Walk interview
"Morning Mom," sapa Cindy bergegas menuruni tangga dan mengecup pipi sang ibunda.
"Morning honey, sarapan dulu ya sebelum berangkat sekolah. Mom bersiap-siap untuk interview pagi ini." Duan yu yao melangkah ke dalam kamarnya setelah membalas kecupan sang putri.
"Oh, oke. Sudah ada panggilan untuk interview? Cepat sekali, baru kemarin kan Mom mengirim resume?" Cindy berteriak dari ruang makan sambil mengunyah sandwichnya.
"Semalam Mom dapat email dari HRD. Mungkin mereka sedang sangat membutuhkan. Jadi responnya cepat," Duan yu yao berteriak dari dalam kamarnya.
"Oke, semoga sukses interview-nya. Cindy berangkat sekolah dulu, bye bye Mom." Cindy beranjak setelah menghabiskan sarapannya.
"Bye honey, be carefully." Duan yu yao melambai dari celah pintu. Setelah itu dia pun termenung di depan lemari, bingung memilih pakaian untuk interview.
Dia khawatir pakaiannya tidak ada yang cocok untuk interview. Hampir semua pakaiannya bermodel sederhana tapi anggun dan elegan. Dia tidak memiliki pakaian bergaya formal.
Setelah beberapa menit, akhirnya dia pun memutuskan mengenakan celana berwana krem dan blouse putih berkerah, dilengkapi dengan ikat pinggang dan flat shoes.
Untuk make up dia hanya menerapkan nuansa natural dan tipis saja disertai dengan parfum beraroma sangat lembut. Sedangkan untuk rambutnya disanggul sederhana namun rapi. Sehingga secara keseluruhan dia terkesan rapi, bersih namun energik.
Puas dengan penampilannya, dia pun bergegas memanggil taksi online untuk mengantarkannya ke kantor Minzhu grup. Sebenarnya dia bisa mencapai tempat tersebut dengan kereta atau bus, tapi untuk interview ini dia tidak mau mengambil resiko terlambat.
Dua puluh menit kemudian, dia pun sampai di pelataran parkir Minzhu grup. Minzhu grup terletak di lokasi yang strategis dan merupakan pusat bisnis di Moon city.
Kantor ini meliputi bangunan yang luas dan tinggi, bisa dikatakan merupakan salah satu gedung pencakar langit kebanggaan Moon city bahkan juga termegah di negara ini.
Perlahan dia pun melangkah di pelataran parkir sambil memandang ke arah gedung tinggi tersebut. Entah karena terpesona pada gedung megah itu atau memang kurang konsentrasi dia tidak menyadari kehadiran sebuah mobil yang hendak parkir di situ.
Bunyi klakson mobil yang menyadarkannya, reflek dia pun minggir untuk memberi jalan mobil tersebut. Maybach terbaru itu pun meluncur pelan, dan berhenti di depannya.
Pintu belakang mobil terbuka, dan seorang pria keluar dari mobil tersebut. Sejenak Duan yu yao memperhatikan pria tersebut, sosoknya terlihat sempurna.
Dengan tinggi sekitar 180 cm lebih, dia terlihat proposional dan sempurna. Apalagi dengan setelan jas kasual dan sepatu mahal membuatnya eye chatcing. Singkat kata dia tampan, kaya, namun terlihat agak liar.
Ini bukan pertama kalinya dia melihat pria yang tampan dan mempesona. Dia jarang tertarik apalagi terpesona secara ekstrim pada seorang pria. Di usianya sekarang ini dan ditambah dengan fakta dia pernah memiliki suami yang juga tampan membuatnya acuh terhadap pria itu.
Apalagi dia terlihat jauh lebih muda darinya. Jadi Duan yu yao hanya sekilas menatapnya seperti dia melihat bocah kecil yang tampan dan menggemaskan.
Sosok itu pun melangkah dengan tenang dan berhenti di depan Duan yu yao.
"Apa yang anda pikirkan, sehingga anda berhenti di tempat parkir dan menghalangi mobil saya?"
Tanpa diduga pria itu berbicara padanya dengan nada yang terdengar sombong, tapi suaranya berat dan sexy.
