Chereads / Life Begin 40th / Chapter 2 - PROLOG

Chapter 2 - PROLOG

Duan Yu Yao sekali lagi membaca lowongan kerja di salah satu situs yang menarik perhatiannya. Itu adalah lowongan kerja sebagai cleaning service di sebuah perusahaan yang cukup ternama.

Sebenarnya lowongan tersebut tidak sesuai dengan standar pendidikannya. Namun, saat ini dia membutuhkan pekerjaan apa pun itu selama tidak melanggar prinsip moralnya dan pastinya dapat memberinya penghasilan yang memadai untuk membiayai kebutuhan hidup yang layak bagi dirinya dan dua buah hatinya.

Yah, sebagai single parent dia harus bertanggungjawab sendirian dalam urusan keluarganya. Apa lagi kedua buah hatinya masih membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk pendidikan dan masa depan mereka.

Meski begitu Duan Yu Yao tidak merasa pesimis dalam menjalani kehidupannya sepeninggal sang suami dua tahun lalu.

Dia menjalani kehidupan sebagai janda dengan tenang meski ada banyak hal yang tidak nyaman seperti saat dia masih memiliki pendamping hidup.

Memang ada banyak perbedaan setelah sang suami meninggal dunia, terutama masalah biaya hidup. Mendiang suaminya tidak banyak meninggalkan tabungan untuknya dan anak-anak mereka.

Hanya ada asuransi mendiang suaminya dan sedikit dana di tabungan mereka. Sedangkan usaha sang suami terpaksa diakuisisi oleh rekan bisnisnya untuk menutupi beberapa sisa hutang perbankan.

Belum lagi fakta dia tidak bekerja selama lima tahun terakhir. Dia melepaskan karirnya untuk progam kehamilan anak kedua mereka dan merawat sang suami. Itu sebabnya sekarang dia agak kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai mengingat usianya yang tidak muda lagi.

Setelah membaca dengan cermat, akhirnya dia memutuskan untuk mengirim resume via email untuk posisi cleaning service (Cs) sesuai dengan informasi yang tercantum di situs tersebut. Setelah itu, dia pun mulai browsing untuk mencari informasi tentang perusahaan di mana ia melamar pekerjaan tersebut.

"Hm, Minzhu grup ya ...," gumamnya pelan sambil menelusuri pencarian di Google.

Meski paham betul salah satu grup terbesar di kota ini, dia tidak ingin hanya mengandalkan ingatannya yang mungkin tidak bagus. Karena Minzhu grup setahunya sudah banyak mengalami perubahan dalam lima tahun terakhir. Semenjak CEO mereka meninggal dunia dalam kecelakaan mobil, lima tahun lalu.

Akhirnya dia pun mendapatkan informasi yang cukup akurat. Minzhu grup merupakan salah satu perusahaan yang memiliki banyak bidang usaha. Salah satunya adalah perhotelan dan pariwisata. Selain itu mereka juga bergerak di industri hiburan dan media.

"Mom melamar pekerjaan lagi?" Sebuah suara mengejutkannya. Ternyata putri sulungnya sudah pulang sekolah.

"Ya Honey, Mom harus cari pekerjaan lagi dan tidak bisa terus menganggur kan?" desahnya sambil merapikan laptop dan smartphone-nya.

"Ya, tapi tidak perlu tergesa-gesa dan mesti berhati-hati, nanti Mom dipecat lagi." Putrinya terkikik sambil duduk di sebelahnya.

"Pasti, kali ini Mom pilih pekerjaan yang sesuai dengan usia." Dengan senyum manis dia meyakinkan putrinya yang beranjak remaja. "Okey Honey, sekarang makan siang dulu ya."

Mereka berdua beranjak untuk makan siang bersama. Keduanya pun makan siang ditingkahi celoteh centil Cindy Luo, putrinya yang berusia 13 tahun. Gadis cantik itu berceloteh dengan riang menceritakan beberapa hal yang terjadi di sekolah.

Yah mereka berdua sangat dekat sebagai mom and daughter. Duan Yu Yao selalu bersedia untuk mendengarkan celotehan putrinya sedangkan Cindy Luo pun tak segan untuk menceritakan rahasianya.

Dengan begitu mereka lebih terlihat sebagai kakak beradik. Apa lagi fisik Duan Yu Yao memang masih terlihat bagus meski sudah melahirkan dua kali.

Bahkan Cindy lebih tinggi dan semampai dibandingkan dengan sang ibunda yang berperawakan mungil. Duan Yu Yao memang cukup pandai dalam menjaga kebugaran tubuh dan kecantikannya. Meski sudah berumur 37 tahun dia masih terlihat seperti pertengahan 20-an.

Padahal dia bukan tipe sosialita yang rajin keluar masuk salon untuk perawatan. Dia hanya rajin merawat tubuh dan kecantikannya dengan berolahraga dan dengan resep tradisional.

"Mom melamar pekerjaan di mana?" tiba-tiba Cindy Luo bertanya di sela-sela celotehnya.

"Minzhu grup, bagian cleaning service. Mom rasa itu cocok." Sahut Duan Yu Yao dengan santai.

"Yakin? Mom kan pernah bekerja sebagai PR?" Cindy Luo mengerutkan kening heran dengan pilihan ibunya.

"Iya Mom memang pernah bekerja sebagai PR, tapi Cindy juga tahu kalau ijazahnya hilang sewaktu kita pindah rumah dua tahun lalu." Dengan menghela napas Duan yu yao meletakkan sumpitnya. "Lagi pula Mom belum sempat untuk mengurus masalah serifikat dan berkas yang hilang, jadi Mom hanya bisa mencari pekerjaan sesuai berkas yang ada. Apa kamu keberatan?" sambungnya dengan ekspresi khawatir.

"Hmmm .... Tidak. Justru Cindy khawatir Mom tidak bisa menyesuaikan diri. Itu pekerjaan yang melelahkan." Ada kekhawatiran dalam nada bicara gadis itu.

"Sepertinya tidak, bukankah Mom selalu bekerja sendiri di rumah? Mom pikir pekerjaannya hampir mirip dengan bersih-bersih di rumah?" Duan Yu Yao membantah ucapan putrinya itu dengan percaya diri.

"Iya. Tapi tetap berbeda, di rumah kan bebas Mom, tapi it's okey kalau Mom sudah memutuskan. Jangan terlalu keras apalagi sampai tidak punya waktu untuk Cindy dan Cai cai, kita masih punya tabungan kan?" Cindy tersenyum meski masih ada sedikit kekhawatiran tersirat di wajah mungilnya.

"Ya Honey, jangan khawatir! Mom pasti bisa membagi waktu." Dengan lembut Duan Yu Yao menepuk lengan putrinya untuk meyakinkannya.

Kemudian setelah selesai makan siang mereka pun berbagi tugas. Duan Yu Yao mencuci piring dan Cindy membersihkan meja.

Hari-hari seperti inilah yang dilalui mereka berdua sepeninggal suami dan ayah tercinta. Berbagi cerita dan beban bersama.

Seiring waktu Duan Yu Yao mampu mengatasi kesepian dan keterbatasan tanpa pasangan, sementara Cindy menjadi gadis yang lebih berpikiran luas tanpa kehilangan keceriaan masa remajanya.

Mereka berdua tidak pernah mengira semuanya akan berubah dengan hadirnya seseorang dalam kehidupan mereka. Yang semuanya diawali dengan upaya Duan Yu Yao mencari pekerjaan.