Setelah cukup lama menyiapkan makanan, Mirae pun mandi kemudian membungkus semua barang yang akan dia bawa kerumah tetangga barunya itu. Bu Rina, wanita paruh baya itu mungkin akan sangat senang karena kedatangan tamu spesial seperti Mirae. Karena sebelumnya dia memang sengaja mengundang gadis itu untuk datang kerumahnya, Mirae adalah sosok yang sangat menarik dan mungkin bisa menjadi teman baru untuk anaknya.
"Heh apa yang kau bawa?"
Boby datang menghampiri Mirae yang tengah sibuk berdandan di hadapan cermin besar yang ada di sebuah ruangan dalam rumah itu. Dia menyisir rambut dsn juga memoles tipis make-up di wajahnya yang sudah cantik, bahkan bibir pink itu dia poles dengan lipstik berwarna merah yang membuat penampilannya semakin menarik hati. Tanpa sadar hantu tampan itu tersenyum kecil, Mirae memang begitu cantik hingga membuat matanya tidak bisa berpaling walau hanya sedetik.
"Aku tahu jika aku ini sangat cantik, tapi tolonglah kedipkan matamu sedikit saja. Kau bisa mati dua kali jika menatapku terus seperti itu."
Mirae menggoda hantu tampan itu, Boby pun langsung menggelengkan kepalanya karena sejak tadi tidak sadar jika dia terus saja menatap wajah cantik Mirae dengan penuh perasaan kagum. Bagaimana mungkin ada gadis secantik dirinya? namun sayang dia terlalu konyol dengan sikapnya yang seperti itu.
"Bagaimana rasanya mati dua kali? sepertinya itu menyenangkan. Ehh tapi ngomong-ngomong aku ingin ikut kerumah orang yang ingin kau temui itu, tapi aku tidak yakin jika aku bisa keluar rumah ini. Karena sudah beberapa kali aku coba rasanya sulit sekali," ucap Boby dengan wajah murungnya.
Mirae menatap tajam ke arah sosok yang ada dihadapannya itu, "Kenapa kau tidak bisa keluar dari rumah ini? apa karena itu arwahmu gentayangan?"
"Aku sendiri juga tidak tahu, ketika aku hendak keluar sebuah penghalang mengahalangi jalanku. Aku sudah mencoba apakah ada jimat pengusir hantu atau semacamnya tapi tidak ada, jadi menurutmu bagaimana?" tanya Boby kepada gadis itu.
Mirae berjalan ke arah pintu keluar, dia memang tidak menemuka benda apapun disana. Jimat atau mungkin penghalang yang bisa membuat arwah seperti Boby tidak bisa keluar, Mirae juga melihat ke tubuh lelaki itu yang kemungkinan terdapat sebuah jimat yang mengikat arwahnya dirumah ini.
Auranya benar-benar tidak mirip dengan hantu-hantu yang sering aku temui sebelumnya, rasanya bangat sekali. Bahkan aku tidak yakin jika sosok bernama Boby ini adalah seorang hantu,dia memiliki aura yang sangat mirip dengan manusia. Astaga apa yang kau bicarakan Mirae!
Gadis itu cukup bingung dengan apa yang dirasakan dan dia lihat dengan penglihatan uniknya tentang Boby. Dia tidak bisa memastikan jenis seperti apa arwah tampan itu, jadi Mirae sangat berhati-hati karena takut mengalami hal buruk lagi yang pernah terjadi di dalam hidupnya.
"Aku tidak menemukan apapun di dalam tubuhmu, jadi sepertinya kau memang tidak bisa kemana-mana dan terikat dengan rumah ini Boby. Jadi diamlah disini dan jangan ikut denganku okay? lagi pula jadi hantu kau kepo sekali."
Mirae membawa tas kertas yang berisi makanan itu, dia pun berbalik meninggalkan Boby disana untuk pergi kerumah bu Rina. Mirae hanya berharap jika wanita itu akan senang menerima hadiah kecil darinya, walau pun mungkin tidak seenak yang bisa orang lain masak, setidaknya dua sudah berusaha dengan keras.
"Aku pamit ya bye!"
Boby hanya menatap kosong ketika gadis itu pergi meninggalkan rumah, dia benar-benar tidak bisa keluar dari penghalang yang ada di setiap rumah atau jendela. Entah siapa yang melakukan ini dia sendiri saja bingung, yang jelas benar-benar menghambat keinginannya untuk pergi ke dunia luar. Entah sejak kapan dan sampai kapan Boby berada dirumah ini, dia sendiri tidak tahu.
"Sejak kapan aku berada disini, rasanya menyebalkan sekali karena tidak bisa melakukan apapun diluar sana."
