Hari sabtu, seperti biasanya Adri menambah jam tidur paginya setelah salay subuh karena memang tidak ada kegiatan. Hmm sebenarnya ada sih, janji dengan Januar. Maksudnya tidak ada agenda formal.
"Lah mau kemana Yol?" tanya Adri begitu melihat Yola mendahuluinya menuruni tangga.
"Biasalah, HIMA mau studi banding ke Bekasi. Udah telat Gue, si Jeffrey udah ngamuk dari tadi," jawabnya sembari berlari menuruni tangga.
Adri menggelengkan kepalanya, "Bener kata Januar, kalo gak bisa diprioritasin, ya jadi gitu, semua hectic," ujarnya pelan.
Adri kemudian lanjut berjalan ke dapur untuk membuat sarapan. Rupanya Adam sudah disana terlebih dahulu.
"Sarapan Dri," ujar Adam.
Adri mengangguk, "Tumben, weekend biasanya tidur seharian," ujarnya. Adri kemudian menarik kursi yang berada di hadapan Adam.
"Mau balik Gue, keretanya pagi, jam 10,"
"Balik kemana? Jakarta atau Depok?"
"Jakarta,"
"Ooh. Gue juga balik nih hari ini,"
"Oh iya? Bareng aja yuk, udah lama gak jalan bareng,"
"Gak dulu Bang, Gue ada janji dulu. Kereta Gue juga sore jam lima "
"Janji ngapain?"
Adri tampak berpikir, haruskah Ia mengatakannya pada Adam?
"Temennya Januar launching coffee shop baru, Gue diajak,"
"Cieeeeeeeeee first date dong?"
"Dating apanya yaela,"
"Cieeee akhirnya ya Lo berdua bisa ngeluangin waktu,"
"Oh ya Januar kok gak keliatan sibuk ya dia?" ujar Adri mengalihkan topik. Ia menghindari diroasting oleh Adam sepagi ini.
"Kalem dia mah, tiba tiba kelar aja. Sekarang kan masih oprec, pemberkasan. Jadi dia belum keliatan aja sibuknya,"
"Oh gitu,"
"Jangan lupa, pelantikan BEM FT baru hari rabu. Open for public kok,"
"Rabu? Jam?" tanya Adri sedikit terkejut. Pasalnya, Rabu Ia ada agenda meeting dengan dosen dan tidak bisa dicancel. Beliau itu dosen dari Jepang, hanya setahun sekali datang ke Indonesia.
"Biasalah abis maghrib,"
Adri mengelus dada lega, "Oh kirain ada di jam kerja,"
"Wedehhh, udah pasti dateng nih,"
"Iya, udah janji Gue,"
*****
Seperti janjinya, Januar menjemput Adri sekitar jam 9. Adri yang sedari tadi menunggu di ruang televisi bersama Dirga dan Jihan segera pamit pada mereka.
"Eh, Gue balik dulu ya," ujarnya sembari menggendong tas ranselnya.
"Oh, udah dateng grab nya?" tanya Jihan.
Adri sontak tertawa mendengar pertanyaan Jihan, "Haha iya, udah di depan gang katanya," ujar Adri.
Jihan bingung, apa Ia salah bicara? Karena Ia tidak tahu siapa yang menjemput Adri itu, "Apa yang lucu sih Dri?"
"Dri, bilangin ke Januar, ganteng doang jemput cewe depan gang," ujar Dirga meledek.
"Haha biarin, Gue yang minta, biar dia gak usah repot-repot parkir lagi. Deket pula, ribet," ujar Adri.
"Lah si Januar? Anjir ya Lo Gue kira beneran grab," protes Jihan.
Adri hanya menggelengkan kepala melihat respon dari teman-teman kost nya itu. Akhirnya Ia benar-benar pamit dan keluar kost.
Dari gerbang kost, sudah terlihat sedan silver milik Januar persis di depan gang kost nya. Adri kemudian berjalan santai kesana.
Sesampainya didepan mobil, Adri mengetuk kaca pintu mobil depan Januar sebelum lanjut membukanya.
"On time banget," ujar Adri setelah menutup pintu.
Januar mengangkat alisnya bangga, "Kan kamu orangnya bosenan kalo nunggu," ujarnya lalu tersenyum. Rupanya Ia tidak lupa perkataan Adri saat makan siang kemarin.
"Good," komentarnya singkat.
Setelah itu, Januar kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Cuaca Bandung pagi itu sangat cerah, sama seperti ekspresi dua orang di dalam mobil itu yang sedari tadi sudah mengobrol panjang lebar.
