Chereads / Laboratory Doctor and Activist / Chapter 20 - Posesif

Chapter 20 - Posesif

Lagi-lagi perkataan Januar membuat Adri terdiam. Pikirannya seolah terbelah menjadi beberapa bagian sekarang.

Pertama, Adri tidak menyangka Januar akan menganggap hubungan mereka seserius itu.

Kedua, masalah Haikal. Benar Adri memang dekat dengan kakak tingkatnya yang sekarang masih berada di Jerman itu, dan memang Adri sudah lama mengagumi pria itu dari awal perkuliahan. Baru satu tahun inilah, Ia seolah berhasil move on dari Haikal.

Oh tidak, Adri bahkan tidak melakukan apa-apa, bagaimana itu bisa disebut move on?

"Dri?" tanya Januar menyadarkan Adri dari lamunannya.

Belum sempat Adri menjawab, seorang pelayan kantin mengantarkan pesanan mereka.

"Mau makan dulu atau kamu mau ngomong?" tanya Januar lagi.

Adri tampak berpikir, "Aku bicara dulu ya," pintanya yang kemudian dibalas anggukan dan senyum oleh Januar. Adri semakin salah tingkah, bisa-bisanya Januar bereaksi biasa saja setelah Ia melontarkan kalimat-kalimat seperti tadi? Pikir Adri.

"Jan, Aku bahkan gak nyangka kamu bakal menganggap kita lagi berkomitmen," ujarnya.

Januar tidak merespon, Ia menunggu Adri merampungkan kalimatnya.

"Tapi Aku ... setuju sama kamu. Kita harus serius,"

"Kedua, masalah Haikal. Iya Aku memang deket sama dia dan jujur aja ... Aku pernah mengagumi dia lama, dari awal perkuliahan,"

Ekspresi Januar berubah, datar.

"Tapi itu udah enggak, semenjak dia exchange ke Jerman."

"Intinya Jan, let's be serious, dan Aku, gak ada apa-apa sama Haikal sekarang," ujar Adri menegaskan.

Januar akhirnya bisa tersenyum, "Apa kamu merasa ... perasaan kamu ke Haikal hilang hanya karena dia gak ada? Dia lagi exchange? Aja?"

Adri menggeleng. Ia paham maksud Januar, "Enggak, Aku udah banyak mikir soal itu. Dan Aku menyimpulkan kalau ... Aku selama ini cuma berlebihan dalam mengagumi dia. Gak lebih dari itu, dan tentunya kan itu seolah dia hilang, perasaanku ilang. Tapi kan enggak, itu juga ngukur sejauh apa perasaanku buat dia,"

Januar mengangguk paham, "Oke. Makasih Dri, karena udah terbuka sama Aku. Aku lega sekarang,"

Adri tersenyum tipis, "No problem,"

"Kalo gitu semua udah clear. Ayo makan," ujarnya sambil mulai mengaduk soto.

Begitupun dengan Adri, hingga satu hal melintas dipikirannya, "Aku baru tau loh Jan,"

"Tau apa?" tanyanya kemudian menyuapkan kuah soto.

"Kalau kamu tipe yang posesif,"

UHUKK!!

Januar tersedak kuah sotonya. Sementara itu Adri malah tersenyum puas karena berhasil menggoda pria dihadapannya itu. Ia kemudian memberikan beberapa tissue dan tumblr air mineralnya pada Januar.

"Dri ... ekhem ... Kamu ..." ujar Januar terpotong-potong oleh batuknya sendiri.

"Kenapa kenapa?" tanya Adri sambil masih tertawa meledek.

"Gak jadi ah, ngeri banget kalo nyindir,"

"Nyindir apanya? Aku bicara fakta, didepan orangnya langsung,"

"Iyaaa iyaa Adriana Gerrie iyaa,"

Keduanya kemudian larut dalam obrolan dan tawa yang semakin asik dan hangat.

****

Selesai makan siang, Adri segera bergegas menuju perpustakaan untuk menemui Jevan dan Theo sedangkan Januar seperti biasa kembali ke Sekbem untuk memantau progress oprec pengurus BEM.

Tidak butuh waktu lama bagi Adri untuk menemukan Jevan. Pria berkacamata tebal itu tengah duduk di bangku pojok kanan, Adri langsung saja menghampirinya.

"Jev!"

"Eh Dri, dah selesai urusan Lo?"

"Iya udah. Theo mana? Katanya udah otw dari setengah dua,"

"Gak tau deh, belum nyampe dia kali, macet didepan paling,"

"Iya kayaknya,"

Tak lama kemudian, Theo datang dengan tergesa-gesa. Benar dugaan Jevan, jalan depan kampus sedang macet. Mereka pun segera memulai pembahasan penelitian mereka.

Dimulai dari Theo, Ia menjelaskan kembali jadwal dan target capaian per minggu proyek mereka. Jevan kemudian melaporkan progress izin penggunaan laboratorium di SITH, dan Adri yang melaporkan progress pengadaan alat dan bahan penelitian.

"Lo ada kendala buat logistiknya gak? Atau semua dibeli online?" tanya Theo pada Adri.

"Mostly online sih, dikirim ke ruangan asdos Tekpang. Tapi ada dua item yang haeus beli offline, tokonya di Bogor. Weekend ini Gue beli sekalian balik,"

Theo dan Jevan mengangguk paham.

"Berarti udah clear ya Jev buat lab rekayasa SITH? Kita mau mulai trial minggu depan, karena ada beberapa sampel sama strain mikrob yang udah ada,"

"Yap, udah bisa kok. Kita dapet izin pake sampe enam bulan kedepan,"

"Okedeh. Jadi kegiatan kita udah mulai running senin depan ya guys. Lab tekpang kita uji coba rasio bahan baku dan fermentasi, di lab SITH kita ujicoba rekombinasi pertama. Target minggu depannya lagi udah selesai, udah ada data buat laporan ke Prof Ravi," jelas Theo.

Pertemuan mereka akhirnya ditutup setelah semuanya jelas. Adri kemudian pamit terlebih dahulu pada Jevan dan Theo karena Ia harus pergi ke suatu tempat, toko jam. Hampir saja Ia lupa.

Ponsel Adri kemudian bergetar tanda pesan masuk.

[WhatsApp]

(Darren Januar W)

bit.ly/PendaftatanBEMFT2020

Siapa tau kamu mau daftar, hehe.

Jangan lupa besok kita ada janji. Aku jemput kamu jam 9 ya

See you

Adri tersenyum membaca pesan dari Januar itu.

"Bisa-bisanya ngirim link oprec,"

(Adriana Gerrie)

Oke besok jam 9

See you too