"Maaf saya ...." Belum selesai dia menjawab pria itu berbicara lagi.
"It's okey ...." Pria itu pun melambai dengan santai.
Duan yu yao pun menghela napas lega. Meski begitu dia masih menatap pria itu.
Sejenak pria itu memperhatikan Duan yu yao, dengan menyipitkan mata pria itu meliriknya sekilas. Dia melihat sosok mungil di depannya. Biasa saja, tidak secantik bidadari, namun entah mengapa itu terlihat menarik.
Sosoknya terlihat mempesona meski berpakaian sederhana, tapi semua yang dikenakannya dari ujung rambut ke kaki itu terlihat pantas untuknya. Tidak ada yang lebih atau pun kurang. Dia tidak terlihat murah atau pun glamour, juga tidak terlihat menggoda, tapi juga tidak terlihat polos.
Sekejap tatapan mereka saling bertemu. Meski sekilas sepertinya mereka bisa menilai tatapan masing-masing.
Pria itu pun menggelengkan kepalanya kemudian melangkah kedalam gedung diikuti beberapa pria di belakangnya.
Sepeninggal pria itu Duan yu yao pun melanjutkan langkahnya untuk interview. Di email yang diterimanya semalam tercantum dia harus sudah berada di lokasi pukul 09.00, di ruang HRD lantai 7 gedung Minzhu grup. Dia harus menemui Tuan Huo qinhu untuk interview-nya.
Setelah bertanya pada security, dia pun menggunakan lift untuk menuju tempat tersebut. Ternyata ada beberapa pelamar yang sudah lebih dulu ada di sana. Mereka terlihat masih muda, rata-rata berumur awal 20-an.
Duan yu yao merasa agak kurang percaya diri, namun dia tidak mengindahkannya. Toh dalam iklan lowongan kerja tersebut tercantum batas umur sampai 45 tahun. Jadi dia masih memenuhi syarat kan?
Satu persatu para kandidat dipanggil untuk interview.
Beberapa dari mereka terlihat pesimis, namun ada juga yang penuh rasa percaya diri.
Akhirnya giliran Duan yu yao pun tiba. Perlahan dia mengetuk pintu ruangan interview itu.
"Masuk!" sebuah suara yang dalam dan tegas terdengar dari dalam ruangan tersebut.
"Selamat pagi Pak," sapanya kepada laki-laki yang duduk di kursi dalam ruangan tersebut.
"Silahkan duduk Nyonya ...." sapa laki-laki tersebut dengan ramah.
"Terimakasih Pak." dengan anggun dan tenang Duan yu yao menarik kursi dan kemudian duduk di depan pria tersebut.
Sambil membaca resume miliknya, Pria itu mengajukan beberapa pertanyaan formal, seperti pengalaman kerja, pendidikan dan usia. Setelah beberapa pertanyaan basa-basi, Pria itu pun mulai berbicara dengan lebih serius.
"Nyonya Duan, sejujurnya anda memiliki kualifikasi untuk pekerjaan ini namun kami hanya akan memilih 4 orang. Dan anda adalah kandidat dengan usia tertua, jadi saya agak khawatir anda mungkin kurang bisa beradaptasi dengan rekan -rekan kerja anda yang rata-rata lebih muda dari anda," Pria itu berbicara dengan hati-hati pada Duan yu yao.
"Meskipun sebenarnya tampilan anda terlihat sama dengan kandidat lainnya Nyonya Duan," sambungnya dengan nada bercanda.
"Saya mengerti Tuan Huo. Meskipun saya membutuhkan pekerjaan tapi saya bisa menerima keputusan anda." Dengan tenang Duan yu yao menanggapi perkataan Tuan Huo.
"Oke Nyonya Duan, saya akan menghubungi anda seandainya ada pekerjaan yang cocok untuk anda."
Meski hanya kata basa-basi penenang, itu cukup membuat Duan yu yao merasa nyaman.
Setelah interview berakhir Duan yu yao pun meninggalkan gedung tersebut. Meski gagal diterima dia merasa baik-baik saja. Dia memahami kesulitannya sendiri dalam mencari pekerjaan. Usianya sudah tidak muda lagi.
