Chereads / Life Begin 40th / Chapter 10 - BAB 8

Chapter 10 - BAB 8

Use my money, my source and my body

Long yu tian menerima pesan wechat Duan yu yao dalam perjalanan pulang ke villa.

"Oke, besok cek dulu paviliunnya. Lusa kau bisa pindah," dia membalas pesan itu sambil tersenyum.

Long yu tian gembira dengan keputusan Duan yu yao untuk pindah dan tinggal di villanya. Itu membuatnya semangat sepanjang malam. Dan dia pun terlalu lama berendam di bak mandi karena terlalu bersemangat. Sebagai akibatnya dia demam tinggi keesokan harinya.

Pagi harinya, Duan yu yao disambut dengan omelan panjang ibu Han pada Long yu tian. Wanita setengah baya itu memarahi sang tuan muda yang terkena flu dan demam karena mandi tengah malam.

Dengan kedatangannya, Ibu Han mengalihkan perawatan Long yu tian padanya. Pria itu bersikeras mengatakan dia baik-baik saja. Namun saat Duan yu yao menyentuh dahinya, itu panas.

"Tian'er kau demam tinggi, kau harus istirahat dan minum obat. Aku akan meminta Gu nian untuk memberitahu sekretarismu," Duan yu yao mengambil telepon dan mulai sibuk menelepon Gu nian.

"Yaoyao aku baik-baik saja, ini hanya demam. Sebentar lagi juga membaik," Long yu tian mencoba meyakinkan Duan yu yao. Namun wanita itu mengabaikannya, dia memberi isyarat padanya untuk diam sementara dia menelepon.

Tak lama kemudian, Gu nian datang untuk menerima perintah dari Long yu tian untuk dikerjakannya.

"Gu nian bantu Yaoyao membereskan paviliun timur, dan setelah itu bantu dia juga untuk pindah," Long yu tian memberinya perintah yang mengejutkan Duan yu yao.

"Baik Tuan muda, apakah ada lainnya?" Gu nian mengangguk patuh.

"Bawakan file proyek east river side, aku akan menganalisanya di sini, juga laptopku!" perintah Long yu tian meski dengan nada lemah dan suara serak.

Gu nian langsung melakukan perintahnya. Sungguh pria yang efektif dan efisien pikir Duan yu yao dalam hati.

"Tian'er, masalah paviliun bisa kuselesaikan sendiri. Aku tidak terburu-buru pindah," Duan yu yao tidak enak hati karena melibatkan Gu nian dalam urusan kepindahannya.

"Itu tidak masalah, kau mungkin tidak buru-buru. Tapi lihat aku sekarang. Aku sakit, siapa yang akan merawatku di malam hari? Jika sore ini kau pindah, malam ini kau bisa merawatku," Long yu tian menatapnya dan tersenyum menggoda.

"Baiklah kalau begitu aku tidak akan segan memanfaatkan sumber dayamu Long yu tian!" geram Duan yu yao, dia sebal dengan tingkah pria ini.

"Yaoyao bukan hanya sumber dayaku yang bisa kau manfaatkan, manfaatkan juga tubuhku yaoyao," bisik Long yu tian sambil berusaha memeluk wanita yang duduk di ujung tempat tidurnya.

"Dasar mesum ... ! Tian'er kau bocah bau mesum!" Duan yu yao langsung meninggalkan pria itu dan keluar dari kamarnya. Ibu Han yang membawakan bubur untuk sarapan Long yu Tian terkejut melihat Duan yu yao keluar dari kamar dengan membanting pintu.

"Yu yao apa Tuan muda menggodamu lagi?" Ibu Han tersenyum geli melihat wajah nya yang merah padam.

"Sudahlah, jangan marah lagi. Ini bubur Tuan muda, cepat berikan padanya selagi panas!" Ibu Han memberikan nampan padanya dan mendorongnya untuk masuk kembali dalam kamar itu lagi. 

