Reszha yang entah ada dimana sekarang. Gadis itu, sudah pergi tanpa pamit, pulang tanpa kepastian pula. Sangat membuat emosi bukan? "Penjaga bilang, meteka tidak melihat Fareszha keluar." Ucap Intan, sembari menatap empat orang dewasa dihadapannya.

Ardian berdecak kesal, pasti ada sesuatu yang terjadi pada Reszha, buktinya ia sudah menghilang dari jam 8 malam, dan sekarang jam 10 malam. "Dimana ruangan cctnya?" Tanya Chika, membuat keempatnya menoleh. Tidak ada yang tahu dimana ruang cctvnya berada, mungkin jika mereka bertanya pada seorang penjaga, baru mereka akan tahu. Tapi sayang, para penjaga itu sudah pulang, dan hanya tersisa satpam biasa saja disini. "Ryuna dan Intan, kalian tanyakan pada satpa, kami akan berpencar." Titah Ardian, yang kemudian diangguki oleh mereka berdua.

Tanpa menunggu lama, mereka mulai melakukan tugas mereka masing–masing. Nicho berjalan ke lorong lurus yang mengarah ke kamar mandi dan kamar inap, sedangkan Ardian, ia berjalan ke lorong berbentuk T, begitupun dengan Ryuna. Suasana sunyi mendominasi tempat ini sekarang, langkah kaki besar Nicho menginjak satu persatu keramik yang ada disana. Sampai akhirnya ia sampai di balkon, dan melihat Mike beserta teman–temannya yang sedang mabuk minuman. Anak ini, apakah tidak bisa berhenti mabuk selama satu minggu ini? Setiap Nicho melihatnya, ia pasti sedang dalam keadaan mabuk, tidak terkendali, dan berakhir muntah di dalam kamar mandi. Menjijikan bukan?

"Dimana Reszha?" Tanya Nicho dingin, membuat Mike yang sedang tertawa menghentikan gelagak tawanya. Mike menoleh kearah Nicho, kemudian ia berkata. "Reszha? Ah kakak ipar! Aku membantu pekerjaan mu! Gadis itu ada di dalam gudang yang gelap sekarang!" Jawaban dari Mike berhasil membuat Nicho marah, pasalnya ia sekarang tahu jika Reszha trauma berada ditempat gelap, belum lagi sekarang.. "Siapa yang mau menyelamatkannya? Cori sepertinya akan mengambil kesucian gadis itu." Lanjut Mike lagi, mendengar hal itu, kedua bola mata Nicho melebar sempurna, dan ia mulai mengepalkan tangannya, untuk dipukulkamn ke wajag Mike.

'Bugh!'

"Brengsek katakan pada ku! Dimana kau mengunci Reszha?!" Teriak Nicho, sembari berniat menghajar Mike lagi. Namun beberapa orang menahannya, dan mengatakan jika Nicho terus menghajar Mike, kesucian Reszha akan benar–benar hilang, dan mungkin gadis itu akan memilih untuk mengakhiri hidupnya. "Akan aku antarkan kau kesana, cepat!" Tutur Angga, seraya menarik tanga Nicho agar mau ikut dengannya. Ah iya, pria yang mengikat tangan dan kaki Reszha adalah Angga, sahabatnya di sekolah. Nicho juga sedari tadi memperhatikan Angga, ia pernah melihatnya, tapi dimana?

Sedangkan disisi lain, Reszha sedang berusaha menyelamatkan dirinya, pria bernama Cori itu sekarang sudah membuka pakaian atasnya, sembari tangannya berusaha membuka resleting celana. Tidak tahu malu! Orang–orang brengsek seperti inilah yang harus para polisi tangkap! Reszha berusaha melemparkan benda apapun yang ia pegang pada Cori, gudang ini tidak terlalu besar, dan karena gelap, Reszha tidak tahu harus pergi kemana. "Ayo Reszha! Hidup mu ini bukan sinetron!" Ucapnya, dengan nada yang gemetar, sembari mencari–cari benda yang bisa ia lemparkan pada Cori. Dasar bebedah, sudah wajah pas–pasan, kelakuan kriminal seperti tidak pernah mendapat didikan!

