"Kau? cowok mesum itu kan?!"
Kevin membulatkan matanya, "Heh! rupanya si cewek aneh?!"
Kevin dan Mirae malah saling menatap satu sama lain dengan wajah kaget, mereka tidak akan pernah menyangka akan dipertemukan kembali seperti ini. Padahal jujur saja jika Mirae tidak pernah ingin bertemu lagi dengan lelaki yang sudah membuat dia benar-benar malu hingga ke ubun-ubun, namun iya takdir berkata lain. Keduanya dipertemukan dengan suasana yang akward.
"Kalian ini sudah saling mengenal?" tanya bu Rina.
Kevin menunjuk tepat ke arah wajah Mirae, "Iya aku mengenal gadis aneh ini bu! dia itu gadis aneh yang aku ceritakan kepada ibu waktu itu."
Bu Rina menatap ke arah Mirae perlahan, jadi ini gadis aneh yang sempat anaknya ceritakan waktu itu adalah Mirae? jujur jika tidak ada gadis ini mungkin bu Rina akan tertawa kencang. Terlebih ketika dia mengingat scene dimana sebuah pembalut tertinggal sampai dipegang oleh Kevin. Apakah seceroboh itu gadis cantik ini? benar-benar sangat lucu dan cocok dengan karakter anaknya. Akan tetapi bagaimana pun bu Rina sangat senang ketika Mirae berkunjung kerumahnya.
"Ibu tidak menyangka jika kalian sebelumnya pernah saling bertemu, namun iya kita mulai dari awal lagi saja. Mirae sayang, ini anak ibu namanya Kevin. Dia ini memang sedikit cerewet seperti perempuan, namun iya Kevin ini anaknya baik kok. Oh iya Kevin ini Mirae tetangga baru kita, kau jangan mengolok-olok dia seperti tadi ya!" ucap Bu Rina.
Mirae hanya tersenyum kecil sembari mencoba untuk melupakan kenangan buruk yang sempat terjadi diantara mereka, jujur saja ini sangat memalukan karena lelaki itu sudah berani menyentuh barang pribadinya. Akan tetapi demi menghormati bu Rina, Mirae harus menahan amarah dan rasa malunya.
Bu Rina mempersilahkan gadis itu untuk duduk dan menikmati jamuan yang dia berikan, beliau juga sangat senang dengan oleh-oleh kecil yang Mirae bawa ke rumahnya. Dari sana bu Rina tahu jika Mirae adalah seorang gadis yang sangat baik dan juga sopan, namun karena sebuah situasi mungkin dia jadi salah paham dengan anaknya Kevin.
"Heh gadis aneh! apa kau tidak takut tinggal di rumah menyeramkan itu sendirian? atau jangan-jangan kau memang salah satu bagian dari mereka?" tanya Kevin dengan mulut yang penuh kue.
Mirae tersenyum kecil sembari menahan amarahnya, "Tentu saja tidak, aku ini adalah seorang anak dari dukun. Jadi melihat hal mistis seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari, tidak ada rasa takut atau apapun."
"Oh begitu, pantas saja. Ibu kau lihat? dia ini anak seorang dukun jadi mungkin kita bisa meminta bantuan padanya!" ucap Kevin sembrono.
Plakkk
Bu Rina memukul lengan anaknya itu dengan sangat keras, "Huss! kau itu sembarangan sekali kalau bicara, maafkan Kevin ya Mirae."
"Iya tidak apa bu, oh iya ibu maaf ya Mirae tidak bisa memberikan apa-apa kecuali makanan itu. Tapi semoga saja masakanku cocok di lidah ibu," ucap gadis itu.
"Iya iya tidak apa, ibu juga berterima kasih karena kau sudah repot-repot membawa makanan. Padahal ibunya ingin kau mampir ke rumah dan mungkin bisa mengajak Kevin untuk bergabung denganmu, dia ini tidak ada pekerjaan sama sekali kecuali bermain handphone ataupun game," ucap bu Rina kepada gadis itu.
"Apa tidak apa-apa jika aku membawa Kevin ke dunia pernovelan? walaupun sebenarnya aku tidak terlalu membutuhkan seorang asisten. Tapi mungkin dalam beberapa hal dia bisa membantu, atau mungkin mau aku carikan sebuah pekerjaan untuknya?" tanya Mirae dengan tatapan tepat ke wajah Kevin.
