Permasalahan yang terjadi antara Fildza dan Tito yang semakin hari semakin merenggang, pada akhirnya menemukan sebuah titik terang. Dimana secara tiba - tiba Tito hadir kembali setelah sebelum nya ia menghilang dari hadapan Fildza cukup lama. Perasaan Fildza campur aduk menjadi satu. Awalnya memang ia merasa terkejut karena kehadiran Tito yang begitu tiba - tiba, akan tetapi ia tidak mau menyia - nyiakan waktu nya untuk bertengkar ataupun berdebat dengan Tito dan memilih untuk menjelaskan secara detail permasalahan mereka segera mengakhiri kesalahpahaman yang selama ini terjadi di antara mereka berdua.
Cafe yang kami datangi terlihat sepi, awal mula nya aku masih terdiam sebelum akhirnya Tito hendak membuka pembicaraan, Aku pun dengan sigap nya langsung memotong pembicaraan nya dan mulai menceritakan kejadian pada malam itu yang membuat kami berdua menjadi saah paham. Setelah ku jelaskan panjang lebar, Tito hanya terdiam mendengar penjelasan ku dan ia hanya merespon dengan mengtakan
" Ya, Aku sudah mengetahui nya. "
Kata itu saja yang keluar dari mulut Tito seolah - olah ia sudah mengetahui sebelum aku menjelaskan semuanya pada dirinya. Aku sedikit terkejut dan hanya menanyakan satu hal padanya.
" Apakah kamu telah mengetahui semuanya? " Kata ku dengan penasaran.
Dan Tito kemudian menjawab bahwa ia sebenarnya sudah mengetahui segalanya dari Stevan. Sehari sebelum Tito menemui Fildza, Stevan menemuinya terlebih dahulu dan menjelaskan kronologis nya secara mendetail sebelum ia terbang ke luar negeri. Awalnya Tito sangat emosi sehingga ingin melemparkan pukulan nya kepada Stevan, namun ia masih bisa mengontrol emosi nya dan terus mendengarkan penjelasan dari Stevan. Setelah Tito mendengar segala nya, Tito merasa sangat bersalah kepada Fildza. Awal nya Tito sangat enggan menemui Fildza karena perasaan bersalah nya itu. namun, Tito ingin memperbaiki hubungan nya kembali bersama Fildza dan akhirnya ia menemui Fildza di kantornya untuk meminta maaf atas sikap nya yang terlalu kekanak - kanakan.
Mendengar penjelasan dari Tito, Fildza merasa lega. ia pun sedikit mulai memaafkan Stevan. Ternyata Stevan memiliki sisi baik juga menurut Fildza. Setelah menyelesaikan kesalahpahaman diantara mereka, Tito berinisiatif untuk mengajak Fildza pergi menonton di bioskop. Fildza pun menyetujuinya. mereka pun akhirnya menikmati waktu bersama yang sempat tertunda karena mereka sempat saling menjauh satu sama lain.
" Za, maaf kan aku sebelum nya karena tidak bersikap dewasa. " Kata Tito tiba - tiba saat mereka sedang berjalan menuju tempat menonton.
" Tidak masalah. aku juga minta maaf karena tidak bisa menemui mu lebih cepat dan menjelaskan semuanya. " Sahut Fildza sambil menggenggam tangan Tito.
" Aku sangat merindukan mu. " Ucap Tito pada Fildza.
" Ya, aku pun sangat merindukan mu. " Jawab Fildza.
Setelah menonton di bioskop mereka berdua memutuskan untuk pulang. seperti biasanya Tito mengantar Fildza sampai kerumah nya dengan selamat. Tak lupa ia pun memeluk erat Fildza dan mencium kening nya sebelum berpamitan. Malam itu terasa begitu indah bagi kedua sejoli itu. Fildza merasa sangat senang karena hubungan nya sekarang bersama Tito sudah baik - baik saja. Begitu pula dengan Tito.
Hari ini begitu sangat indah. Matahari menyinari bumi dengan sinar nya yang terang benderang. Udara pagi itu pun cukup sejuk untuk di hirup dan di nikmati. Cuaca akhir pekan yang sangat mendukung untuk Fildza pergi berkencan dan menghabiskan waktu bersama Tito. Fildza mulai beranjak dari tempat tidur nya, ia pun langsung memutar lagu di ponsel nya yang sudah ia sambungkan ke pengeras suara milik nya. Fildza mulai bersenandung mengikuti irama musik yang sedang di putar.
Fildza hendak bersiap untuk pergi dengan Tito, ia pun sibuk memilih pakaian yang akan ia kenakan nanti. sampai akhirnya ibunya datang membuka pintu kamar nya dan mematikan pengeras suaranya.
