Chereads / Life Begin 40th / Chapter 11 - BAB 9

Chapter 11 - BAB 9

New home

Cindy sangat senang setelah melihat tempat baru mereka. Itu sedikit lebih luas dibandingkan apartemen mereka. Namun yang paling membuatnya senang tentu saja rumah itu diselimuti cahaya matahari dan memiliki roof top yang indah. 

Paviliun timur, seperti namanya terletak di halaman timur villa Long yu tian. Paviliun itu merupakan sebuah tiny house dengan ketinggian satu setengah lantai. Lantai dasar memiliki sebuah kamar tidur utama, living room, dapur dan kamar mandi. Sedangkan di lantai mezanin terdapat dua buah kamar tidur dengan ukuran sedang. 

Keseluruhan paviliun didesain minimalis dan fungsional. Tamannya pun berdesain minimalis namun tetap terasa alami dan sejuk. Duan yu yao dan Cindy berencana menambahkan beberapa tanaman lagi untuk mempercantik taman itu. 

Duan yu yao dan Cindy mengatur barang-barang mereka sampai malam. Sebenarnya tidak banyak yang mereka bawa. Karena perabotan rumah seperti tempat tidur dan lemari pakaian mereka tinggalkan di apartemen. Di paviliun ini semua telah tersedia.

Duan yu yao berencana melelangnya. Sekarang dia dan Cindy telah selesai mengatur barang-barang mereka.

Duan yu yao menempati kamar tidur utama di lantai dasar. Sedangkan Cindy menempati salah satu kamar tidur di lantai mezanin.

Setelah selesai, Duan yu yao kembali ke villa untuk melihat kondisi Long yu tian. Ibu Han dan pelayan lainnya tinggal di luar villa, jadi di dalam villa hanya ada Long yu tian dan Duan yu yao serta Gu nian yang tinggal di paviliun barat.

Duan yu yao menyiapkan makan malam untuknya. Karena Long yu tian belum begitu baik flu nya, Duan yu yao membuat sup ayam ginseng lagi, nasi dan tumis sayuran hijau.

Kemudian Duan yu yao membawa makananan itu ke kamar Long yu tian. Namun pria itu tidak ada di kamarnya. Duan yu yao mencarinya ke ruang belajar dan menemukannya tengah bekerja dengan laptopnya.

"Tian'er makan malam sudah siap," Duan yu yao memberitahunya.

Long yu tian mendongak sebentar, "Aku memakannya sebentar lagi." Dia kembali sibuk dengan laptopnya.

Duan yu yao kembali ke kamar, untuk mengambil makan malam dan membawanya ke ruang belajar. Dia tahu, dengan kesibukannya, Long yu tian pasti akan melewatkan makan malamnya.

Seperti yang dia kira, Long yu tian masih sibuk dengan laptopnya. Dan sepertinya masih lama untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Duan yu yao meletakkan nampan di atas meja di sebelah laptop Long yu tian. Kemudian dia menarik sebuah kursi dan menyeretnya di sebelah kursi Long yu tian.

Pria itu berhenti sejenak melihat apa yang dilakukan Duan yu yao. Namun dia diam saja, dia tidak keberatan dengan apa pun yang dilakukan wanita itu. Selama ini Duan yu yao tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak masuk akal dan mengganggunya.

"Tian'er makanlah, aku akan menyuapimu sehingga kamu bisa terus bekerja." Duan yu yao duduk di kursi yang tadi diseretnya dan mulai menyendok supnya.

Long yu tian menatapnya dan tersenyum, "Oke Yaoyao, terima kasih." Long yu tian mengubah posisi sandaran kursinya dan menaruh laptop di pangkuannya. Itu memudahkan Duan yu yao untuk menyuapinya.

Duan yu yao menyuapinya dengan sabar, sesekali dia menyeka sudut mulut pria itu dengan tisu. Sementara Long yu tian masih fokus dengan pekerjaannya.

Namun sesekali Long yu tian melirik wanita yang tengah menyuapinya itu, dia terlihat cantik dan lembut di saat seperti ini. Entah mengapa Long yu tian merasa manis di hatinya. Meski dia tahu, Duan yu yao melakukan ini karena tuntutan pekerjaan, setidaknya wanita itu tulus dan sungguh-sungguh dalam memperlakukannya. 

"Yaoyao, apakah putrimu menyukai tempat baru kalian?" Long yu tian menatap Duan yu yao yang tengah meniup sup agar tidak terlalu panas.

"En ... Cindy menyukainya, sebenarnya itu terlalu besar untuk kami berdua." Duan yu yao menyuapkan sup yang sudah tidak panas lagi.

Long yu tian meneguk supnya pelan. Supnya lezat dan harum. Selain itu tidak terlalu panas namun hangat.

"Baguslah kalau dia senang, katakan padanya untuk tidak canggung. Kapan-kapan perkenalkan aku padanya."

"Oke, bisakah aku membawanya kemari di malam hari agar dia tidak sendirian di paviliun?"

"Tentu saja, kita bisa makan malam bersama."

"Baiklah. Sekarang berhenti bicara, habiskan makananmu agar kau bisa segera makan obat dan beristirahat," Duan yu yao mengomel saat Long yu tian banyak berbicara dan hampir melupakan makan malamnya.

