"Hahaha... iya semua ayah mungkin akan bersikap seperti itu ketika putrinya melakukan begitu banyak kesalahan. Dan kau adalah type orang yang seperti itu bukan?"
Plakkk!
Sebuah tamparan mendarat diwajah hantu tampan itu, Mirae melongo bukan main. Awalnya dia hanya iseng namun ternyata tangannya benar-benar bisa menyentuh Boby. Bukankah dia itu hantu? namun bagaimana bisa disentuh?!
Boby sendiri juga merasa kaget, karena yang dia tahu jika hantu dan manusia tidak bisa saling bersentuhan. Namun kenapa hal ini bisa terjadi padanya?!
"Mirae, bagaimana mungkin kau bisa menyentuhku?!"
Mirae sendiri malah terdiam kaku disana, dia masih tidak percaya jika hantu tampan yang ada dihadapannya itu bisa disentuh secara langsung. Bukankah untuk bisa melakukan hal itu dia perlu berguru dengan ilmu yang lebih dari yang dia bisa sekarang? karena itu yang di ucapkan oleh sang ayah padanya. Manusia dan hantu memang bisa saling bersentuhan, namun membutuhkan beberapa latihan ilmu yang harus dijalani. Akan tetapi dalam situasi seperti ini, bagaimana Mirae menjelaskannya? dia belum pernah melakukan latihan khusus apapun agar bisa menyentuh hantu tak kasat mata itu.
"Apa kau benar-benar seorang hantu? bagaimana mungkin aku bisa menyentuhmu dengan begitu mudah Boby?" tanya Mirae dengan lengan yang mencoba untuk menyentuh kembali sosok dihadapannya.
Karena merasa begitu penasaran, Boby pun langsung ikut mengangkat lengannya kemudian menyentuh lengan Mirae. Dia sedikit bergetar karena merasa begitu aneh, ketika keduanya saling bersentuhan seperti itu. Sebuah cahaya yang cukup terang muncul dalam waktu beberapa detik, pancaran panas pun terasa cukup menyengat hingga Mirae refleks melepaskannya. Dia kembali terheran-heran tentang siapa sebenarnya sosok dihadapannya itu?! semua ini bagaimana sebuah misteri yang sangat ingin dia pecahkan.
"Boby... sebenarnya kau ini apa?" tanya Mirae dengan tatapan bingungnya.
Sosok lelaki itu menggelengkan kepalanya, "Entahlah, aku semakin bingung dengan jati diriku yang sebenarnya. Mirae, tolong bantu aku mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku. Kau itu kan anak dari seorang dukun, jadi aku yakin jika kau pasti akan bisa untuk membantuku."
"Aku bahkan tidak yakin jika ayahku akan bisa menolong, karena aku sendiri bingung dengan hal yang sedang aku alami sekarang. Boby, sepertinya aku harus kembali ke kamarku sekarang, masih begitu banyak tugas yang harus aku selesaikan."
Boby merasa jika gadis cantik itu tengah mencoba untuk menghindarinya, dia sadar mungkin jika permintaan yang dia ajukan cukup sulit terutama bagi Mirae. Namun harus bagaimana lagi karena Boby merasa hanya gadis itulah satu-satunya orang yang bisa membantu dirinya sekarang. Boby ingin lepas dari takdir aneh yang sedang dia jalani sekarang, dia sudah dinyatakan mati namun tidak bisa kembali dengan tenang. Apa yang sudah terjadi sebenarnya? dia sendiri tidak mengerti.
"Mungkin, hanya sepotong ingatan itu yang bisa membantuku. Lelaki yang dulu meletakan sebuah benda asing dirumah ini sampai aku benar-benar tidak bisa pergi kemana pun. Apakah dia ada sangkut pautnya dengan kematian ku? iya seperti yang dikatakan oleh Mirae? jika dirumah ini pernah terjadi sebuah pembunuhan berantai yang benar-benar sangat mengerikan."
Boby bergumam pada dirinya sendiri, kini dia benar-benar sedang memikirkan sebuah ingatan kecil tentang seorang lelaki yang membawanya sampai kerumah ini. Dia juga membawa benda aneh mirip kendi kecil, namun dimana sekarang Boby sendiri tidak ingat. Dia merasa jika hal itu ada sangkut pautnya dengan takdir aneh yang sedang dia jalani sekarang. Tanpa berfikir panjang lagi, Boby pun memutuskan untuk mencari dimana benda itu berada sekarang. Dia akan berkeliling rumah ini.
