Lavender caffe
Meninggalkan gedung Minzhu, Duan yu yao memilih untuk berjalan di sekitar lingkungan gedung itu. Ada banyak pertokoan, perkantoran dan cafe serta resto di sekitarnya.
Tanpa sadar dia sampai di salah satu cafe yang cukup menarik perhatiannya. Cafe Lavender adalah salah satu cafe yang populer dan melegenda di kota ini.
Dulu cafe ini salah satu tempat favoritnya. Dia sering menikmati secangkir kopi dan kue-kue lezat sambil membaca, atau mendengarkan musik atau sekedar ngobrol-ngobrol ringan dengan teman-temannya di sini.
Dia pun masuk ke cafe. Dia memilih meja di sudut cafe, dekat jendela yang menghadap jalan. Setelah duduk, diedarkannya pandangan di sekeliling cafe. "Masih seperti yang kuingat, hanya ada beberapa sentuhan yang baru," bisiknya dalam hati.
"Selamat siang Nyonya, sudah siap untuk memesan?" sapaan ramah sang pramusaji menyadarkan lamunannya.
"Black coffe dengan sedikit gula dan cheese cake dengan blueberry saus," dia memesan menu favoritnya di caffe ini.
"Oke Nyonya, tunggu sebentar ya." Dan pramusaji itu pun melenggang ke bagian dapur.
Sambil menunggu pesanannya, dia membuka smartphone-nya dan mengecek email mau pun media sosial lainnya.
Sementara itu Long yu tian yang sedang dalam suasana bad mood untuk bekerja, memutuskan untuk rileks sejenak. Bukan masalah baginya untuk meninggalkan pekerjaannya. Toh para stafnya kompeten dan terpercaya.
Dia pun keluar dari ruangannya. "Batalkan semua pertemuan hari ini dan reschedule besok," pesannya pada sang sekretaris saat melalui mejanya dalam perjalanan keluar gedung tersebut.
Sang sekretaris hanya mengangguk dan segera melaksanakan perintahnya tanpa penundaan. Perintah Long yu tian adalah hukum bagi karyawannya.
Dia menelepon sopirnya untuk menjemputnya di lobby, dia juga menelepon teman sekaligus bawahan terpercayanya Huo qinhu untuk segera ke lobi.
Setelah menunggu beberapa saat Qinhu dan mobilnya datang bersamaan. Tak lama kemudian maybach hitam itu meluncur dari gedung Minzhu.
"Tumben bro kamu tidak bersemangat kerja," Qinhu membuka percakapan setelah lama hening di dalam mobil.
"En ... sedang bad mood," nada bicara Long yu tian terdengar malas dan acuh tak acuh.
Qinhu terkekeh mendengar jawaban Long yu tian, "Gila kerja seperti kau ternyata bisa bad mood juga bro. Bukannya bercinta dengan pekerjaan adalah garis hidupmu bro?"
"Zhang berhenti!" Long yu tian menatap tajam pada orang kepercayaannya itu.
Zhang menghentikan mobil setelah mendengar perintah Long yu tian.
"Qinhu turun!" dengan nada dingin Long yu tian menyuruh Qinhu untuk turun dari mobilnya.
"Eh ... maaf bro aku cuma bercanda." Qinhu terlihat sengsara mendengar dirinya diusir dari mobil. Ini jalanan padat bro, sungguh tidak berperasaan. Keluhnya dalam hati.
"Turun atau kutendang bokongmu!" Long yu tian menatap tajam kearahnya.
"Okey Okey ... slow down bro," dengan tak rela Qinhu terpaksa membuka pintu mobil dan turun.
Sedetik kemudian maybach itu kembali meluncur. Meninggalkan Qinhu sendirian di jalanan.
"Long yu tian kau gila ...! "
Qinhu berteriak frustasi. Meski bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi tetap saja itu menjengkelkan bagi Qinhu.
Untungnya dia diturunkan di depan cafe yang cukup populer di kota ini. Qinhu memutuskan untuk masuk dalam cafe tersebut. Tidak ada salahnya bersantai sejenak untuk menghilangkan kejengkelannya pada Long yu tian.
Karena masih dalam jam kerja cafe terlihat lengang. Saat Qinhu hendak duduk tiba-tiba matanya menangkap satu sosok yang sepertinya dia kenal.
Bukankah itu wanita yang tadi aku wawancarai? Bisik Qinhu dalam hati. Dia duduk di meja paling sudut dekat jendela.