" Keributan apa yang kau lakukan pagi - pagi begini hah ?? " Kata ibunya dengan nada marah.
" Aku hanya sedang mendengarkan musik bu, ada apa sih pagi - pagi sudah mengomel? " Sahut Fildza sedikit kesal.
" Aku memanggil mu sedari tadi dan kamu tidak menjawab nya! terang saja ibu marah! " Tegas Ibu fildza
" Iya,, iya,, maaf. lain kali aku akan menggunakan earphone saja. " Jawab Fildza lagi
" Cepat keluar sarapan ! " Kata ibu nya lagi
" Ya,, aku keluar sekarang. " Sahut Fildza.
Fildza pun membereskan pakaian nya dan pergi keluar kamarnya untuk memakan sarapan nya yang sudah disiapkan oleh ibu nya. Seperti biasanya ayahnya Fildza hanya tersenyum melihat tingkah laku antara anak dan istrinya itu.
" Za, habis makan antar ibu ke toserba yang di seberang jalan sana ya. " Ajak ibu nya di sela - sela saat sedang makan.
" Tidak bisa, aku sudah ada janji bu. " Jawab Fildza.
" Hah, dengan siapa? apakah kau sedang berkencan dengan seseorang?? " Tanya ibu nya penasaran.
" Ya. " Jawab Fildza singkat.
" Ajak dia makan malam disini malam ini ya. ibu akan menyiapkan makanan spesial untuk nya. " ucap ibu nya dengan senang.
" Ibu,,, ayolah. tidak usah berlebihan begitu. lagi pula mungkin aku akan pulang larut malam ini. " Jawab Fildza lagi
" Baiklah, beritahu ibu siapa pria itu!. " Desak ibu nya lagi.
" Aku masih sama Tito kok bu. " Jawab Fildza dengan makanan yang penuh dimulut nya.
" Lho ibu kira beda lagi. karena ibu pikir kamu sudah putus karena ibu lihat akhir - akhir ini kamu terlihat murung. " Jelas ibu nya.
" Nak, ajak Tito makan malam disini. ayah juga ingin mengenal nya. " Kata Ayah nya tiba - tiba.
" Nanti aja lah yah, aku akan cari waktu yang tepat. " Jawab Fildza sedikit menolak permintaan ayah nya.
" Lho ada apa memang nya? apakah kamu belum yakin? " Tanya ayah nya lagi.
" Sebenarnya kami baru baru ini mengalami masa yang sulit dan kami baru kembali bersama lagi. saat aku yakin, aku pasti akan lebih mendekatkan Tito kepada kalian. " Jelas Fildza kepada orangtuanya.
" Baiklah ayah tidak akan memaksa. " Jawab ayah nya dengan bijak.
" Baiklah, ibu juga. " Sahut ibu nya.
Fildza segera menyelesaikan sarapan nya dan kemudian kembali bersiap - siap untuk pergi bersama Tito. Ibu Fildza pun akhirnya diantar oleh ayah nya pergi ke toserba yang berada di seberang jalan dekat rumah nya. hari sudah mulai siang, Tito pun akhirnya datang menjemput Fildza. Saat hendak pergi, Tito tidak jadi membawa Fildza untuk pergi nonton bioskop, melainkan ke salah satu tempat yang sangat di sukai oleh Fildza. yaitu pantai.
" Lho, kok kita masuk jalan tol ? memang jauh ya nonton nya to? " Tanya Fildza penasaran.
" Kita gak jadi nonton. " Jawab Tito sambil tersenyum
" Lho terus kita mau kemana ?? " Tanya Fildza lagi
" Rahasia,,,,, he he he. " Jawab Tito menggoda
" Ah, serius ih. kita mau kemana? " Tanya Fildza sedikit merengek.
" Sudah liat saja nanti. aku yakin kamu tidak akan kecewa. " Jawab Tito meyakinkan.
Setelah 4 jam perjalanan, nampak dari kejauhan terdengar suara desiran ombak yang menabrak batu karang. semakin dekat nampak pula pasir pasir yang berwarna kecoklatan dipinggiran laut. semakin mendekat agi terlihat pemandangan langit yang indah dan sebuah pantai yang sangat menakjubkan. Fildza terkagum - kagum melihat keindahan alam tersebut.
" Waah,,, cantiknya. " Ucap Fildza tiba - tiba
" Bagus yah, mau berhenti disini? " Tanya Tito.
" Ya, " Jawab Fildza sambil tersenyum ke arah Tito.
