Good morning Mr Long
Hari pertama kerja Duan yu yao memutuskan mengendarai skuternya, sekalian mengantar Cindy ke halte terdekat. Kebetulan itu searah.
Duan yu yao sengaja datang lebih awal. Dia tidak mau terlambat dan terkesan buruk di hari pertamanya kerja. Hanya membutuhkan waktu setengah jam perjalanan ke villa.
Ketika di depan gerbang villa dia bertemu dengan seorang perempuan setengah baya. Dia menyapa Duan yu yao dengan ramah, "Kamu asisten baru Tuan Muda Long?"
"Benar. Anda juga bekerja di sini?" Duan yu yao membalas sapaannya dengan ramah juga.
"Iya, aku Ibu Han. Aku sudah bekerja di sini sejak Tuan Muda masih kecil. Nah pintu sudah dibuka, ayo masuk."
Mereka berdua pun masuk ke pelataran villa. Setelah memarkir skuternya, Duan yu yao mengikuti Ibu Han masuk ke dapur villa.
Sesampainya di dapur, Ibu Han menjelaskan beberapa aturan yang ditetapkan Tuan muda mereka. Yang paling utama adalah jangan pernah membantah perintahnya. Selain itu jangan biarkan orang luar menyentuh barang-barang pribadinya.
Untuk hal-hal lain dia mudah dilayani. Menurut Ibu Han, Tuan muda mereka baik namun jarang bersikap ramah, gila kerja dan sangat dingin dan angkuh.
Duan yu yao hanya mendengarkan penjelasan Ibu Han dan menganggapnya sebagai referensinya dalam melakukan pekerjaannya.
"Ibu Han apa yang harus aku kerjakan sekarang?" Duan yu yao masih belum mengerti ritme kerja di villa ini, jadi dia membutuhkan bimbingan Ibu Han.
"Sebaiknya kamu temui Tuan Muda dulu dan bawakan minuman ini untuknya. Dia di Gym, di lantai dua pintu sebelah kanan." Ibu Han mengulurkan botol minuman padanya.
"Baik Ibu Han. Terimakasih informasinya. Aku masih baru jadi mohon bimbingannya." Duan yu yao membungkukkan badannya pada Ibu Han sebelum pergi ke lantai dua.
"Bukan masalah, ayo cepat temui Tuan Muda." Ibu Han mendorong bahunya pelan sambil tersenyum ramah.
Duan yu yao pun naik ke lantai dua, dan menemukan ruang gym di sebelah kanan. Dari dinding kaca dia bisa melihat Long yu tian yang sedang berlatih dengan barbel. Dia tidak menyadari kehadiran Duan yu yao. Untuk beberapa saat Duan yu yao menatapnya. Sekali ini Duan yu yao menatapnya dengan seksama.
Dia pria yang tampan dan memiliki tubuh yang bagus. Tubuhnya proposional, tinggi dan tegap. Dia memiliki sepasang mata phoenix yang tajam, alis pedang dan hidung mancung. Bibirnya tipis namun sexy. Dia mengingatkannya pada seseorang yang pernah dekat dengannya.
Untungnya Duan yu yao bukanlah seorang gadis muda yang belum mengenal lelaki, jadi dia tidak terlalu terpesona dengan ketampanan Long yu tian. Meski begitu dia mengakui pria ini sungguh enak dipandang sebagai pesta mata.
Duan yu yao membuka pintu kaca dengan hati -hati.
"Selamat pagi Tuan Long, minuman anda," Duan yu yao mengulurkan botol minuman padanya.
Long yu tian menoleh dan terpana dengan kehadiran Duan yu yao. Dia tidak langsung menerima botol yang diulurkan Duan yu yao.
Sejenak Long yu tian tertegun menatapnya. Duan yu ya yao benar-benar keindahan hakiki. Meski hanya mengenakan rok hitam selutut dan blouse biru berlengan pendek, dia nampak mempesona.
Di usianya yang ke-37, dia masih sangat enak dipandang. Tubuhnya langsing namun berisi di bagian-bagian yang seharusnya berisi. Pinggangnya masih seramping dalam ingatannya. Dan meski pun tanpa make up dia terlihat segar. Pipinya merona semu merah meski tanpa rouge, dan bibirnya terlihat segar tanpa olesan lipstik.
Long Yu tian hampir tidak bisa mengendalikan diri untuk memeluk dan menghujaninya dengan ciuman. Long yu tian menerima botol itu dan langsung meminumnya tanpa melirik Duan yu yao. Dia melakukan ini untuk memadamkan imajinasi gilanya pada Duan yu yao.
================================
Tian'er and Yaoyao
"Yao jiejie, anda tepat waktu." Long yu tian mengembalikan botol minuman pada Duan yu yao.