Namun ditempat lain, Mirae sedang duduk di depan meja kerjanya, dia juga sedang mengirimkan beberapa pertanyaan kepada sang ayah melalui pesan singkat. Sekarang Mirae hanya tinggal menunggu balasan sembari melanjutkan novel yang masih belum cukup bab itu, walau pun pirkiannya sedang tidak baik-baik saja dia berusaha untuk fokus.
Tring!!
Sebuah pesan masuk membuat gadis itu langsung menatap layar ponselnya, sebuah pesan yang sangat dia tunggu-tunggu pun akhirnya datang juga. Balasan dari sang ayah.
'KAU SEDANG MAIN-MAIN DENGAN AYAHMU MIRAE? TIDAK ADA HANTU YANG BISA DISENTUH SEMUDAH ITU? LAGI PULA APA YANG SEDANG KAU TANYAKAN PADA AYAHMU YANG TAMPAN INI?'
Gadis cantik itu menghela nafas panjang, bukannya mendapat jawaban Mirae malah mendapatkan pertanyaan lagi dari sang ayah yang dia sendiri tidak tahu jawabannya.
"Ayah aku tidak tahu, oleh karena itu aku bicara padamu!" gumam gadis itu sembari mengetikan jawabannya.
Belum sampai satu menit, sebuah telpon pun masuk. Karena merasa khawatir dengan sang anak, lelaki paruh baya itu berusaha untuk menanyakan secara langsung.
"Mirae, ada apa? kau mengalami hal yang aneh dirumah itu? jika iya maka ayah dan ibu akan datang sekarang juga kesana Mirae!" ucap lelaki paruh baya itu dalam telpon.
"Tidak perlu ayah, sekarang tolong jawab pertanyaan ku saja yang tadi. Ini adalah bahan untuk membuat novel," ucap Mirae kepada sang ayah.
"Begitu? hantu dan manusia memang tidak bisa saling menyentuh Mirae, itu adalah takdir yang harus bisa untuk diterima. Jika pun hal seperti itu bisa terjadi, mungkin hanya akan berlangsung beberapa detik saja. Satu hal yang harus kau tahu Mirae, ada dua kemungkinan jika mungkin kau bertemu dengan hantu seperti itu. Pertama, dia mungkin belum benar-benar mati atau sosok roh yang dapat menyerap energi manusia dengan tipu dayanya. Berhati-hatilah sayang, ayah mulai sangat khawatir padamu. Jauhi hal-hal yang bisa membuatmu dalam bahaya, ingat itu Mirae!" perintah sang ayah kepada putrinya.
"Iya iya! lagi pula siapa yang sedang mencari hal yang sangat berbahaya ayah? tidak ada. Aku hanya sedang mencari informasi tentang novel horor yang aku tulis, ayah ini selalu saja curiga padaku!" bentak Mirae kepada sang ayah.
"HEH KAU KADAL BUNTUNG! SELAMA INI KAU SELALU SAJA DALAM BAHAYA! SUDAH BERAPA ARWAH YANG MENCOBA UNTUK MENGAMBIL RAGAMU? JADI TETAPLAH BERHATI-HATI ATAU AKU AKAN MEMINTAMU UNTUK PULANG LAGI KEMARI....!"
Mirae dalam situasi yang tidak mengenakan sekarang, oleh karena itu dia akan langsung menutup panggilan telpon itu sekarang juga. Sangat berbahaya jika sampai sang ayah memintanya untuk kembali pulang kerumah mereka, Mirae sangat tidak ingin sampai terlalu di kekang lagi.
"Ayah aku sedang sibuk sekarang jadi aku tutup ya telponnya, sampai jumpa!" ucap Mirae kepada sang ayah.
Lelaki paruh baya yang sedang mengoceh itu pun langsung menghilang karena panggilan telponnya dia tutup, Mirae pun menghela nafas panjang sembari bangun dari tempatnya duduk itu. Dia hendak turun lagi ke bawah untuk mencari Boby, namun rupanya hantu tengil itu sudah berbaring disisi ranjang dengan tatapan yang sangat tajam.
"Halo anak ayah? sepertinya kau kena omel lagi ya kan Nona?" tanya Boby kepada gadis itu.
"Dasar setan tengil ! tidak bisakah kau bersikap biasa? kau membuatku sangat tidak nyaman. Kau pikir lucu muncul tiba-tiba seperti itu hah?" ucap Mirae kesal.
Hantu tengil itu pun bangun, "Dengar... aku menemukan sebuah benda dan aku ingin kau mengeceknya untukku. Bisakah?"
"Benda apa?" tanya Mirae.
"Benda yang aku rasa ada sangkut pautnya dengan diriku..."