Tito pun kemudian memarkirkan mobil nya dekat pantai. Fildza langsung turun dari mobil dan bergegas lari ke dalam pantai. Fildza sangat menyukai pantai. sudah lama sekali ia tidak pernah pergi berlibur ke pantai karena kesibukan nya yang sangat padat. Fildza bagaikan anak kecl yang kegirangan. Tito hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Fildza.
Tito berjalan menyusul Fildza, Fildza berbalik dan menghampiri Tito dan kemudian memeluk Tito dengan erat sambil mengucapkan terimakasih. Tito pun menerimanya dengan senang hati.
" Harus nya kau memberitahu ku, jadi aku bisa mempersiapkan segala nya. " Kata Fildza setelah melepaskan pelukan nya.
" Bukan kejutan dong namanya kalau aku beri tahu lebih dulu. " Jawab Tito.
" Setidak nya aku bisa membawa pakaian renang ku. " Sahut Fildza
" Sudah lah tidak perlu baju renang, kita bersenang - senang sekarang. " ucap Tito sambil menarik tangan Fildza ke arah bibir pantai untuk bermain air.
" Kyaaaa,,,,, Titooo,,,, aku basah kuyup!. " Teriak Fildza.
" Ha ha ha,,, it's ok. kita bisa ganti nanti. " Jawab Tito sambil tertawa.
Mereka menikmati waktu berdua di pantai. hari semakin sore. mereka pun memutuskan menyudahi permainan nya di pantai dan berganti pakaian. Tito kebetulan membawa pakaian cadangan di mobil dan meminjamkan nya pada Fildza. Fildza pun kemudian berganti pakaian di toliet umum dekat pantai.
Fildza mengenakan sweater yang sedikit kebesaran dan celana pendek sedengkul milik Tito. Tito pun tersenyum melihat nya.
" Waah sangat menggemaskan. " Ucap Tito setelah melihat Fildza.
" Tidak adakah baju lain? " Tanya Fildza.
" No ! " Jawab Tito sambil menggelengkan kepala nya.
Fildza mendekati Tito dan berbisik ditelinga nya,
" Aku tidak mengenakan pakaian dalam, bisa kah kau mencarikan nya untuk ku? " Bisik Fildza di telinga Tito
Tito yang mendengar bisikan Fildza seketika wajah nya merah merona dan mulai tergagap - gagap berbicara.
" He he hei,, a a apa maksudmu? " Tanya Tito dengan gugup sambil mendorong Fildza menjauh dari nya
" Hei ! kamu mengajak ku kesini tanpa rencana kan. sekarang pakaian dalam ku basah. jika kau tetap memakai nya aku bisa flu, belum lagi nanti baju ku bisa basah lagi. jadi sekarang kita perlu cari pakaian dlam untuk ku. dan aku sudah mulai merasa kedinginan. " Jelas Fildza panjang lebar sambil mengomeli Tito.
" Baiklah, aku minta maaf. padahal aku hendak mengajak mu untuk melihat sunset. tapi pakaian dalam mu lebih penting, apa boleh buat. " Ucap Tito merasa bersalah.
" Apa kamu bilang? sunset??. apakah waktu nya sebentar lagi ?? " Tanya Fildza dengan serius.
" Ya, kamu lihat disna, matahari nya sudah mulai turun. Ayo masuk ke mobil kita cari toserba dekat sini yang menjual pakaian dalam. " Ajak Tito lagi.
" Oke, nanti saja cari nya. aku akan menikmati sunset ini terlebih dahulu. sayang kan kalau dilewatkan begitu saja. " Kata Fildza lagi
" Ah, kamu serius Za? kalau kamu sakit gimana ? " Tanya Tito lagi
" Tidak masalah. sudahlah kamu jangan banyak bicara sebaiknya kita menikmati pemandangan yang indah ini tanpa banyak bicara. " Kata Fildza lagi meyakinkan.
" Mmm, baiklah. " Jawab Tito sambil tersenyum.
Mereka menikmati indah nya sunset pada hari itu dengan perasaan yang sangat bahagia. melihat sunset menutup perjalanan liburan singkat nya yang telah mereka lakukan pada hari itu. Saat Matahari mulai terbenam dan hari semakin gelap, tiba - tiba Tito berkata hal yang membuat Fildza sedikit terkejut sekaligus tersipu malu.
" Mau kah kau pergi menginap bersama ku ? " Tanya Tito kepada Fildza
Mendengar pertanyaan Tito membuat jantung Fildza yang saat itu sedang tenang tiba - tiba terasa berpacu dengan cepat bagaikan roket yang melesat ke udara.