"Ya Tuan Long, Saya belum terbiasa dengan pekerjaan ini. Saya harus belajar dari Ibu Han, jadi saya datang lebih pagi." Duan yu yao menerima botol tersebut.
"Jangan terlalu formal, panggil aku Tian'er." Tiba-tiba Long yu tian mencondongkan badannya kearah Duan yu yao, sehingga dia bisa merasakan napas panas pria itu di lehernya.
"Tuan Long bisakah anda agak menjauh? Saya rasa anda terlalu dekat dan tidak baik bila dilihat orang lain."
Dengan tenang Duan yu yao berusaha menjauh dari pria itu. Namun punggungnya justru menabrak pintu kaca.
"Yaoyao, panggil aku Tian'er dan jangan menjauh dariku. Lagi pula tidak akan ada yang melihat kita." Long yu tian kembali mendekat.
Duan yu yao merasakan adanya bahaya, namun dia berusaha untuk tetap bersikap tenang. Meski pun sebenarnya dia merasa aneh dengan sikap Long yu tian yang berbeda dari semalam.
"Oke, aku akan memanggilmu Tian'er, tapi tolong menjauh dariku." Duan yu yao memutuskan untuk berkompromi. Ini bukan pertama kalinya dia berhadapan dengan pria angkuh seperti Long yu tian.
Semakin ditolak dan dibantah mereka akan semakin menggila. Lebih baik dia berkompromi selama itu tidak menyinggung harga dirinya.
"Bagus Yaoyao." Long yu tian sedikit menjauh darinya.
Yaoyao? Aku belum mengijinkannya memanggilku begitu keluh Duan yu yao dalam hati.
"Ikuti aku." Long yu tian memimpin jalan keluar ruangan itu. Mereka menyusuri lorong dan sampai pada ruangan yang menurut perkiraan Duan yu yao pastilah ruang tidur utama.
Long yu tian membuka pintu ruangan itu dan mengajaknya masuk. Duan yu yao ragu sejenak mengingat kejadian tadi.
"Masuklah, tenang saja aku tidak akan memakanmu," suara Long yu tian menyadarkan Duan yu yao.
Dengan enggan dia pun memasuki ruangan itu yang memang merupakan ruang tidur utama seperti yang dia duga. Kamar itu luas dan mewah namun terkesan kaku. Warna putih dan abu-abu mendominasi kamar itu.
"Ini kamar tidurku. Mulai hari ini kamarku menjadi tanggung jawabmu Yaoyao. Selain harus rapi dan bersih, jangan biarkan orang lain masuk ke kamarku tanpa seijinku," Long yu tian menjelaskan dengan nada tegas.
Duan yu yao mengangguk mengerti, dia lega karena Long yu tian hanya menjelaskan detail pekerjaannya dan tidak bertindak impulsif lagi.
Long yu tian mengambil seberkas dokumen dari laci nakas di samping tempat tidur dan memberikannya pada wanita itu. Duan yu yao menerimanya meski tidak mengerti maksud Long yu tian.
"Ini kontrak kerjamu Yaoyao. Bacalah dengan cermat. Aku mau mandi. Tolong siapkan pakaianku. Oh ya walk in closet ini beserta isinya akan menjadi tanggung jawabmu."
Long yu tian meninggalkan Duan yu yao, untuk segera menyegarkan tubuhnya setelah berolahraga. Sementara itu Duan yu yao menatap dokumen itu dengan linglung. Apakah kontrak kerja betul-betul diperlukan? Dia toh hanya asisten rumah tangga kan?
Duan yu yao hanya bisa mendesah. Untuk sementara dia mengesampingkan dokumen itu dan meletakkannya di atas tempat tidur.
"Yaoyao, jangan tinggalkan kamar sebelum aku selesai mandi! Kau harus membantuku berpakaian, itu juga merupakan pekerjaanmu!"
Suara Long yu tian terdengar dari kamar mandi. Sepertinya dia tahu pikiran Duan yu yao yang memang berencana meninggalkan kamar setelah menyiapkan pakaian Long yu tian.
================================
No more no less
Duan yu yao mengamati walk in closet itu dan mulai memilih pakaian untuk Long yu tian. Ada banyak model dan warna untuk pakaian formalnya. Begitu juga aksesoris pria seperti sepatu, ikat pinggang, dasi dan manset. Dasar pesolek. Itu yang ada dalam pikiran Duan yu yao.
Setelah mengitari walk in closet itu, akhirnya dia memilih satu stel jas kasual warna khaki. Untuk dasinya dia memilih warna senada, hanya sedikit lebih gelap. Selain itu dia juga menyiapkan sepatu lengkap dengan kaos kakinya.
Duan yu yao ragu apakah dia harus menyiapkan pakaian dalam juga? Rasanya aneh, karena mereka bukan suami istri.