***
"Kevin, apa kau tahu? ibu tadi melihat tetangga baru kita yang ada dirumah kosong itu. Dia cantik sekali, ramah juga pada orang tua."
Lelaki bernama Kevin itu melirik ke arah ibunya sembari mengupil, "Hah siapa? aku tidak tertarik dengan wanita mana pun ibu."
Plakkk!
Sebuah pukulan mendarat di pundak lelaki tampan itu, "Heh kau ini mau jadi apa hah? setiap hari matamu melihat game terus, jodoh itu tidak akan datang dari game atau pun ponsel yang terus-menerus kau mainkan. Aishh benar-benar kau ini Kevin!"
"Bu, kenapa ibu terus saja membicarakan tentang wanita? lagi pula aku ini masih betah kok menjomblo, jadi ibu jangan bahasa-bahasa hal itu lagi okay?" ucap Kevin dengan santainya.
"Jomblo pantatmu soek! di umur yang sekarang ini kau harus sudah berumah tangga. Iya jika tidak carilah wanita yang bisa membuatmu bahagia Kevin, jangan pikirkan orang yang sudah meninggalkan dirimu itu! tidak berguna."
Seketika suasana terasa begitu akward, sang ibu membahas masalah yang telah lalu hingga membuat lelaki itu merasa tersindir walau hanya sedikit. Sebuah kisah cinta yang dulu sempat membuatnya begitu bersemangat dan juga membara, kini hanya tinggal kenangan karena sebuah pengkhianatan.
Tok tok tok
"Permisi !"
Sebuah ketukan pintu dengan teriakan seorang gadis membuat bu Rina dan juga Kevin mengalihkan pandangan mereka, wanita paruh baya itu pun berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang bertamu. Dan alangkah bahagianya dia ketika melihat gadis bernama Mirae itu datang kerumah, dengan penuh antusias bu Rina pun mempersilahkan Mirae untuk masuk. Dia tersenyum begitu manis hingga membuat gadis itu bingung sendiri.
"Bu Rina yang tadi kan? hehe..."
Gadis itu tersenyum manis sembari memberikan bingkisan yang sudah dia persiapkan terlebih dahulu dirumah, bu Rina pun menyambut nya dengan hangat.
"Kamu ini apa sih Mirae? padahal jangan repot-repot karena ibu yang ingin mengajak kamu makan disini. Ayo sini duduk! ibu kenalkan kau dengan anak ibu yang super pemalas itu," ucap bu Rina kenapa gadis cantik itu.
Mirae duduk di ruangan tamu sembari melihat seisi ruangan yang cukup leluasa itu, auranya memang sedikit mengerikan. Ditambah lagi dengan arwah-arwah yang berterbangan sembari menatap tajam ke arahnya, untung saja Mirae membawa beberapa kertas mantra yang selalu dia simpan di dalam saku celananya. Itu cukup berguna untuk mengusir para arwah yang jahat jika mereka ingin mengganggunya.
"Dasar hantu tidak tahu malu! tidak bisakah mereka pergi dan tidak muncul dihadapanku dalam situasi seperti ini? aishh heh kau anak kecil pergilah jangan menatapku dengan tajam seperti itu!" gumam Mirae kesal.
Gadis cantik yang bisa melihat makhluk tak kasat mata itu berusaha untuk menyingkirkan hantu anak kecil yang sejak tadi terus mengganggunya, iya tidak heran karena memang sejak dulu Mirae selalu saja didekati bahkan dibahayakan oleh sosok astral itu. Namun dilain sisi, bu Rina yang datang bersama Kevin dibuat heran dengan tingkah Mirae yang aneh itu, dia mengebas-ngebaskan tangannya seperti orang yang sedang mengusir sesuatu. Menyadari itu, Mirae pun berpura-pura sedang mengusir nyamuk.
"Huss husss!"
Mirae menatap ke arah bu Rina ketika wanita itu datang menghampirinya, "Ehh ibu, duh maaf ya heboh sendiri. Tadi ada nyamuk yang ganggu sampai ke muka saya!"
"Ehh iya Mirae maaf ya dirumah ibu memang kadang banyak nyamuk, oh iya terima kasih ya sudah mau mampir. Sini ibu kenalkan dengan putra ibu, namanya Kevin."
Bu Rina menarik Kevin yang pada awalnya bersembunyi di balik pintu, dan alangkah terkejutnya ketika dia melihat jika lelaki yang di anggap sebagai anak dari bu Rina adalah lelaki yang sempat berpapasan dengan Mirae malam itu, orang yang membawa pembalut gadis itu yang sempat jatuh ke tanah.
"Kau? cowok mesum itu kan?!"
Kevin membulatkan matanya, "Heh! rupanya si cewek aneh?!"