================================

A tiny house, east paviliun

Meski enggan Duan yu yao menerima nampan itu dan kembali masuk ke kamar Long yu tian. Melihatnya datang lagi, Long yu tian tersenyum senang.

"Yaoyao, kau pasti tidak tega meninggalkanku bukan?" Long yu tian menatapnya dengan memelas.

"Tentu aku tidak tega meninggalkanmu Tian'er, sekarang ayo sarapan. Aku akan menyuapimu," Duan yu yao mulai menyendok bubur hangat mengepul itu.

Duan yu yao menyuapi pria itu dengan sabar dan telaten. Meski terkadang menyebalkan, di matanya Long yu tian hanyalah pria berbadan besar namun kekanak-kanakan.

Melihatnya terbaring sakit seperti itu, entah mengapa dia merasa masam dalam hati. Dia teringat mendiang suaminya. Lima tahun lamanya, dia harus merawat dan menyaksikan penderitaan dan perjuangan suaminya melawan penyakit yang dideritanya.

Tanpa sadar, sikapnya semakin melembut. Ditatapnya pria yang tengah duduk bersandar di tempat tidur itu dengan sendu.

"Yaoyao, ada apa?" Long yu tian tertegun saat tanpa sengaja melihat mata wanita ayu itu berkaca-kaca. Bahkan setitik air mata bergulir di pelupuk matanya.

Duan yu yao tergugu sejenak. Tidak mampu berkata-kata. Long yu tian menghapus air mata di Duan yu yao dengan punggung tangannya.

"Hei, jangan menangis lagi. Aku baik-baik saja," Long yu tian membelai pipinya dan menghiburnya dengan sayang.

Duan yu yao merasa malu. Buru-buru dihapusnya air mata di pipinya, "Aku tidak apa-apa. Tian'er habiskan buburnya."

Duan yu yao kembali menyuapinya dengan sabar. Sesekali Long yu tian menggoda dan mencandainya. Duan yu yao hanya tersipu malu.

Setelah selesai menyuapi Long yu tian, Duan yu yao menyiapkan obat untuknya. Long yu tian sangat menikmati perhatian dan kesabaran Duan yu yao merawatnya.  

Setelah memberi obat padanya, Duan yu yao turun ke dapur untuk membantu Ibu Han menyiapkan makan siang. Sementara itu Long yu tian tertidur di kamarnya.

Keduanya sibuk di dapur. Mereka bekerja sambil mengobrol. Duan yu yao memberitahu Ibu Han bahwa Long yu tian memintanya untuk tinggal di paviliun timur. Ibu Han sangat senang mendengarnya.

Ibu Han bahkan bersedia membantunya membereskan paviliun agar Duan yu yao bisa segera pindah. Apa lagi dengan kondisi Long yu tian yang tengah sakit, Ibu Han berharap Duan yu yao dapat merawat tuan muda mereka jika dia tinggal di paviliun.

Setelah selesai memasak mereka pun bergegas menuju paviliun timur. Sesampai di sana, Gu nian tengah mengawasi beberapa pekerja yang membersihkan dan merapikan perabotan di villa itu.

Karena sebagian besar pekerjaan telah ditangani oleh orang-orang yang dibawa Gu nian, Duan yu yao meminta Ibu Han untuk kembali ke villa. Sedangkan Duan yu yao memutuskan untuk berkeliling ditemani Gu nian.

Paviliun itu merupakan sebuah tiny house, yang berdesain minimalis. Terdiri atas sebuah kamar yang cukup luas, living room, dapur, kamar mandi, laundry room dan dua buah kamar lagi berada di mezanin.

"Nyonya Duan, Tuan muda Long mengatakan jika anda tidak cocok dengan paviliun ini anda dapat tinggal di paviliun selatan yang lebih luas," Gu nian menjelaskan setelah mereka berdua selesai berkeliling.