Namun pada akhirnya dia menyiapkannya juga. Duan yu yao menegaskan dalam hati bahwa ini hanya tuntutan pekerjaan. Tidak lebih tidak kurang.
Setelah itu dia meletakkan semua pakaian itu di atas tempat tidur. Kemudian dia pun duduk di tepi tempat tidur dan mulai membaca kontrak kerjanya.
Duan yu yao membelalakkan matanya setelah membaca sekilas kontrak kerjnya. Itu meliputi jam kerja, detail tugas, konskuensi jika ada pelanggaran dan gaji yang anehnya belum ada nominalnya.
Sebenarnya detail pekerjaannya tidak berat, hanya saja dia merasa tugasnya mirip dengan tanggung jawab seorang istri daripada asisten pribadi.
Sibuk membaca kontrak kerja itu, dia tidak menyadari kehadiran Long yu tian yang telah selesai mandi. Long yu tian berdehem cukup keras untuk mengingatkannya.
Reflek Duan yu yao menoleh kearahnya. Dan pandangan matanya tertambat pada sosok Long yu tian yang baru keluar dari kamar mandi.
Dia hanya mengenakan jubah mandi dan masih ada air yang menetes dari rambutnya. Duan yu yao hanya bisa mengeluh dalam hatinya. Apakah pria ini benar-benar narsis sehingga selalu berpose seksi di depannya.
"Yaoyao, underwear." Long yu tian menunjuk kearah tumpukan pakaian di atas tempat tidur. Duan yu yao ragu-ragu sejenak.
"Yaoyao haruskah aku memakainya di depanmu?" Long yu tian terlihat agak kesal.
Duan yu yao menyerahkan underwear padanya dengan wajah memerah. Long yu tian menerimanya dengan acuh tak acuh dan kembali masuk ke kamar mandi untuk mengenakan underwearnya.
Sementara itu Duan yu yao menyiapkan kemeja dan celana panjangnya. Selang beberapa menit pria itu keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan jubah mandinya.
Dia mendekati Duan yu yao yang masih memegang kemeja dan celana panjang pria itu. Duan yu yao tanpa sadar melangkah mundur. Setelah beberapa langkah Long yu tian berhenti namun Duan yu yao masih terus berjalan mundur menjauhinya.
"Yaoyao, Apa kau mau membawa pakaianku pergi? Bawa sini dan bantu aku memakainya!" Long yu tian geram sekaligus geli melihat tingkah wanita cantik itu.
Mendengar raungan Long yu tian, Duan yu yao pun mendekat dengan enggan. Dibantunya pria itu mengenakan pakaiannya. Mereka begitu dekat sehingga dia bisa menghirup aroma aftershave dan sabun mandi yang maskulin namun lembut.
Long yu tian merasa senang dengan kedekatan mereka saat ini. Dia mencium aroma wangi yang lembut namun sensual dari tubuh Duan yu yao. Itu hampir membuatnya gila.
Apa lagi disaat jari-jari lentik wanita itu tanpa sengaja menyentuh dadanya. Wanita itu tengah membantunya mengenakan kemejanya. Dia hampir tidak dapat menahan diri untuk menangkap dan menciumi jari-jari indah itu.
Jari-jari lembut dan halus itu beberapa kali menyentuh bagian tubuhnya, Long yu tian tahu itu tidak disengaja namun dia merasa Duan yu yao sedang menggodanya.
Long yu tian menundukkan kepalanya untuk melihat ekspresi Duan yu yao. Saat ini wanita mungil itu tengah mengancingkan kemejanya. Dia terlihat tenang seakan-akan tidak terganggu dengan situasi mereka yang ambigu.
Setelah mengancingkan kemejanya dia membantunya mengenakan dasinya. Duan yu yao kemudian menyerahkan jasnya. Semua dilakukannya dengan tenang tanpa rasa canggung.
"Tuan Long, silakan sepatunya." Duan yu yao menyodorkan sepatu padanya.
"En ...." Long yu tian mengenakan sepatunya dan dia pun turun. Mereka berdua turun bersama untuk sarapan.
Duan yu yao melayaninya di meja makan dengan sabar. Setelah itu dia pun mengantar Long yu tian ke mobil untuk berangkat kerja.
"Yaoyao tolong tanda tangani kontrak kerjanya setelah kau membacanya dengan cermat. Jika ada yang kurang jelas kau bisa menghubungiku," pesan Long yu tian saat hendak masuk ke mobil.
"Aku harap kau dapat mengerjakan tugasmu dengan baik Yaoyao, kau tidak keberatan bukan untuk melayaniku dengan baik?" sambungnya dengan berbisik, sebelum masuk ke mobil.
"Tentu Tuan Long, anda tidak perlu khawatir. Itu memang tugas saya, tidak lebih tidak kurang." Duan yu yao tersenyum dingin sambil mendorongnya masuk ke dalam mobil.
================================