Qinhu memutuskan untuk menyapa wanita tersebut, "Nyonya Duan kebetulan kita bertemu disini."
Duan yu yao mendongak sebentar untuk melihat penyapanya. Dia terkejut setelah tahu orang yang menyapanya. Bukankah itu manajer HRD Minzhu grup?
"Tuan Huo saya tidak menyangka bertemu anda kembali secepat ini." Duan yu yao tersenyum ramah pada pria tersebut.
"Yah, saya juga tidak menyangka bertemu anda kembali di sini. Bolehkah saya duduk di sini Nyonya?" Qinhu menunjuk kursi di depan Duan yu yao.
"Tentu saja. Silakan Tuan Huo." Duan yu yao mempersilakannya untuk duduk dengan murah hati.
"Terima kasih Nyonya Duan." Qinhu duduk di depan Duan yu yao tanpa ragu.
Seorang pramusaji datang membawakan pesanan Duan yu yao. "Silakan, pesanan anda dan selamat menikmati." Dengan cekatan sang pramusaji menyajikan kopi dan cake yang terlihat lezat di atas meja.
"Hei, aku pesan black coffe tanpa gula," Qinhu memesan pada pramusaji tersebut.
"Oke Tuan." Pramusaji pun berlalu.
"Nyonya Duan apakah anda sering kemari?" Qinhu membuka percakapan setelah melihat Duan yu yao hanya menyeruput kopi tanpa ada niat memulai percakapan dengannya.
"Cukup sering Tuan Huo. Terutama sebelum saya pindah ke Cloud city, ini menu favorit saya." Duan yu yao meletakkan kembali cangkir kopinya ke atas meja.
Qinhu memperhatikan gerak -gerik Duan yu yao yang terkesan anggun namun asli. Tidak dibuat-buat.
"Anda pernah tinggal di Cloud city? Apakah anda asli penduduk Cloud city atau berasal dari Moon city?" Qinhu bertanya dengan nada santai.
"Saya lahir dan dibesarkan di kota ini, namun setelah menikah saya tinggal di Cloud city." Duan yu yao mulai memotong cakenya dan bersiap untuk menyantapnya.
================================
Have we meet before?
Kopi pesanan Qinhu datang dan menghentikan percakapan basa-basi mereka. Pramusaji menghidangkan kopi yang mengepul itu dengan hati-hati.
Mereka berdua melanjutkan obrolan setelah pramusaji itu meninggalkan meja mereka.
Saat itu juga ponsel Qinhu berbunyi. Melihat kontak penelepon di layar ponsel, Qinhu mendesah namun tidak berani mengabaikannya. Long yu tian meneleponnya.
"Maaf Nyonya Duan, saya harus mengangkat telepon," Qinhu memohon maaf padanya sebelum menjawab telepon itu.
Duan yu yao hanya mengangguk dan menyantap cake serta sesekali menyeruput kopinya.
"Kamu di mana Qinhu?" terdengar suara serak Long yu tian di telepon.
"Cafe Lavender bro," Qinhu menjawabnya dengan santai.
"Belum jam makan siang untuk apa kamu di cafe itu?" ada sedikit ketidak puasan dalam nada suara CEO-nya itu.
Qinhu terhenyak mendengar pertanyaan Long yu tian. Bukannya dia yang menurunkannya tepat di depan cafe? Secara tidak langsung dia sendiri yang memintanya bersantai di cafe ini meski belum waktunya makan siang kan?
Tentu saja Qinhu tidak berani mengatakan ini di depan Long yu tian. Dia masih ingin hidup lama dan makmur.
"Aku akan kesana." Suara di telepon terdengar dingin di telinga Qinhu. Namun dia sudah terbiasa dengan nada bicara seperti itu.
"Oke bro," jawabnya dengan datar.
Setelah mematikan ponselnya Qinhu kembali menyambung kembali percakapannya dengan Duan yu yao. Pada akhirnya mereka hanya mengobrol ringan.
Qinhu menilai Duan yu yao sebagai pribadi yang menyenangkan. Wanita ini terkesan sopan, anggun namun apa adanya. Dia betul-betul matang baik dalam usia mau pun mental.
Sedangkan bagi Duan yu yao, Qinhu pria yang humoris dan santai. Jauh berbeda saat tadi di kantor Minzhu grup.
Mereka berbincang-bincang dengan akrab. Tak terasa cangkir kopi mereka pun telah kosong.