"Tidak perlu, Tuan Gu. Ini sudah cukup. Ini lebih dari memadai untuk kami berdua," Duan yu yao jelas menolak tawaran Long yu tian untuk tinggal di paviliun selatan.

Setahunya paviliun selatan merupakan paviliun yang diperuntukkan tamu-tamu penting. Dia tidak mau memberi kesan yang buruk di mata rekan-rekan kerjanya dengan memanfaatkan kebaikan Tuan muda mereka.

"Baiklah Nyonya Duan, jika ada yang anda butuhkan silakan hubungi saya. Nanti sore anda bisa pindah kemari," Gu nian tersenyum kaku.

"Terima kasih banyak untuk bantuannya, Tuan Gu," Duan yu yao menjadi canggung melihat senyum kaku orang kepercayaan Long yu tian itu.

"Baiklah, saya permisi Nyonya Duan," Pria itu meninggalkan paviliun itu.

Selepas kepergian Gu nian, Duan yu yao memeriksa paviliun itu sekali lagi. Setelah memastikan paviliun itu siap huni, dia pun kembali ke villa Sebelumnya dia telah mengirimkan pesan wechat pada Cindy untuk segera berkemas setelah pulang sekolah.

================================

Please, take care of me

Baru saja dia hendak menyimpan smartphone-nya, tiba-tiba bunyi bib mengejutkannya. Rupanya pesan wechat dari Long yu tian.

"Yaoyao, plesae take care of me," pesan itu disertai emoji memelas. Setelah membaca pesan itu Duan yu yao segera kembali ke villa dengan tergesa-gesa.

Sampai di villa dia segera naik ke kamar Long yu tian dengan membawa makan siang untuknya. Karena masih demam, Duan yu yao menyiapkan bubur dan sup ayam ginseng.

"Yaoyao, aku tidak mau bubur lagi. Aku mau sup," Long yu tian mengeluh saat melihat Duan yu yao membawakannya bubur lagi.

"Baiklah, aku sudah menyiapkan sup ayam ginseng favoritmu. Makanlah dengan buburnya," Duan yu yao menyuapinya bergantian antara bubur dan sup ayam.

"Yaoyao, bisakah sore nanti kalian pindah?" Long yu tian duduk menyandar di sofa di sudut jendela kamarnya, setelah menghabiskan makan siangnya. Dia bosan berbaring di atas tempat tidur dari pagi tadi.

"Sepertinya begitu. Paviliun sudah siap. Namun aku masih belum berkemas," Duan yu yao merapikan walk in closet yang nampak berantakan.

"Kalau begitu, sore nanti biar Zhang mengantarmu pulang. Dia bisa membantumu berkemas," Long yu tian meraih laptopnya.

"Oke. Tian'er di sini ada banyak kotak-kotak yang belum dibuka. Apakah harus kubuka dulu?" Duan yu yao memandang kotak-kotak yang berantakan di salah satu sudut walk in closet itu.

"Buka saja, itu hadiah-hadiah yang belum sempat kubuka," Long yu tian masih berkutat dengan laptop dan dokumen-dokumen di pangkuannya.

Duan yu yao membuka kotak-kotak itu. Sebagian besar isi kotak itu adalah dasi, manset, arloji. Ada juga kemeja, sepatu maupun sweater. Duan yu yao mengaturnya dengan rapi dalam walk in closet.

Mereka berdua sibuk dengan pekerjaan masing-masing sampai sore. Setelah selesai dengan pekerjaannya Duan yu yao kembali ke apartemennya dengan diantar Zhang.

Untunglah Cindy sudah mengemasi barang-barang mereka. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk memindahkan barang-barang mereka.

Dengan bantuan Zhang, mereka pun pindah ke villa sore itu juga. Karena tidak membutuhkan perabot yang besar, mereka hanya memindahkan barang-barang seperlunya saja.

Itu memudahkan pekerjaan mereka. Dalam waktu dua jam mereka selesai mengangkut semua barang ke paviliun timur.

================================