Chereads / Life Begin 40th / Chapter 9 - BAB 7

Chapter 9 - BAB 7

Good salary

Sepulangnya dari kantor Minzhu grup, Duan yu yao mengecek saldo tabungannya. Itu sudah bertambah sesuai jumlah gaji yang ditulisnya di kontrak kerja dan juga sejumlah besar untuk bonus dan lemburnya. 

Duan yu yao merasa lega dan senang, gajinya cukup untuk biaya hidupnya juga masih ada sisa untuk dia tabung.

Dia memang mengisi kolom gaji itu tanpa mengetahui standar gaji asisten rumah tangga. Dia hanya menyesuaikan dengan biaya hidupnya untuk membayar sewa rumah, biaya sekolah, biaya hidup sehari-hari, mengirim untuk putranya yang tinggal dengan mertuanya dan juga  untuk tabungan. Jumlahnya cukup besar.

Meski dia tahu jumlah itu mungkin tidak ada artinya bagi Long yu tian, namun dia sempat ragu. Dia toh hanya asisten rumah tangga.

Tapi mengingat pekerjaannya yang cukup menyebalkan Duan yu yao merasa jumlah itu layak baginya.

Malam harinya Duan yu yao menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan putrinya, Cindy luo. Semenjak dia bekerja, mereka memang jarang menghabiskan waktu bersama.

Sementara sang ibu sibuk bekerja kadang sampai larut malam, Cindy sibuk mempersiapkan diri untuk ujian akhir sekolahnya.

Meski begitu mereka masih berkomunikasi dengan baik. Bahkan Duan yu yao hampir setiap hari mengantarkan makan siang untuk putrinya di sekolah.

Malam ini mereka berdua asyik ngobrol di tengah makan malam yang disiapkan Duan yu yao. Dia sengaja memasak hidangan favorit putrinya. Seperti sup krim jagung, baozi dan baby buncis siram saus tiram dan daging sapi cincang.

Untuk penutup dia menyiapkan puding coklat saus jeruk. Dan dia pun tak lupa menyiapkan salad buah juga. Mereka berdua memang menghindari makanan yang telalu berlemak.

"Mom, bagaimana dengan gajinya? Cukup baguskah Mom?" Cindy memulai percakapan dan mulai menyantap sup jagungnya.

"Iya, itu sungguh gaji yang bagus honey," Duan yu yao lebih memilih mulai menyantap salad buahnya.

"Oh ya? Bagus kalau begitu Mom. Meski bos mom agak menyebalkan," Cindy terkekeh teringat keluhan ibunya tentang Long yu Tian.

"Mom aku lupa memberitahumu, kemarin pemilik apartemen  datang. Dia bilang tidak akan menyewakan apartemen ini lagi. Kita diminta pindah secepat mungkin," Cindy tiba-tiba teringat kedatangan nyonya Guo pemilik apartemen yang mereka sewa.

"Aiyo, kalau begitu mom harus segera mencari tempat baru. Ny Guo memberi waktu sampai kapan honey?" Duan yu yao merasa lesu mendengar mereka harus segera keluar dari rumah ini. Dia mengaduk saladnya tanpa selera.

"Sampai kita dapat tempat baru Mom. Ny Guo mengatakan rumah ini hendak dipakai putranya, selain itu uang sewa yang sudah mom bayarkan juga akan dikembalikan," Cindy menatap ibunya sambil menggigit baozi isi dagingnya.

"Syukurlah, kita masih punya banyak waktu. Mom memang membutuhkan uang itu honey untuk menyewa tempat baru," Duan yu yao kembali berselera untuk menghabiskan makan malamnya.

================================

How about living here?

Hari-hari selanjutnya, selain sibuk dengan pekerjaannya, Duan yu yao juga sibuk mencari tempat tinggal baru.

Dia bahkan bertanya pada Ibu Han, mungkin ada apartemen yang disewakan di lingkungannya. Namun sampai saat ini belum ada yang cocok.

Long yu tian juga memperhatikan kegelisahan Duan yu yao. Dia mengira wanita itu sedang dalam masalah.

"Yaoyao, ada apa? Aku perhatikan, beberapa hari ini wajahmu murung terus? Apa kau punya masalah?" Long yu tian bertanya padanya dengan nada lembut. Saat itu Duan yu yao tengah membantunya berpakaian.

"Bisa dibilang begitu. Namun hanya masalah kecil," Duan yu yao menanggapinya dengan tenang sambil mengancingkan kemejanya.

"Apa itu? Mungkin aku bisa membantumu. Atau kau tak percaya aku mampu mengatasi banyak masalah?" Long yu tian menyentuh rambut Duan yu yao yang terurai.

"Baiklah aku katakan. Sewa apartemenku akan berakhir. Aku harus secepatnya mencari tempat baru," Duan yu yao menepis tangan pria itu. Long yu tian tersenyum, tidak keberatan dengan tindakan Duan yu yao.

"Apa kau kekurangan uang untuk sewa rumah?" Long yu tian duduk di tepi tempat tidur sambil mengenakan sepatunya.

Sementara Duan yu yao merapikan laptop dan beberapa dokumen yang berserakan di atas nakas.

"Bukan itu masalahnya. Aku mendapat uang kembalian sewa, karena sebenarnya sewanya masih tersisa satu tahun lagi. Hanya saja aku belum menemukan tempat yang cocok," Duan yu yao memberikan dokumen itu pada Long yu tian.

"Bagaimana dengan tinggal di sini?" Long yu tian menerima laptop dan dokumen darinya.