"Kamu gak bisa lari lagi, Reszha!" Ucapnya, ketika berhasil mencekal tangan Fareszha. Gadis itu tidak menyerah, ia masih berusaha untuk melepaskan cekalan tangan Cori, namun tidak bisa, karena tenaganya tidak sebanding dengan tenaga pria itu.

'Bugh!'

"GADIS SIALAN!" Teriaknya, sembari menahan sakit diselangkangan. Maaf saja ya, jika Reszha harus menendang masa depan pria itu. Reszha tidak membuang banyak waktu, ia segera bangkit, dan menoleh kearah belakangnya, ada balok kayu disana. Kalian tahu apa yang akan Reszha lakukan? 'Bugh! Bugh! Bugh!' Tiga kali pukulan sudah Reszha layangkan ke punggung Cori, dan pria itu kini tersungkur di lantai. Namun sayang, Cori masih bisa bangkit, dan Reszha yang melihatnya langsung berlari menjauh kearah pintu. Kaki Reszha mulai melemah, ia tidak bisa menahan rasa takutnya dan terus bersikap santai, ya tuhan, tolong dengar doa Reszha yang sedari tadi ia lontarkan. "Kamu udah gak bisa kemana–mana lagi kan?" Tanya Cori, dengan senyum tipisnya yang licik.

'Brak!'

Pintu gudang terbuka lebar, menunjukkan dua pria berbadan tegap disana, mereka adalah.. "Ardian, kau urus orang itu." Titah Nicho dingin, kemudian ia menoleh kearah Reszha, yang kini sudah terduduk lemas si lantai, dan tubuhnya bergemetar hebat. "Go away.." Ucap Reszha, ketika Nicho menyentuh tangannya, dengan niat membantu gadis itu untuk bangkit. Nicho melihat raut wajah ketakutan yang tercetak jelas diwajah Reszha, apakah Cori benar–benar sudah melalukan hal keji pada Reszha? Jika ia, Nicho akan meminta dokter untuk memotong mada depan Cori untuk yang kedua kalinya. "Jangan takut Reszha, ini aku." Ucap Nicho, sembari ia memegang lembut tangannya Fareszha.

"Don't touch me!" Terka Reszha, dengan nada suaranya yang semakin bergemetar hebat. Nicho yang melihat reaksi Reszha seperti ini, membuka mantel berwarna abu–abunya, kemudian ia menyelimuti mantel itu ke tubuh Reszha, agar gadis itu merasakan kehangatan. Ryuna, Chika, dan Intan baru sampai ke gudang ini, kemudian tanpa basa–basi Ryuna mendorong Nicho yang sedang berjongkok ala–ala pria kerajaan, membuat bokong pria itu menyentuh lantai dengan sedikit keras. Nicho memasang wajah tidak percayanya, Ryuna? Dokter yang tubuhnya kecil ini bisa mendorong Nicho sampai terjatuh? Fantastic. "Reszha memiliki trauma, ia pernah menyaksikan kakanya dilecehkan, dan dirinya juga pernah hampir dilecehkan seperti sekarang ini." Jelas Ryuna, sembari terus mengusap lembut kepala Reszha yang masin tertutup hijab.

"Aku sudah bereskan manusia kerempeng ini." Ucap Ardian, sembari menenteng kerah baju Cori yang sudah dililit tali oleh Ardian. Ya ampun, pria itu terlihat seperti sosis yang digulung mie sekarang. Kembali fokus pada Reszha, gadis itu masih bergemetar hebat, pakaiannya juga sudah mulai lusuh. Dan sialnya, Nicho kembali merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Reszha sebagai walinya. "Akan aku bawa Reszha ke mobil, kalian langsung pulang ke rumah masing–masing saja, biar Reszha dan Ocean jadi urusanku." Tutur Nicho, membuat Ryuna, Intan, Chika, dan Ardian menoleh satu sama lain, dengan kedua alisnya yang tertaut jelas. Nicho kerasukan hantu mana lagi?

"Tenang Reszha, aku tidak akan berbuat jahat padamu." Ucap Nicho, sembari secara perlahan ia mengangkat tubuh Reszha ala bridal style. Nicho merasakan jelas, jika tubuh Reszha semakin bergemetar ketika ia gendong, tapi mau bagaimana lagi? Walau Ardian yang menggendongnya pun reaksi Reszha akan sama saja.

"Terimakasih." Lirih Reszha, membuat pipi Nicho sedikit memerah.

~~~~~