"Yaoyao jangan bersikap seperti seorang ibu, bersikaplah sebagai istriku." Long yu tian memasang wajah cemberut saat mendengar omelan wanita yang tengah menyuapinya itu.

Duan yu yao hanya tersenyum mendengarnya. Dan makan malam pun selesai. Setelah meminum obatnya, Long yu tian kembali ke kamarnya. Dia merasa mengantuk karena pengaruh obatnya.

Duan yu yao meninggalkan villa setelah memastikan Long yu tian tidur nyenyak dan mematikan lampu villa.

Ketika kembali ke paviliun, Cindy sudah tertidur di kamarnya. Sepertinya gadis itu kelelahan. Dia bahkan tidak menghabiskan makan malamnya.

Duan yu yao mengunci pintu dan mematikan lampu ruang tengah. Kemudian dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci badan sebelum akhirnya pergi tidur.

================================

Mr Long's other side

Hari-hari berlalu seperti air mengalir. Cindy mulai terbiasa dengan lingkungan barunya. Dia hanya harus bangun lebih pagi, karena villa ini tidak dilalui kendaraan umum dan taksi juga jarang melintas. Dia harus berjalan kaki untuk mencapai halte terdekat.

Terkadang Long yu tian memberinya tumpangan. Bahkan dia sempat memerintahkan Zhang untuk mengantar jemput Cindy sekolah. Namun ide itu ditolak Cindy mau pun ibundanya.

Keduanya tidak ingin merepotkan Zhang dan menimbulkan masalah baik bagi mereka mau pun Long yu tian.

Setelah beberapa hari bergaul, Long yu tian segera menjadi akrab dengan Cindy. Keduanya menjadi teman baik. Cindy seorang gadis remaja yang ceria, aktif dan cantik. Sikapnya menyenangkan. Dia juga pandai menempatkan diri.

Gadis itu memiliki fitur wajah yang mirip dengan ibundanya. Namun postur tubuhnya mungkin diwarisi dari mendiang ayahnya. Duan yu yao mungil dan lembut sedangkan Cindy tinggi semampai dengan tungkai kaki yang panjang.

Cindy kerap menemani Long yu tian makan malam setelah membantu ibunya memasak. Keduanya memiliki hobi memasak dan mencoba resep baru. Dan Long yu tian menjadi tukang cicipnya.

Dengan hadirnya mereka berdua, membuat semarak villa yang tadinya sunyi. Terutama di malam hari. Long yu tian merasa hidupnya mulai berubah. Dia tak lagi merasa sepi dan dingin. Kini, setiap kembali dari pekerjaannya, dia disambut suasana hangat sebuah rumah dan keluarga.

Bahkan terkadang Long yu tian merasa seperti pria yang sudah menikah dan berkeluarga.

Menikah? Mengingatnya membuatnya sakit kepala. Beberapa tahun terakhir, ayahnya mendesaknya untuk segera menikah. Dia menganggapnya tidak muda lagi. Dan sudah waktunya untuk berkeluarga.

Ayahnya telah berkali-kali memperkenalkannya pada putri teman atau koleganya. Juga mengatur kencan buta untuknya. Namun Long yu tian selalu menolaknya.

Long yu tian menganggap wanita sebagai makhluk yang paling merepotkan. Mereka terkadang membuatnya kesal, jengkel, menjijikkan namun juga kasihan.

Tak terhitung wanita yang mendekatinya. Bahkan beberapa di antaranya berusaha naik ke tempat tidurnya dengan berbagai cara. Namun Long yu tian tetap bergeming.

Apa lagi semenjak kematian sang kakak, Long yu shi. Dia semakin enggan berurusan dengan wanita dalam hal asmara.

Meski menjadi salah satu pria idaman wanita di seantero negeri ini, Long yu tian sangat berhati-hati dalam menjalin hubungan. Dia tak pernah tertangkap media dengan wanita mana pun.

Karena itu dia bersih dari gosip asmara. Media hanya akan memberitakan sepak terjangnya dalam berbisnis. Dia dikenal sebagai pengusaha muda bertangan dingin dan sukses. Namun dia juga dikenal dengan karakternya yang angkuh, dingin dan tertutup.

Seandainya para wartawan melihatnya saat ini, mereka pasti tidak akan mempercayainya. Saat ini pria angkuh itu tengah asyik menemani seorang gadis berusia 13 tahun bermain game online.

Mereka berdua terlihat akrab dan menikmati kebersamaan mereka. Sesekali tawa dan canda mereka berdua bergema di seluruh villa.

Mereka berdua tengah menunggu Duan yu yao menyiapkan makan malam. Keduanya asyik bermain game, bercanda dan mengobrol. Mereka terlihat seperti ayah dan putrinya.

Itulah yang terlihat oleh Duan yu yao dari dapur. Tanpa terasa ada kehangatan di hatinya melihat adegan itu. Entah mengapa dia merindukan Luo chen jing, mendiang suaminya. Dulu suasana hangat seperti ini selalu menyelimuti rumah mereka.

Tak terasa air mata meleleh di pipinya. Duan yu yao buru-buru menghapus  air matanya. Dia tidak ingin Cindy dan Long yu tian melihatnya menangis.

================================