Lelaki itu mengerutkan bibirnya, "Apa sih ibu ini, ibu lihat aku jadi ajak bergabung menulis novel. Bisa aku tebak jika genre yang kau tulis pasti itu horor, ih! aku benar-benar tidak ingin berurusan dengan hal seperti itu. Apalagi rumah yang kau tempati itu terkenal sangat angker, tidak habis pikir seorang gadis tinggal di sana."
Kevin terus saja menyinggung hal-hal mistis tentang rumah yang gadis itu tempatnya, hal ini membuat Mirae semakin penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi di rumah itu? apakah ada sangkut-pautnya dengan hantu bernama Boby? rasa penasarannya benar-benar bergejolak. Namun bagaimana caranya Mirae menggali informasi tersebut? mungkinkah dia bisa bekerja sama juga dengan Kevin?
"Heh Kevin! kau itu bicara sembarangan sekali, jangan menakut-nakuti Mirae seperti itu. Dia sudah katakan jika tidak ada apa-apa yang aneh di dalam rumah itu, kau saja yang memang penakut. Oh iya Mirae besok ibu akan meminta Kevin untuk datang ke rumahmu, aku juga berharap jika kau bisa memberikan lelaki malas ini pekerjaan. Sebenarnya ibu malu, karena mungkin kita baru bertemu dan ibu sudah meminta tolong padamu," ucap bu Rina.
Mirae tersenyum kecil, "Tidak ada ibu jangan sungkan, mungkin aku bisa memberikan Kevin sebuah pekerjaan yang cocok."
Karena sebelumnya Mirae sudah merencanakan sebuah hal tentang novel yang ditulis sekarang, lagi itu bisa sangat membantu untuk memberikan informasi yang mungkin penting. Jadi Tidak ada salahnya untuk memperkerjakan Kevin, walaupun tidak banyak uang yang nanti bisa diberikan lagi itu bisa sedikit yang belajar untuk tidak bermalas-malasan di rumah. Bu Rina jika seseorang yang sangat baik dan gadis itu tidak enak untuk menolak permintaannya.
Karena hari yang sudah semakin larut, Mirae pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Lagi pula tidak enak jika sampai berlama-lama di rumah seorang lelaki walaupun ada ibunya di sana, orang-orang bisa saja membicarakan buruk tentang Mirae.
"Halo! selamat datang kembali..."
Suara menggelegar Boby membuat Mirae terkejut bukan main, padahal dia baru saja sampai di rumah dan mengantuk, namun harus dikejutkan oleh hantu lelaki itu.
"Apa kau tidak bisa bicara pelan-pelan saja? kupingku sakit rasanya!" bentak Mirae kesal.
"Ah kau marah? maafkan aku, tapi sepertinya aku mulai merasa kehilangan karena kau pergi keluar ke rumah teman barumu itu. Jadi coba aku tanya, apakah mereka baik dan ramah padamu?" tanya Boby dengan wajah penasarannya.
"Iya mereka ramah terutama ibunya, walaupun mungkin lagi pernah memakai pin yang lain adalah anaknya itu cukup menyebalkan tidak apa. Aku senang memiliki tetangga dan juga teman baru, oh ya apa kau tahu? Kevin mengatakan jika rumah ini benar-benar angker dan menyeramkan. Apa kau memang selalu mengganggu orang-orang sekitar dengan penampakan mu?" tanya Mirae kepada hantu lelaki itu.
"Tidak, untuk apa aku menakut-nakuti manusia? lagipula bukankah kau sendiri tahu jika aku tidak bisa keluar rumah ini. Dan lagi, tidak ada orang lain yang berani masuk kecuali dirimu. Tapi jika diingat-ingat memang dulu sempat ada orang yang kemari namun aku sudah lupa," ucap Boby.
"Wah aku baru tahu jika ada hantu yang bisa melupakan sesuatu, eh tapi kau tahu aku sangat penasaran dengan pembunuhan berantai yang terjadi di rumah ini. Jangan-jangan kau juga korban dari salah satu kejadian itu, bisa saja kan?" tanya Mirae.
Boby menggelengkan kepalanya, "Entahlah, aku sendiri tidak pernah mengingat ataupun mengetahui hal itu. Aku hanya ingin pergi dan tenang di sana, kau lihat jika aku masih terus terjebak di rumah ini tanpa sebab. Apakah kau bisa membantuku Mirae?"
Mirae menatap dengan serius, "Membantu apa?"
"Membantuku untuk bisa keluar dari rumah ini dan pergi dengan tenang..."