================================
I'm single but I'm happy
Di dalam ruangan kantor yang mewah itu, Long yu tian duduk dengan santai sambil mencermati beberapa dokumen.
Usianya baru 27 tahun, tapi dia sudah menjadi salah satu taipan yang paling dihormati sekaligus ditakuti di negeri ini. Dia dikenal dengan sikapnya yang oportunis dalam berbisnis.
Berbisnis dengannya bisa berarti kejayaan atau malah kehancuran. Dia tidak pernah pandang bulu dengan pengkhianatan, kecurangan dan penipuan.
Hal yang sama berlaku juga dalam urusan wanita. Meski menjadi pria yang paling diimpikan di seantero negeri, tapi dia tidak pernah menunjukkan minatnya.
Baginya wanita layaknya pakaian atau perhiasan yang bisa dipadu padan juga bisa diganti sesuai selera dan kebutuhan. Karena itu sampai saat ini dia tetap melajang.
Tak pernah ada wanita yang benar-benar menjadi kekasihnya. Namun itu bukan masalah bagi Long yu tian. Dia menikmati kesendiriannya.
Wanita menurutnya adalah makhluk yang paling merepotkan. Makhluk yang terkadang membuatnya iba, menjengkelkan dan terkadang menjijikkan.
Tak terhitung wanita yang ingin menjadi kekasihnya. Mereka melakukan berbagai macam cara hanya sekadar untuk menarik perhatiannya. Namun Long yu tian tidak tertarik dengan mereka.
Bukannya dia tidak normal atau menyimpang dalam orientasi seksualnya. Dia hanya tidak ingin terlibat kekacauan yang ditimbulkan oleh mereka. Dia telah melihat banyak hal yang tidak masuk akal karena ulah wanita.
Ayah dan kakaknya menjadi contoh nyata yang pernah dilihatnya. Mereka kehilangan keluarga, karir bahkan harga diri akibat dari perseteruan para wanita.
Dia tidak ingin mengalami nasib yang sama dengan ayah dan kakaknya karena terjerat wanita. Karena itu meski pun melajang dia tetap bahagia.
Toh karirnya mulus dan usahanya sukses. Dia tampan sekaligus bergelimang harta. Dia dihargai, dihormati sekaligus ditakuti baik oleh lawan mau pun kawannya.
Namun hari ini Long yu tian kebingungan dengan dirinya sendiri. Sejak dari area parkir sampai di kantor mewahnya dia terganjal oleh sesuatu hal yang dia sendiri tak mengerti.
Sosok mungil itu mengusik hatinya. Dia tidak pernah merasakan seperti ini dengan wanita-wanita lainnya. Dia selalu ditatap dengan cinta, kekaguman dan pemujaan dari kaum wanita.
Tapi hari ini dia ditatap dengan cara berbeda oleh seorang wanita.
Tidak ada jejak terpesona pada tatapannya, itu hanya tatapan penghargaan untuk barang bagus. Itulah yang dirasakan Long yu tian setiap mengingat cara wanita itu menatapnya.
Sebenarnya itu tidak akan menjadi gangguan seandainya wanita itu adalah wanita yang sesuai dengan standar kecantikan dunia. Wanita itu biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Itu fakta yang menjengkelkan bagi Long yu tian.
Wanita itu mengingatkannya pada sesosok yang tak terlupakan dalam hidupnya. Meski tak tertarik untuk menjalin ikatan dengan seorang wanita, bukan berarti dia tidak pernah memilik sosok wanita impian.
Ada sesosok wanita yang selalu tertambat dalam hatinya. Sayangnya dia sadar betul kalau wanita itu hanya bisa diangankan tanpa bisa dimiliki.
Hmppp ... dengusnya sambil melemparkan dokumen yang dipegangnya. Dia merasa geram karena wanita tadi membuatnya teringat sesuatu yang dia hindari untuk diingat.
Dia kesal karena enggan mengakui ada sosok yang membuatnya tidak bahagia. Bukankah "I'm single but I'm happy." Dia tidak akan merubah itu hanya karena wanita.
===============================