"Rasanya itu tidak akan berhasil. Aku tinggal bersama putriku, dan beberapa bulan sekali bayiku juga mengunjungiku. Aku khawatir akan mengganggu kenyamananmu." Dirapikannya jas Long yu tian, dan dibantunya pria itu mengenakan dasinya.

"Tidak juga. Coba pertimbangkan. Villa ini satu arah dengan sekolah putrimu bukan? Lagi pula kau bisa menempati paviliun timur. Pada awalnya aku juga memintamu tinggal di sini untuk mempermudah melayaniku," Long yu tian mencondongkan tubuhnya dan berbisik di telinga Duan yu yao.

"Baiklah, aku akan mempertimbangkannya. Sekarang ayo turun untuk sarapan," Duan yu yao mendorongnya dan mengajaknya turun ke ruang makan.

Setelah menemani sarapan dan mengantarkan Long yu tian sampai di pintu gerbang villa, Duan yu yao kembali bekerja. Setelah menyelesaikan pekerjaan rutinnya dia pun seperti biasa membantu Ibu Han menyiapkan makan siang.

Saat itulah smartphone-nya berkedip. Ada pesan wechat dari Long yu tian, "Aku makan siang di luar dengan klien."

"Oke," ketik Duan yu yao singkat.

"Pertimbangkan saranku tadi pagi. Kau bisa hemat uang dan waktu," pesan wechat Long yu tian masuk lagi.

"Oke," kembali Duan yu yao membalas dengan singkat.

"Hanya oke?  Yaoyao, aku akan menciummu nanti," pesan itu disertai emoji kesal dan marah.

"Terima kasih Tian'er. Kau sungguh tampan," kali ini disertai emoji penuh cinta.

"Kau membuatku semakin ingin menciummu," Long yu tian tersenyum-senyum sendiri sambil membalas pesan-pesan dari Duan yu yao.

Sementara Gu nian dan kliennya hanya terbengong-bengong menatapnya. CEO yang selalu serius dan berwibawa itu sekarang tengah cengar-cengir sendirian.

"Dasar bocah nakal, bau, mesum. Lihat saja besok kucubit pipi chubbymu itu," kini emoji geram yang disertakan Duan yu yao dalam pesannya.

Kembali Long yu tian tersenyum geli sendiri. Dia membayangkan ekspresi wanita itu saat ini.

"Tuan Long, bisakah kita teruskan?" Gu nian menegurnya dengan pelan.

"En, sampai mana tadi?" Long yu tian kembali bersikap serius seperti biasanya.

"Mengenai proyek east river side dan pengembangan pariwisata di Moon city, Tuan Long," Gu nian dengan sabar mengulangi kembali pembicaraan mereka.

Long yu tian menutup smartphone-nya dan meletakkannya di atas meja rapat. Selanjutnya dia dengan serius mendengarkan proposal dan analisis beberapa proyek yang sedang diincar Minzhu grup.

================================

Make a choice

Malam harinya, Duan yu yao dan Cindy mendiskusikan tawaran Long yu tian untuk tinggal di villanya. Mereka berdua mencoba untuk mempertimbangkan dengan baik sebelum mengambil keputusan.

"Mom, sepertinya tidak masalah untuk menerima tawaran itu. Kita bisa menghemat uang sewa rumah. Selain itu, Mom tidak perlu khawatir kalau harus meninggalkan Cindy sendirian tengah malam seperti waktu itu," Cindy merujuk pada saat Long yu tian mabuk berat di tengah malam.

Duan yu yao mengangguk setuju meski masih ada sedikit keraguan di benaknya. Ada satu hal yang tidak bisa dibicarakannya dengan Cindy.

Sebagai wanita yang sudah dewasa, Duan yu yao sebenarnya memahami niat Long yu tian. Namun selama ini dia mengabaikannya, karena masih dalam batasan normal.

Dia juga percaya dengan pengendalian diri mereka berdua. Long yu tian, meski kadang agak sembrono tapi tidak pernah benar-benar kurang ajar terhadapnya.

Namun jika mereka tinggal berdekatan sepanjang hari itu mungkin akan menimbulkan masalah. Lagi pula dia tidak ingin menjadi sasaran gosip di antara pelayan yang bekerja di villa Long yu tian.

Tapi di satu sisi, dia menyadari kondisi ekonominya yang belum stabil. Kedua buah hatinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan dia rela meninggalkan Luo cai cai, putra bungsunya yang baru berusia tiga tahun di bawah pengasuhan ibu mertuanya agar bisa bekerja.

Sekali lagi dia mepertimbangkan masalah ini. Cindy telah tumbuh menjadi gadis remaja. Dia tidak ingin terlibat skandal yang akan mempermalukan putrinya itu.

Dari awal pertemuannya dengan Long yu tian, dia menyadari apa tujuan pria itu. Namun Duan yu yao selalu membuang pikiran negatifnya itu. Toh Long yu tian jauh lebih muda darinya.

Mungkin rasa ketertarikannya pada Duan yu yao akan memudar seiring kebersamaan mereka. Sedikit demi sedikit pria itu akan menyadari perbedaan dan jarak di antara mereka. Duan yu yao yakin itu.

Setelah memikirkannya dengan matang, Duan yu yao memutuskan untuk menerima tawaran Long yu tian. Dia cukup percaya diri untuk tidak terlibat terlalu jauh dengan Long yu tian.

Karena itu dia pun mengirimkan pesan pada Long yu tian lewat wechat.

"Aku setuju untuk tinggal di villa. Terima kasih atas akomodasinya," chatnya disertai emoji tersenyum.

Duan yu yao tidak berharap Long yu tian segera membalas pesannya, mengingat ini sudah larut malam.

================================