"Jadi kamu aktris teater makanya pernah mau daftar di Senbud BEM?" tanya Januar setelah mereka membahas hal yang Adri tanyakan semalam.
"Iya, Aku aktif teater dari SMA,"
"Kamu SMA dimana?"
"Tebak coba," ujar Adri.
Januar tampak berpikir, "Smansa bogor?" tebaknya, karena sepengetahuannya itulah SMA terbaik di kota Bogor.
"No, Aku SMA di Bandung,"
"Hah? Kok di Bandung?"
"Iya, demi SMA aksel, Aku ke SMA 1,"
Januar masih terkejut dengan fakta itu, "Jadi kamu akselerasi? Tapi kamu udah 20 tahun juga sekarang?"
"Aku masuk SD pas 7 tahun, jadi anggap aja masuk aksel buat hemat umur, haha,"
"Haha, hemat umur dong,"
"Oh ya kamu berapa tahun sih Jan?"
Januar melirik Adri sekilas lalu tersenyum simpul, "Tebak coba,"
"25?"
"Yaa, gak setua itu juga sih,"
"Haha, gak gak, hmm ... 21 pasti kan?"
Januar menggeleng, "Salah,"
"I don't know but you, but I'm feeling 22," ujarnya sembari menyanyikan potongan lagu Taylor Swift berjudul 22.
"22? How can?"
"Sure, Aku SMA 4 tahun, SMA kejuruan Kimia, dan kamu tau gak dimana?" tanya Januar.
Adri tampak berpikir, "Jangan bilang di ... SMA Kimia Analisis Bogor?" tanyanya heboh.
Januar tiba-tiba tertawa, "Iya, bener, kita tuker kota pas SMA ternyata," ujarnya.
Adri menggelengkan kepalanya, "Bener-bener plot twist, baru tau Aku. Kamu tuh pinter ya berarti,"
"Pinter? Iya kali," ujar Januar sembari mengangkat bahunya, sedikit menyombongkan diri.
Adri mengangguk, "Yah, alumni SMK kamu itu termasuk kamu bersinar semua. Impressive," ujarnya.
"Maaf boleh diulang pas kata-kata 'impressive' nya gak?" tanya Januar usil, karena kata Bahasa Inggris itu cukup populer di twitter belakangan ini.
"Impressive. Ini american accent,"
"Impressive. Ini british accent," lanjutnya.
Januar tertawa pelan, "Udah mirip sama yang di twitter itu. Impressive," ujarnya sembari mengeluarkan gestur tangan dan mimik wajah.
Mereka terus mengobrol hal-hal random hingga tidak sadar sudah sampai di tempat tujuan, coffee shop milik teman Januar.
"Temen kamu ini masih kuliah?" tanya Adri begitu mereka berjalan beriringan kedalam coffee shop itu.
"Iya, mahasiswa bisnis, dari awalnya cuma tugas analisis sampe jadi nih coffee shop," ujar Januar sedikit bangga.
"Keren banget ya," puji Adri.
Begitu mereka masuk, seseorang menghampiri Januar, "Eh bro! Dateng juga Lo," ujarnya lalu tos ala-ala teman lama dengan Januar.
"Iya dong,"
Laki-laki itu kemudian melirik ke arah Adri, gadis itu hanya tersenyum seadanya.
"Wah ini sama siapa nih sekarang?" ujarnya sambil mengerling ke arah Januar.
"Oh, kenalin, ini Adri, mahasiswa Tekpang, ini Yudha temenku Dri," ujar Januar.
Adri dan Yudha kemudian bersalaman, "Yudha, salam kenal. Januar gak romantis banget ya, masa dikenalinnya jadi mahasiswa Tekpang," ujarnya sembari melirik Januar sinis. Januar hanya menghela nafasnya.
"Haha santai aja, emang bener faktanya gitu. Adri," ujarnya.
"Yaudah kalian pilih deh tempat duduk, mau minum apa nih? Free buat kalian,"
"Yang bener nih Yud? Sejak kapan Lo bisa ntraktir orang," sindir Januar.
"Sembarangan Lo, ya bisa lah. Yaudah mau apa, Dri? Jan?" tanyanya sekali lagi.
Januar melirik Adri sekilas, Ia sepertinya menyerahkan urusan menu itu pada Januar, "Karena kita berdua coffee lovers, kita mau nyoba varian kopi khas coffee shop Lo deh,"
"Wow liat liat, match banget kan Lo berdua,"
Adri dan Januar hanya tersenyum.
"Oke, tunggu ya,"