Asyik mengobrol mereka tidak memperhatikan Long yu tian yang telah tiba di cafe. Begitu masuk ke dalam cafe, Long yu tian melihat Qinhu sedang mengobrol dengan seorang wanita. Posisi duduk Qinhu membelakanginya jadi dia tidak menyadari kedatangan Long yu tian.
Perlahan Long yu tian mendekati meja mereka. Setelah semakin dekat, pandangannya jatuh pada sosok wanita yang duduk di depan Qinhu.
Long yu tian tertegun sejenak. Wanita itu yang tadi menghalangi mobilnya di parkiran gedung Minzhu. Wanita yang tatapannya membuatnya gelisah.
Sekali lagi Long yu tian menatapnya, kali ini dia menatap dengan lebih seksama. Semakin menatapnya semakin membuat Long yu tian gelisah. Hingga dia mengepalkan tangannya dan menatap wanita itu dengan tajam dan panas.
Duan yu yao merasakan tatapan tajam seseorang sehingga mau tak mau dia pun mendongakkan wajahnya untuk melihat sumber tatapan itu.
Dan mata beningnya bertemu sepasang mata phoenix yang dimiliki sesosok pria tampan. Dia berdiri di belakang Qinhu. Dan Duan yu yao mengenalinya sebagai pria yang hampir menabraknya di parkiran gedung Minzhu.
Melihat Duan yu yao tertegun menatap ke belakang kursinya, Qinhu pun menoleh.
"Bro kau datang juga!" Qinhu tersenyum lebar dan berdiri hendak mempersilakan Long yu tian untuk duduk.
Long yu tian mengabaikan Qinhu dan melangkah mendekati Duan yu yao.
"Pernahkah kita bertemu sebelumnya?" Long yu tian mengajukan pertanyaan yang mengejutkan Duan yu yao.
"Saya pikir ya, anda yang tadi pagi di parkiran gedung Minzhu bukan?" Duan yu yao menjawab pertanyaan pria itu dengan heran.
"Bukan itu, sebelumnya aku rasa kita pernah bertemu." Long yu tian semakin mendekatinya, dan tiba-tiba membungkukkan badannya dekat sekali dengan Duan yu yao.
Duan yu yao terkejut dengan tindakan tiba-tiba pria itu. Dia merasa tidak nyaman sekaligus kebingungan. Ada apa dengan pria tampan ini?
"Maaf saya rasa tidak, mungkin anda salah orang. Tuan Huo saya harus pergi. Sampai jumpa lain waktu," Tanpa menunggu reaksi Qinhu, Duan yu yao pergi sekalian menyelesaikan bill di kasir.
Long yu tian hanya bisa menatap punggung wanita itu. Sosok mungilnya perlahan meninggalkan mereka berdua.
"Qinhu apa kau mengenalnya?" Long yu tian menatap Qinhu dengan pandangan menyelidik.
"Ya, dia melamar di Minzhu grup. Sayang dia dia tidak memenuhi persyaratan." Qinhu berkata apa adanya meski dia merasa heran dengan sikap bos sekaligus sahabat karibnya itu.
"Aku ingin informasi lengkap tentangnya." Long yu Tian duduk di kursi yang tadi diduduki Duan yu yao.
"Siap bro," Qinhu mengangkat tangannya, tanda siap melaksanakan tugasnya.
"Pekerjakan dia sebagai asisten pribadi di villaku, bagaimana pun caranya." Long yu tian mengeluarkan rokoknya dan menyulut rokok itu dengan acuh tak acuh.
Qinhu pun hanya bisa melongo mendengar perintah Long yu tian. Dari penampilan wanita tadi, jelas dia tidak cocok untuk pekerjaan seperti cleaning service apalagi asisten pribadi. Sebenarnya itulah alasan Qinhu tidak menerimanya sebagai karyawan di bagian cleaning service. Bukan karena usianya.
Namun kini Long yu tian, CEO Minzhu grup menginginkan wanita tadi menjadi asisten pribadi di kediamannya.
"Bro aku rasa dia tidak cocok menjadi asisten di villamu. Aku bisa menempatkannya di Hrd atau sekalian menggantikan sekretaris tuamu itu." Qinhu mencoba memberikan alternatif pada CEO-nya itu.
"Tidak. Aku punya rencana sendiri untuknya. Lakukan saja apa yang kuminta," Long yu tian menolak saran Qinhu dengan tegas.
Qinhu hanya bisa menyetujui keinginan Long yu tian dan mematuhi perintahnya. Meski ada banyak hal yang ingin ditanyakannya, namun pada akhirnya dia memilih untuk diam.
================================